EMPAT PULUH DELAPAN

453 48 0
                                    

Jennie terlihat asik mengobrol dengan Wendy di ruang tengah dengan Irene disampingnya yang sedang menyender pada pundak Jennie. Sesekali Irene terdengar berdecak. Dia kesal karena kehadiran Wendy.

Apalagi Jennie terlihat senang saat Wendy memberikan sebuket bunga kesukaanya. Ck bahkan dirinya tak membawa bunga atau apapun itu.

"Hahaha kau benar Unnie". Tawa Jennie terdengar. Kembali Irene berdecak

Sekitar dua puluh menitan mereka menunggu,masakan malam matang  akhirnya mereka semua sudah duduk di kursi meja makan.

Jennie mengambilkan beberapa lauk untuk Irene. Setelahnya semuanya sibuk akan makanan masing-masing.

Karena malam semakin malam. Wendy memutuskan pulang. Dia juga tak enak disana ada Irene toh besoknya juga dia harus bekerja.

"Hati-hati Unnie,jangan mengebut Ne!". Wendy tersenyum mendengar teriakan Jennie. Dia berbalik dan melihat Jennie melambai,dibelakangnya ada Irene yang menemani Jennie mengantar dirinya kedepan.

Jennie terkekeh kala melihat Wendy mengacungkan jempol padanya. Setelah mobil mewah milik Wendy keluar,barulah Jennie berbalik dan memeluk Irene.

"Eh?".kaget Irene walau begitu dia tetap membalas pelukan Jennie.

"Bogoshipoyyo". Irene terkekeh mendengar suara Jennie. Lantas merasakan pelukan Jennie semakin mengerat. Sebenarnya Jennie sedari menahan untuk tak memeluk Irene,alasannya tak enak ada Wendy. Padahal mereka kan sudah resmi. Belum lagi dirinya yang merasa was-was,takut-takut Wendy kelepasan akan berbicara soal kepulangannya.

******

Hari ini Jennie sudah dikampus bersama Rose yang baru saja diantar oleh Lisa.

"Unnie,kau dibusan betah sekali disini sepi tak ada dirimu,kemarin kau tahu kita ke drom dan tak ada yang memasak nasi goreng kimchi seenakmu". Jennie terkekeh mendengar gadis yang sudah dianggap adiknya itu.

"Benarkah?". Rose mengangguk. Mereka berjalan sambil bercerita. Apa saja yang mereka lakukan saat tak ada Jennie. Dan masih banyak lagi. Hari ini hanya mereka berdua yang mempunyai jadwal. Berbeda dengan Irene,Seulgi dan Jiso mereka free hari ini.

"Baiklah Unnie,hati-hati menuju kelas Ne,kita berpisah dulu". Pamit Rose dan setelahnya berjalan lurus sedangkan Jennie mengambil jalan kekanan dimana itu adalah letak kelasnya.

Sepanjang perjalanan menuju kelasnya. Sesekali Jennie mendengar beberapa omongan-omongan yang mengatakan Suho dan Irene semakin dekat,mereka adalah pasangan cocok. Rasanya telinga Jennie sudah berdengung mendengarnya.

Sekitar pukul 15.47 Jennie menyelesaikan kelas hari ini. Belum lagi tugas-tugas yang menumpuk karena ketidakhadirannya beberapa hari lalu.

"Cheng pasti sudah pulang". Monolog Jennie saat sedang asik mengotak ngatik Handphonenya,sembari menunggu Irene yang akan menjemput.

Tin!Tin!

Jennie tersenyum saat melihat orang dibalik kursi pengemudi. Pesonanya tak tertandingi. Pantas saja dirinya suka. Dirinya bersyukur memiliki Irene.

"Mian,aku terlambat jalanan sedikit ramai tadi". Jennie menggangguk saja. Sebenarnya dirinya masih kesal soal tadi karena mendengar beberapa omongan yang menganggu mood nya. Tapi yasudahlah toh kebenarannya dia adalah pasangan asli Irene.

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang