EMPAT PULUH TIGA

514 52 3
                                    

Jennie masih merajuk,karena Irene mencuri ciuman paginya tadi,apalagi didepan Tiffany,haish dia malu. Sedangkan Irene dia seperti tak berdosa saja.

"Sudahlah jangan mendiammiku terus". Irene mencoba membujuk Jennie karena sedari tadi Jennie terus saja mendiaminya. Hanya gara-gara ciuman,apa salahnya? Lagian itu adalah gerak refleks karena tak tahan akan gemasnya Jennie.

"Kau membuatku malu Unnie,kau lihat ekspresi Tiffany Unnie tadi?itu sungguh memalukan". Irene diam-diam tersenyum melihat wajah Jennie yang kembali memerah karena insiden tadi.

"Ne ne mianhe,sudah sekarang kita kemana dulu?"

"Kau yang mengajakku kenapa bertanya". Irene hanya mengangguk lalu menuju tempat yang sudah ada dikepalanya. Dia sengaja berangkat saat jam menjelang  siang hari. Setelah sarapan tadi Jennie terus saja mendiaminya.

Lotte World

Taman

Namsan Tower

Dan Namsan Tower adalah tujuan terakhir mereka. Katanya disana ada gembok cinta yang terkenal.

"Nah tulislah". Suruh Irene sembari menyerahkan spidol kepada Jennie. Sesaat setelah menulis pada gembok itu Jennie langsung mengaitkan pada tempat yang masih tersedia untuk gembok-gembok baru.

Karena penasaran Iren mengecek kembali tulisan Jennie. Irene tersenyum saat melihat tulisan itu.

Tak ada adegan romantis seperti kebanyakan orang saat di Namsan Tower ini, mereka hanya membeli gembok lalu memasangkan terus pulang.

"Unnie terimakasih dengan hari ini,kau membuat aku lebih banyak tertawa". Ucap Jennie sesaat setelah mobil yang mereka tumpangi jalan menjauh dari lokasi tadi. Irene melihat sekilas pada kekasihnya yang sedang menatap dirinya.

"Tentu saja aku harus membuatmu lebih tertawa,dengar jika kau bahagia aku juga turut bahagia". Terdengar lebay mungkin tetapi jika melihat Jennie bahagia dengan otomatis Irene juga ikut merasa bahagia.

Jennie tersenyum mendengarnya, dengan perlahan merebahkan kepalanya di paha Irene. Sedangkan Irene masih tetap fokus menyetir,dia tak terganggu sedikitpun karena Jennie menaruh kepala dipahanya dengan kaki menekuk keatas. Kebayang?

Sedangkan Irene fokus menyetir,Jennie asik memandang Irene dari bawah. Dia sungguh mencintai Irene,dielusnya pipi Irene perlahan lalu "Unnie,jika kau tak bertemu denganku saat itu apa kau masih mau menunggu?menunggu Ruby mu?". Belum ada jawaban dari Irene,dia merasa Jennie akan melanjutkan ucapannya.

" Mian Unnie,tapi sungguh aku belum mengingat tentang masa lalu kita,tapi percayalah sebentar lagi aku akan mengingatnya". Irene menghentikan laju mobilnya,lalu menunduk guna melihat wajah Jennie

"Untuk pertanyaanmu,aku akan tetap menunggumu Ruby,selama ini hasil dari penantianku sudah terbayar dan menanti dirimu mengingat itu juga tak masalah,pelan-pelan saja,kita tak tau takdir seperti apa kedepannya". Irene mengecup kening Jennie lama dengan otomatis Jennie memejamkan matanya.

"Mian Unnie,kau pasti kecewa padaku"

"Hey aku tak kecewa soal itu karena aku tau alasan kenapa kau tak mengingatnya,awalnya aku sempat marah karena orang yang selalu ku tunggu melupakanku tetapi saat mengetahui soal kecelakaanmu dulu aku mengerti Jennie ya". Jennie tersenyum dia tak peduli darimana Irene tahu karena dia tak pernah menceritakan sebelumnya,yang sekarang Jennie pikirkan adalah bagaimana jika dia membuat Irene kecewa?

Sesaat karena percakapan tadi,Irene memutuskan kembali dalam perjalan ditemani dengan musik Wherever You Are  mengalun indah. Perjalan mereka semakin asik tat kala keduanya ikut bernyanyi.

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang