TIGA PULUH

752 67 6
                                    

Langit sudah mulai menjingga,tetapi dua orang peremuan enggan beranjak. Seolah tertarik oleh waktu keduanya hanya saling diam. Entah memang menikmati suasana pantai atau memang ada yang lain?

"Ekhmm". Salah satu dari mereka merasa kurang nyaman jika berlama-lama seperti ini.

"Tak usah di pikirkan,semuanya sudah terjadi. Maka biarlah berlalu,jangan terlalu stuk disana".
Ucapnya kembali terngiang kejadian beberapa tahun lalu.

Kejadian dulu,yang membuatnya jauh dari orang yang dia sayangi bahkan sudah menjadi cintanya. Tetapi sekeras apapun dia mencoba melawan kehendak. Maka kesulitan yang dia temukan. Apalagi saat orang yang dia ingin bersamanya pergi.

"Aku tau Unnie. Hanya saja rasanya sedikit sulit,aku tak pernah menyesal soal itu. Bahkan cenderung bahagia bisa bertemu denganmu lagi".

Direngkuhnya tubuh peremuan yang lebih muda darinya. Erat sangat erat seolah dia menyalurkan rasa sayang sekaligus memberikan kenyamanan.

"Sudah Jangan menangis Jen". Soal menangis jika ditanya apakah dia ingin menangis atau tidak jawabnnya sudah pasti. Hanya saja dia sedang menanhannya. Dia tak ingin menangis di depan orang yang dia sayangi.

Sedangkan Jennie sendiri. Entah kenapa selalu saja berakhir begini jika membahasa masa lalunya. Bukan,bukan soal dia masih merasa sakit hati hanya saja sisi emosionalnya kadang keluar.

Cukup lama mereka dalam posisi seperti ini. Tangisan Jennie pun sudah mulai reda.

"Unnie". Menggemaskan sekali pikirnya wajah khas sehabis menangis hidung memerah juga suaranya. Aishh ingin sekali dia menciumnya.

Sesaat setelahnya berpisah. Setelah tadi mengantarkan pulang Jennie kini dilihatnya bangunan megah disebrang sana.

Rasanya berat sekali jika mengingat masa lalunya. Jika saja dirinya lebih berjuang lagi mungkin dia masih terus bersama Jennie nya(?).

"Aku sudah beberapa kali melarangmu kenapa kau susah sekali di beritahu!".

"Mom,aku sudah bilang padamu jangan mengurusi ku. Dia yang aku inginkan tidak ada yang lain".

"Dasar keras kepala. Sudah ku bilang jauhi dia wendy. Aku tekan kan lagi Jauhi dia". Ucapnya penuh penekanan di kata terakhir.

Sedangkan orang yang tadi beradu argumen dengan sosok ibunya kini hanya diam tak menjawab. Terlalu malas mengurusi ibunya. Dirinya sudah lelah. Sungguh

"Dengar Mom kau terus saja menyuruhku menjauhinya tanpa kau beritahu alasannya".

Huh, helaan nafas begitu saja keluar dari mulutnya. Banyak kejadian saat dirinya terus beradu argumen dengan ibunya. Sampai seperti ini akhirnya.

Hii!!!

Apa kabar?Harus baik hehe✌️

Terimakasih yang masih setia sama cerita gak nyambung ini hihi.🖤

Pengen cepet2 d tamatin sebenrnya cuman belum ada inspirasi hehe.

Buat yang PTS ayo semangat!!
Buat yang udah kerja terus jauh dari orang tua tetep semangat yo!!!
Buat yang lagi kuliah semangatnya tambahin yo!!!

Oke sorry for typo

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang