LIMA PULUH

476 48 1
                                    

Tangannya bergerak mengelus bekas jahitan tepat didadanya. Menelusuri luka yang ditinggalkan dokter saat dirinya masih kecil. Meringis kecil saat membayangkan betapa tajamnya pisau operasi yang digunakan. Menatap diri pada pantulan cermin. Tertawa saat ingat bahwa luka itu mengingatkannya pada kelemahannya.

Tok..tok..

Dialihkannya tatapan pada pintu kamarnya.
"Siapa?"

"Mianhe nona,tapi nona Taeyon sudah menunggu dimeja makan". Ah salah satu maid nya ternyata.

"Ne aku akan kebawah sebentar lagi".

"Arraseo".

Segera dirinya memakai pakaian dengan benar. Tak ingin membuat kakanya menunggu lebih lama.

*****

"Mianhe Suho-shi,tapi sungguh aku benar-benar tak bisa". Ucap Irene. Kini keduanya sedang berbicara di kelas yang masih sepi sekali. Bahkan beruangnya Jios saja belum datang. Membicarakan yang belum selesai saat itu.

"Wae?aku masih tidak mengerti kenapa saat itu kau tiba-tiba saja pergi". Ucap Suho menatap Irene disebrangnya. Lalu ingatannya diputar kembali saat ia mengungkapkan perasaannya dimana saat itu Irene mengatakan yang tidak jelas. Lalu pergi,belum lagi tindakan Seulgi yang membuatnya bingung.

"Mian,aku tak bisa aku sudah mencintai orang lain". Ucap Irene. Dalam bicaranya dia tak mempunyai keraguan sedikitpun bahkan dirinya tersenyum saat mengingat wajah Jennie.

Jelas Suho terkejut,pasalnya setahunya Irene hanya dekat dengan Seulgi dan teman-teman yang biasa mengobrolnya dikantin. Dikelaspun Irene tak selalu berkomunikasi seperti Seulgi. Lalu siapa?Apa dia mencintai Seulgi?Jangan becanda dia sudah punya pasangan. Lalu siapa?Nona bermarga park?atau.

"Siapa?". Untuk memastikan bahwa satu nama yang terlintas diotaknya saat ini salah,maka suho perlu menanyakan langsung kan.

Sesaat Irene tersenyum sebelum menjawab.

"Jennie,Kim Jennie".

Suho mengehela napas karena presepsi nya benar. Dirinya kalah dengan seorang perempuan. Dalam benaknya mengapa Irene lebih memilih Jennie yang notabennya adalah sama sepertinya. Apa dirinya kurang keren?kurang kaya? Selama ini dirinya sudah dibohongi dengan kedekatan mereka. Seharusnya dirinya lebih peka terhadap sekitar dimana perhatian Irene selalu Jennie.

Tapi,setahunya Jennie adalah sahabat yang sudah dianggap adik oleh Irene. Ditambah lagi dengan status sahabat mereka Seulgi dengan Jiso yang berkencan. Sekali lagi Suho tidak peka akan itu,dirinya seakan terlalu fokus pada Irene sehingga tak memperdulikan sekitarnya. Bahkan saat Irene lebih menaruh perhatian pada Jennie. Dirinya pikir itu wajar karena kasih sayang Kakak dengan Adik. Nyatanya salah!!

Mengehela napas kasar yang kedua kalinya. Suho mencoba menenangkan jalan pikiran dengan hatinya yang sedang tak sinkron ini. Memberikan senyum terbaiknya lalu mengangguk

"Arraseo,tapi sungguh aku tak menyangka kau berkencan dengan Jennie". Iren hanya tersenyum mendengar penuturan Suho.

"Itu,itu terjadi begitu saja". Ucap Irene tersenyum malu. Ingatan saat dirinya pertama kali mengungkapkan isi hatinya dan dengan semangat jiwanya. Awalnya Jennie hanya memandang dirinya dengan diam lalu dengan polosnya dia berkata.

"Unnie kau tahu,sepertinya aku juga sama sepertimu soalnya aku suka senyum-senyum sendiri jika melihat Unnie. Lalu jantungku seolah akan keluar karena berdetak kencang hehe".

Suho tersenyum mendengar Irene. Baiklah tak apa dirinya belum mendapat rezeki mungkin. Sesaat terdiam hanya keheningan yang mereka rasakan,lalu beberapa menit setelahnya kelas mulai ramai. Beruang Seulgi pun sudah hadir.
S

edang menatapa sini pada Suho.

Ini bukan akhir

*****


"Sungguh Unnie aku juga tak tahu harus bagaimana". Ucap Rose. Jennie dibuat tersenyum saat mendengar keluh kesah sahabatnya. Kini keduanya sedang menunggu Irene dan Seulgi.

"Seharusnya kau lebih peka cheng". Ucap Jennie.

Jiso mengangguk membenarkan ucapan Jennie.
"Jendeuki benar,kau harus lebih peka. Dengar aku tahu kau tak akan buta untuk melihat segala perhatian yang lisa berikan bukan?". Rose terdiam mendengar ucapan Jiso. Benar selama ini dirinya tak buta atau tak menyangkal bahwa perhatian Lisa pada dirinya bisa disebut seperti orang yang sedang berkencan.

Tapi,Rose selalu menutup mata karena menurutnya itu wajar karena mereka adalah sepasang sahabat,apalagi mereka sudah lama bersahabatan. Tapi mengapa saat dirinya tahu Lisa sedang dekat dengan orang lain dirinya merasa tak suka?

"Kau tak suka saat lisa dekat dengan orang lain bukan?". Rose mengalihkan tatapannya pada Jennie seraya mengangguk memberi jawaban atas pertanyaan Jennie tadi.

"Itu artinya apa?". Kini Rose mengalihkan tatapannya pada Jiso. Saat gadis yang tertua itu bertanya.

"Wajar si kan kita sahabatan,Unnie". Jennie dan Jiso menggeleng lalu menghela napas bersamaan. Rose ini memang seperti ini. Sekali lagi Rose menyangkal rasa tak suka saat dirinya melihat lisa dengan orang lain. Menolak bahwa kata Cemburu mendeskripsikan perasaanya.

"Sudahlah,nanti juga kau akan mengerti. Tapi,jangan terlalu lama kau bisa menyesal nanti". Ucap Jiso. Lalu setelahnya mereka bertiga kembali berbincang melewatkan percakapan tadi. Walau sesekali pikiran Rose dibuat bercabang.

"Oh iya Unnie kapan tunanganmu akan di gelar?kenapa memberitahu dari sekarang kalau acaranya saja masih sangat lama". Tanya Rose memecah keheningan tadi. Jiso mendongkak menatap Rose.

"Ya tidak papa,tapi mungkin bulan depan". Ucap Jiso. Jennie mengalihkan tatapannya dari buku materinya ke Jiso. Menatap dengan terkejut

"Jinja?". Jiso mengangguk

"Itu tinggal beberapa minggu lagi,Unnie". Lagi Jiso mengangguk mendengar Rose.

"Wah aku tak sabar ingin melihat Beruang dengan Chiken memasangkan cincin". Lanjut Rose

"Yak!". Rose berteriak sesaat setelah dirinya selesai mengucapkan ucapannya. Jiso,Jennie tertawa karena muka Rose itu sangat memeable.

"Tidak sopan mengatakan itu". Sinis Seulgi yang sudah duduk di samping Jiso. Rose cemberut karena rasa perih di jidatnya karena kena jitakan Seulgi.

"Heleh kau kan memang beruang".

"Kau_

"Kau sudah makan?". Mendengar pertanyaan Jiso,Seulgi yang tadinya akan bersuara kembali jadi tak jadi dan mengalihkan tatapannya pada Jiso dengan tatapan penuh cinta. Rose memutar bola matanya malas.

Ah rasanya Rose seperti sedang menonton tv sendirian saja dikantin kampus ini. Empat anak manusia asik dengan acaranya sendiri. Dirinya hanya bisa mengelus dada tanda?

Sabar tentu saja. Lalu sesaat matanya menangkap seseorang yang sedang menatap pada dua di antara empat manusia didepannya. Rasa penasaran muncul sesaat saat melihat tatapannya. Tetapi,tidak jadi saat lisa menghubunginya.










































Koreksi jika salah
Good Morning! And Enjoy Guys
Vote cuyy tinggalkan Jejak!

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang