TIGA PULUH DELAPAN

549 53 8
                                    

Disinilah dua orang yang saling menyayangi. Saling mencintai dimasa lalu. Bertemu untuk memenuhi permintaan rindu. Berusaha melupakan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Berdamai dengan rasa masing-masing. Dan membunuh rasa canggung.

"Unnie tidak sibuk,kenapa meminta bertemu?". Jennie bertanya pada seseorang yang lebih tua darinya. Seseorang yang pernah membuat Jennie merasa pantas.

"Anniyo aku sudah mengerjakan pekerjaanku". Masih menatap Jennie,wendy ingin mencium pipi gembul Jennie lagi. Sungguh rasa rindu yang selama ini wendy rasakan disamping rasa penyesalannya.

Jika waktu di putar kembali,ingin sekali wendy menentang perkataan ibunya. Dia ingin membantah tetapi sangat susah,kenapa ibunya sangat egois?Kenapa ini berimbas pada mereka yang tak tahu apa-apa? Kenapa?

Yang sekarang ingin wendy lakukan adalah memperbaiki karena rasa penyesalan selalu menganggu hidupnya. Bahkan sesekali rasa egois hinggap didirinya.

"Ah baiklah". Sambil meminum minumannya Jennie menjawab dan menatap mata cerah Wendy.

"Kau tak ada kegiatan?"

"Tidak"

"Baiklah kajja kita keliling". Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban mengiyakan dirinya juga ingin berkeliling dengan wendy karena rindu kebersamaannya.

Sedangkan di waktu yang sama ditempat yang berbeda Iren sedang mengecek keadaan Restaurant-nya . Dia sengaja tak mengajak Jennie karena dia bilang akan bertemu Wendy.

Jika ditanya cemburu atau tidak jawabnnya sudah pasti iya,tetapi balik lagi jika dilihat-lihat dirinya tak memiliki hak. Disamping dengan kata hak dirinya juga terlalu pengecut,dia selalu mengutuk lidahnya setiap kali ingin mengajak Jennie untuk menjalin sebuah ikatan kenapa lidahnya sangat kelu si? Jadi susah berbicara.

Saat sedang asik dengan pikirannya Iren tersentak karena kedatangan dua sejoli tak diundangnya. Kenapa mereka yang dateng si kenapa tidak Jennie(nya)?

"Hey Unnie kami datang". Heboh Seulgi dan Jisso,menurut Iren mereka terlalu berisik heboh dan pasangan yang absurd.

"Kenapa kalian kemari?". Iren malas berurusan dengan pasangan ini.

"kau seharusnya senang Restaurantmu dikunjungi oleh aku dan Jisso". Irena hanya memutar bola mata saja. Terserah

"Sudahlah apa tujuan kalian?" Iren to the point karena pasti mereka ada maksud tertentu

"Aku dan Jiso akan tunangan jadi aku ingin kalian hadir".

Dengan rasa terkejut dan sedikit malas Iren menimpali "kapan?"

"Masih lama". Dengan santainya Seulgi menjawab,tak tahu kah bahwa dia menganggu waktu seorang Iren?Ck ck,mengerti dengan raut wajah Iren Jiso segera memberi penjelasan tentang pertunangan dan kenapa dirinya bisa disini.

Karena tunangan juga masih lama hanya saja Seulgi ingin cepat-cepat memberitahu sahabat-sahabatnya Rose dan Lisa sudah tau. Jennie juga sudah di chat Jiso

Langit cerah mulai redup tergantikan dengan warna orange. Setelah tadi asik menghabiskan waktu dengan Wendy kini Jennie,memilih mengunjungi Restaurant milik Iren sekalian makan malam.

Saat pertama Jennie masuk,langsung di suguhkan pemandangan dimana Iren sedang berbicara dengan berbicara pada beberapa pegawai yang Iren percayai untuk mengurus Restaurant ini disamping kegiatan dirinya.

Dengan perlahan Jennie melangkah mendekati Iren. Dia bisa dengar dengan Jelas apa yang Iren katakan. Masih belum menyadari bahwa Jennie telah berdiri dibelakangnya. Iren dengan santai berbalik setelah selesai berbicara.

"Khamjjagiya". Dengan perasaan kaget akibat tak menyadari adanya Jennie Iren membuat beberapa pengunjung melihat kearahnya. Jennie?Dia malah menunjukan senyum andalannya seolah meminta maaf pada Iren karena sudah membuat kaget.

"Ayo duduk"

"Mianhe Unnie aku mengagetkanmu". Ucap Jennie penuh penyesalan

"Gwenchana,kenapa kesini?Tidak langsung pulang?".

"Ani dirumah pun aku sendiri Taeyon Unnie belum pulang,aku juga membelikanmu ini". Diserahkannya paper bag berisi pernak-pernik untuk Iren.

Mata Iren berbinar melihat banyak sekali barang-barang lucu. Mulai dari miniatur yang sangat indah,lalu ada beberapa gelang dan masih banyak lagi.

Sampai makanan yang sudah mereka pesan datang dan larut dalam makan malam mereka. Sesekali dibarengi dengan cerita-cerita lucu.

"Kau ingin seperti mereka?". Tanya Iren setelah meminum minuman miliknya.

"Maksudmu?"

"Ya seperti mereka kau tak ingin?"

Iren heran kenapa Jennie jadi lemot gini?Dia salah makan?tapi makanan mereka sekarang makanan yang biasa mereka makan. Lalu?

"Maksudku,kau tak ingin seperti Jisso dan Seulgi?". Iren menjabrakan maksud ucapannya karena melihat Jennie seperti benar-benar tak mengerti. Satu yang ada di dalam hati Iren. Jennie ogeb?

"Memang mereka seperti apa?" Tanya Jennie seolah dia tak mengerti

"Ya seperti itulah". Rasanya Ingin sekali Jennie menertawakan Iren sedangkan Iren?dia sedang menahan tangan untuk tak mencubit pipi gembul Jennie.















Sorry for typo!

Untuk Pembaca cerita ini,Terimakasih yo hehe
Maaf gak bisa bales satu-satu komen kalian hehe tapi aku baca terus ko siapa-siapa aja yang komen.

Dan asalkan kalian tahu,mungkin setiap author kalo ngeliat respon komentar pembacanya pasti itu jadi pembangkit untuk cepet-cepet Update.

Dan aku bener-bener seneng banget ngeliat masih ada yng nunggu cerita ini.

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang