ENAM PULUH

509 52 6
                                    

Dua hari lagi menuju wisuda. Irene dilarang oleh Jennie untuk tidak kemana-mana. Urusan kampus sudah beres.

Sedangkan mahasiswa dan mahasiswi yang belum saat nya wisuda juga free tugas.

Sekarang Jennie sedang diberkumpul dengan Jiso,Lisa juga Rose. Berbicara random. Ketawa keras memenuhi ruang yang terdapat televisi di drom ini.

Beberapa bungkus makanan sudah bersedakan dimana-mana. Televisi dianggurkan.

Ini sudah malam. Lisa dengan Rose sudah tepar sedari lima belas menit lalu. Jennie sedang gelendotan dengan Jiso yang menahan ngantuknya. Karena,ingin menonton film kesukaannya.

"Tidak sopan!". Jiso mendelik saat kepalanya didorong kedepan oleh Jennie.

"Kalau ngantuk ya tidur,sedari tadi kepala seperti sedang joged saja". Jiso memandang datar Jennie.

Kepala Joged?Bagaimana bisa?

Ah mungkin dirinya terkantuk beberapa kali.

Kembali melanjutkan menatap televisi yang menyala Jiso membiarkan Jennie tidur dengan terlentang dengan paha jadi bantalannya. Biarkan kini sofa Jiso dengan Jennie yang menguasi.

Lisa dengan Rose?Mereka sudah ada diatas karpet tebal.

Jennie membuka mata untuk melihat Jiso. Dirinya kemudian menatap Lisa dengan Rose. Jennie meringis saat melihat cara tidur dua anak kembar itu.

Tak ingin kantuknya hilang,segera mata kucing itu terpejam setelah memastikan Jiso yang katanya mau menonton film tapi dengan keadaan mata merem melek.

***

"Menyuruhku jangan kemana-mana. Tapi dirinya susah dihubungi".

Sedari tadi Irene mendengus kesal saat pesan-pesannya tak ada yang dibaca Jennie.

Kekasih menyebalkan namun Irene menyayanginya itu melarangnya kemana-mana.

"Unnie sudah diam saja dirumah,jangan kemana-mana".

Itu kata Jennie. Irene pikir Jennie akan diam bersamanya. Mengingat tugas kampus juga tak ada tapi jelas kekasihnya malah bersenang-senang dengan temannya.

Kan Irene Rindu tak bertemu sikucing mirip mandu itu.

"Aish dasar gembul". Kesel sudah Irene pada hp nya kenapa tak ada notif balesan dari Jennie.

***

"Sini lisa!!".

"Cheng ini tuh bukan bawang".

Cheng sudah kesal saat Lisa sedari tadi becanda mulu. Siapa yang bilang itu bawang?Jelas-jelas yang dipegang Lisa itu berwarna merah bulat.

Tomat.

"Lisa siniin,nanti Jenni Unnie dengan Jiso Unnie marah cepetan ah!!".

"Gak mau cheng".

Harus bagaimana lagi Rose menghadapi anak ini. Dia membutuhkan tomat untuk pelengkap didalam roti buatannya.

"Lisa ih siniin".

Lisa udah nahan ketawa aja dari tadi. Lihat wajah kesal imutnya pujaan hati.

"Yaudah nih"

"Cheng aku suka sama kamu".

Rose yang mendengar ucapaan tiba-tiba Lisa mendadak terdiam saat sedang meletakan beberapa sayuran dan isian untuk rotinya.

Lisa yang melihat wajah Rose. Yang seperti kaget juga tak percaya. Sedikit membuat nyalinya kembali ciut. Lisa pikir tak seharusnya dia seperti ini.

"Becanda...sayang". Detik berikutnya tawa Lisa terdengar setelah mengatakan itu. Rose menghela napas setelah mendengar ucapan Lisa.

Rose pikir Lisa mengatakan itu beneran. Sedikit rasa tak suka saat mendengar itu hanya bencandaan.

"Hahah hmpppt".

Lisa melotot saat bibirnya dibekap oleh tangan Jiso.

"Berisik dih masih pagi juga ketawa kaya orang gila saja". Rose tertawa mendengar ucapan Jiso.

Lisa yang mendengar ucapan Jiso jadi kesal sendiri.

"Aku memang gila,Unnie".

"Woah pantas saja".

"Gila karena cinta".

Pletak!!

"Begaya cinta".
































Gaje ya?Iya
Nemu Typo?tolong kasih aku tempe ya
Hampura lurd baru update. Diriku orangnya sok sibuk.
Gal ding emang akhir-akhir ini diriku sibuk. Ngurus acara organisasi sekolah. Lalu yang lainnya.






Bosen?

Pengen cepet-cepet ditamatin,tapi malah alur nya berasa lambat bet


Yaudah semangat ya!!!



Sorry for typo!

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang