TIGA PULUH SEMBILAN

553 52 7
                                    

Terhitung sudah sejak resminya hubungan Irene dan Jennie,yang mana saat itu mereka sepakat untuk menjalin sebuah hubungan layaknya seseorang yang saling mencintai.

Saat-saat itu pula mereka selalu dikerubungi oleh kebahagian,merasa bersyukur bisa seperti ini.

Seperti hari ini,Jennie bersemangat akan ke kantin karena Irene sudah di sana sedang menunggu dirinya. Dengan langkah yang sedikit terburu-buru karena Jennie tak ingin membuat Unnie tersayangnya menunggu lebih lama lagi.

Dari jarak yang semakin dekat,Jennie bisa lihat Irene sedang duduk di sudut kantin sendiri.

Tak usah tanyakan kemana para tetek bengek,seperti pasangan Absurd dan pasangan tom and Jerry itu.

Tapi saat beberapa langkah lagi Jennie harus berhenti,karena melihat seorang lelaki mendatangi Irene. Dia satu kelas dengan Irene Jennie tahu itu. Suho tampan orangnya,kaya pula. Tapi kenapa dia duduk bersama Irene bukannya masih banyak bangku kosong?

"Aku sedang menunggu seseorang"

Tepat setelah Irene mengatakan itu,orang yang di tunggunya datang.

"Sini duduk disampingku" Irene menyuruh Jennie duduk disamping kirinya karena Suho berada disamping kanan.

Sempat tercipta keheningan berselimut kecanggungan,akhirnya Irene memperkenalkan Jennie dan Suho. Tak tahu saja kalau Jennie sudah tahu. Tapi tidak untuk suho dia belum tahu Jennie siapa,karena Suho baru saja kembali lagi ke korea setelah beberapa hari izin.

Dalam hati Jennie mencibir karena perhatian Suho untuk Irene,memberikannya minum lah,memberikan tisu lah. Halah kekasihnya disini didepan kalian. Tadi sempat pindah duduk karena harus memesan makanan terlebih dahulu salah dirinya tak menyebutkan bahwa dirinyalah kekasih dari Irene.

Iren memaklumi sikap Jennie yang memandang Suho dengan tatapan tak suka,terlebih lagi dengan diam nya Jennie membuat dirinya semakin di cap dingin oleh Suho sendiri karena saat pertama kali bertemu pun suho sudah mengkalim bahwa dia adalah gadis yang dingin.

Rasanya Jennie sudah seperti nyamuk saja disini,Suho yang berusaha untuk terus mengajak Irene ngobrol dan Irene yang tak enak jika menolak. Sedangkan Jennie sendiri masih berusaha menghabiskan makanannya karena makanannya terasa sangat lama habis.

"Unnie kau membawa mobil tadi pagi?". Jennie bertanya karena tadi dirinya berangkat terpisah dengan Irene karena mata kuliah Irene lebih pagi ,sedangkan Jennie harus di antar karena kemarin sempat kambuh dan Taeyon meminta Kharis untuk mengantar Jennie.

"Bawa,Wae".

"Ah baiklah aku duluan Unnie,aku ada urusan maaf tak bisa pulang bersama". Ucap Jennie seraya memberikan selembar uang diatas meja dan berdiri lalu pergi begitu saja. Irene hanya melihat punggung Jennie yang semakin jauh tanpa ada niatan untuk mengejar,bukan karena tak peduli tetapi Suho?dia tak enak meninggalkannya.

Sekitar sepuluh menit setelah kepergian Jennie akhirnya Irene lepas dari manusia tampan seperti Suho. Segera dirinya ketempat parkir berharap bahwa Jennie masih disana. Sampai dimana dirinya melihat Jennie sedang dituntun oleh Kharis untuk memasuki mobil.

Dengan berlari karena jarak mobil dengan mobil Kharis lumayan ada berjarak. Berakhir dengan mobil Kharis yang meninggalkan Irene tanpa menunggu Irene yang sudah berlari. Dengan mengatur napas Irene segera berlari menuju mobilnya kembali.

Beberapa menit untuk sampai dimanssion Jennie Iren dengan terburu-buru memasuki manssion Kim setelah tadi pintu itu di bukakan oleh salah satu maid disana.

"Jennie?dimana dia?". Irene bertanya seraya mengatur napasnya yang terngah-engah. Maid yang sudah mengenal Irene pun memaklumi sikap Irene ini.

"Nona,non Jennie belum datang sebaiknya anda tunggu sebentar lagi". Belum sampai?Bukannya jika di ukur dari waktu keberangkatannya dengan mobil yang Jennie tumpangi itu duluan Jennie?tapi kenapa belum sampai.

Tetapi kendati begitu Irene mencoba tetap tenang meski hatinya gusar,karena merasa khawatir akan Jennie nya. Seharunya dia tak usah khawatir karena Jennie bersama Kharis yang notabennya adalah orang kepercayaan disini. Tetapi melihat Jennie yang di tuntun oleh Kharis tadi,membuat Iren berpikir macam-macam.

Sekitar dua puluh menitan barulah Irene bisa bernapas lega karena kekasihnya sudah didepan mata. Dengan mata melotot karena kaget. Kkk lucu sekali pacar ku ini. Itu adalah batinan Irene

"Kenapa kau disini?". Bertanya setelah dirinya duduk disamping Irene. Memasang wajah kesalnya.

Tanpa mengindahkan pertanyaan Jennie,Irene malah bertanya. " Kemana saja?aku mencarimu,kenapa baru sampai?". Iren menatap mata Jennie

Jennie masih kesal dengan Irene yang mengabaikan dirinya tadi saat dikantin. Dan alasan karena dirinya lebih lama sampai dimanssion ketimbang Irene,karena tadi Khariss membawa Jennie kerumah sakit untuk chek-up. Sekalian mengambil obatnya karena obatnya sudah mulai habis.

"Kenapa hanya diam hm?".Irene bertanya seraya memegang tangan Jennie yang sedikit hangat itu .

"Kau sakit?tanganmu hangat". Jennie menatap mata Iren. Jika sudah begini Jennie akan kembali jatuh akan keindahan yang Irene miliki,jika sudah melihat kasih sayang yang Irene berikan,kekhawatiran yang kentara Jennie merasa seperti dirinya yang dulu,Jennie yang merasa pantas. Walau sekarang rasa pantas itu terasa sangat kecil sekarang tetapi jika melihat Irene pikiran-pikiran negatif itu perlahan hilang. Tapi tidak dengan kondisinya,Jennie selalu sadar diri dia tak mau kejadian dulu terulang lagi. Itu sangat menyakitkan untuknya.

Jika ditanya seberapa besarnya keinginan kamu untuk bahagia? Kamu akan menjawab apa?Dengan lantang pasti sebagian manusia didunia ini menjawab dengan sebesar besarnya. Tetapi manusia lupa akan takdir yang sudah ditetapkan disetiap dirinya,lupa bahwa didunia ini tak ada yang abadi.

Rencana-rencana yang sudah disusun sebegitu matangnya harus pupus karena lupa akan perencana yang mutlak didunia ini.

Maka yang bisa Jennie  harapkan sekarang adalah dirinya bisa merasakan kasih dan cinta sebelum tubuhnya semakin rusak dan ditimbun oleh tanah.

"Aku tak apa,maaf karena meninggalkan mu. Unnie tadi memintaku kekantornya". Lagi Jennie berpikir ini belum saat nya Jennie memberitahu bahwa dirinya sedang tak baik-baik saja. Maka berbohong adalah alternatif setiap saat yang Jennie lakukan untuk membuat orang-orang yang menghawatirkan dirinya tak merasa cemas.

Irene mengangguk seraya membawa tubuh Jennie dalam dekapannya. Dia meminta maaf soal tadi di kantin,karena dirinya tahu Jennie pasti cemburu dan merasa kalo Jennie di abaikan.

"Hm gwhencana". Seperti inilah Iren selalu memberi kehangatan untuk Jennie. Dengan menghabiskan waktu bersama acara nonton film komedi pun terlaksana dengan air mata sebagai pelengkap dan sakit perut sebagai pemanis.







Sorry for typo!

Koreksi jika ada yang salah ya. Terimakasih hehe

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang