TUJUH BELAS

986 85 15
                                    

"kau sudah lama menunggu?" Tanya gadis itu.

"Tidak,aku baru saja datang"

"Ah iya. Ayo kita bermain aku akan mengajakmu ke suatu tempat kau mau?"

Sedangkan yang di tanya hanya mengangguk lucu.

"Ini?ini sangat indah bagimana mungkin kau menemukan tempat ini?" Pertanyaan gadis muda itu untuk sesaat belum dijawab oleh gadis yang lebih tua darinya.

Dia membawa gadis tadi ke sebuah danau dengan bunga-bunga indah di pinggir-pinggirnya.Tempat ini memang sangat sepi karena tak terlihat banyak orang.

"Kemarin aku melewati jalan ini bersama kakakku lalu aku teringat padamumu" ucapnya. Kini hari  kedua mereka bertemu setelah kemaren mereka memutuskan menjadi teman.

"Kau tau ini sangat indah"

"Kau menyukainya?"

"Heum sangat"

Ucapan gadis itu membuat hatinya menghangat entah kenapa setiap melihat gadis didepannya tertawa bahagia dia juga akan merasa bahagia.

"Aku akan selalu berkunjung kesini lagi besok"

"Sendiri?"

"Tidak,tentu tidak aku bersamamu akan selalu bersamamu"

"Baiklah-baiklah ingat selalu aku dan tempat ini"

"Tentu saja aku akan selalu mengingatnya"

Kejadian-kejadian itu selalu datang dengan sendirinya. Membuat kepalanya pusing saja.

Sore ini dia sedang menikmati kesendiriannya dia halaman rumah mewahnya dan besarnya. Angin yang berhembus menambah kesan menenangkan baginya.

🌼

Sore ini Iren sedang memasak dengan kakanya Tiffany. Lebih tepatnya hanya Tiffany yang memasak.

"Eonni?" Panggil Iren dia sedang duduk di depan Tiffany yang sedang memasak hanya dipisahkan oleh meja counter saja.

"Wae?"

"Ah tidak jadi"

Tiffany yang tadinya sedang fokus ke masakannya terpaksa menoleh keadiknya. Aneh batinnya.

"Kenapa?kau tau akhir-akhir ini aku sering melihatmu melamun. Apa kau ada masalah?"

"Eum tidak ada" ucap Iren. Sebenarnta dia ingin mengeluarkan unek-uneknya selama ini kepada kaka satu-satunya itu. Tetapi entah kenapa selalu saja merasa dia tak mau berbagi dengan kakanya. Padahal sedari dulu Iren selalu memberitahu kakaknya jika terjadi sesuatu.

"Jangan berbohong aku tau. Ada yang menganggu pikiranmu" Ucap Tiffany lalu dengan segera mematikan api kompornya dan beralih duduk disamping Iren.

"Eum eonni sebenarnya_

"Ada apa hm?ceritalah siapa tau bisa mengurangi bebanmu pelan-pelan saja"

"Eonni kau ingat kan saat aku kecil aku sering menceritakan teman yang ku temui saat di selandia baru?" Tanya Iren sebagai pembuka ceritanya kepada Tiffany.

"Yang kau temukan sedang menangis itu?"

"Iya"

"Lalu"

"Aku merasa aku sudah menemukannya eonni?"

"Menemukannya?" Heran Tiffany

"Iya eonni selama bertahun-tahun aku selalu menunggu janjinya untuk menemuiku dan sekarang aku merasa dialah orangnya"

Tiffany jelas tau cerita semangat Iren kecil saat menceritakan dia berteman dengan gadis yang lebih muda darinya setiap hari selalu diceritakannya. Tetapu satu hari iren murung karena sahabatnya tak kunjung menemuinya. Bahkan hari bulan tahun pun dia masih tetap mengharapkan temannya kembali bersama dirinya.

"Siapa?"

"Kau yakin ingin mengetahuinya?"

"Katakan saja jangan membuat orang penasaran" tanya geram Tiffany. Oh ayolah sudah sangat penasaran dan Iren malah mengulur waktu saja.

"Memangnya kau orang". Jahil sekali Iren dengan mengatai kakaknya seperti itu. Dan Tiffany hanya mendengus kesal saja.

"Cepatlah beritahu"

"Jennie"

"Mwo" Sungguh suara kaget nan lebay Tiffany itu membuat Iren kesal saja. Ingun rasanya dia mencabik-cabik muka cantik kakanya. Cantik?Memangnya siapa dia bisa mengalahkan kecantikanku aku kan Original Visual. Hehe

Sory for typo.

Jika ada masukan silahkan komen ya kaka-kaka. Makasih banget yang suka komen yang suka kasih semangat terimakasih banyak.....

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang