LIMA PULUH DUA

435 51 0
                                    

"Ingin sesuatu?ini mungkin masih lama". Tanya Taeyon sembari menatap Jennie. Keduanya sedang menunggu kedatangan sang ayah. Iren dengan Tiffany sedang dalam perjalanan. Kata Tiffany dia harus ikut menjemput ayah mertua.

Jennie menggeleng,dirinya tak ingin sesuatu dia hanya ingin cepat-cepat bertemu sang ayah. Sudah itu saja. Tetapi,sudah tiga puluh menit dirinya dan sang kaka menunggu. Juga beberapa orang suruhan Taeyon. Pemberitahuan pesawat yang ayahnya tumpangi belum terdengar.

"Ah Unnie,kita sudah jarang mengunjungi Eomma". Ucap Jennie. Karena sedari tadi mereka hanya diam menyaksikan beberapa orang yang bulak balik.

"Kau benar,akhir-akhir ini unnie selalu sibuk". Taeyon mengangguk

Jennie memeluk kakanya dari samping.
"Bagaimana kalo besok kita bersama Appa". Usul Jennie.

"Call". Keduanya tertawa. Beberapa detik Tiffany dengan Irene datang.

"Kalian sudah datang". Ucap Taeyon. Keempatnya duduk.Jennie,Irene,Taeyon dan Tiffany. Itu urutan duduk mereka.

"Kau diam saja kenapa?". Bisik Jennie. Karena Irene hanya diam saja.

"Aku takut". Jennie mengernyit tak mengerti. Apa yang ditakutkannya?Ini kan dibandara bukan di tempat-tempat horor.

"Kau takut dibandara?lalu kenapa ikut". Irene menatap Jennie gemas. Kadang kekasihnya ini lola.

"Kau tidak mengerti?". Tanya Irene

Jennie mengangguk.
"Aku takut bertemu dengan appa mu".

Ada Jeda untuk memproses apa yang baru saja didengarnya. Sejemang setelahnya tawanya hampir saja pecah jika tidak dibekap oleh Irene.

"Jangan tertawa?apa ada yang lucu?". Jennie mengangguk disela-sela menahan tawanya.
Irene menatap Jennie heran.

"Apa?"

Jennie menatap Pasangan T di pinggirnya,jarak mereka duduk terhalang satu bangku. Mereka juga asik sendiri.

"Kau Unnie". Masih mencoba tak tertawa keras.

"Apanya yang lucu?aku tidak lucu sepertimu. Aku ini original visual". Jennie memutar bola matanya.

"Yak!". Teriak Jennie sembari mengusap jidatnya karena kena sentil Irene. Irene memejamkan matanya. Pasangan dipinggirnya menoleh menatap mereka tanda tanya. Lalu kembali lagi pada dunia masing-masing.

"Appeo". Keluh Jennie menatap Irene sembari mengerucutkan hidungnya. Persis kocheng

"Kau itu,bola matamu bermasalah?". Tanya Irene. Maksud Irene adalah. Jennie yang memutar bola matanya.

"Apasih Unnie?". Masih tidak mengerti

"Kau begini". Ucap Irene sembari memperagakan bola mata Jennie.

Jennie menatap Iren,apa yang salah dari itu?Bahkan tadi Irene saja seperti itu. Dirinya biasa-biasa saja.

"Masih tidak mengerti?". Jennie mengangguk. Irene jadi gemas sendiri.

"Aish sudah lupakan". Irene mengalihkan tatapannya kedepan. Jennie mengangkat bahunya acuh.

Sesaat mereka mendengar bahwa pesawat yang membawa Tuan Kim akan mendarat sebentar lagi. Jennie dan Taeyon segera berdiri. Begitu pula orang-orang suruhan Taeyon. Tiffany mengandeng lengan kasihnya. Irene?Dia masih duduk. Gelisah

"Berdiri Unnie,apa pantat mu terkena lem". Ucap Jennie yang sadar bahwa kekasihnya masih duduk.

Dalam hati Irene berucap. Berdiripun yang ditunggu belum datang.

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang