SEPULUH

987 93 10
                                    

Langit sore adalah,salah satu pemandangan yang mengasikan bagi sebagian orang dimuka bumi tak terkecuali iren.

Dia sedang menikmati langit sore di balkon rumahnya, apalagi sekarang angin berhembus sangat tenang menambah kesan menyejukan.

Setelah dari campus satu jam tadi,iren memutuskan langsung pulang saja. Iren merasa sangat tak mood hari ini entah apa penyebabnya.

Dua hari sejak dirinya dan kakanya menginap di manssion milik keluarga Kim itu, pikiran iren selalu saja dibuat bercabang-cabang seolah-olah beban pikiran sekarang sedang menyerangnya.

Ingat saat Iren melihat bingkai poto di kamar jennie? Dia selalu memikirkan poto tersebut.

Kenapa Jennie mempunyai poto itu?

Apa dia orangnya?

Tapi kenapa?

Selama ini? Aku tak menyadarinya?

Aku tak sadar?

Iren terus saja membatin,pikiran-pikiran tentang poto itu terus mengganggunya sejak saat dia melihatnya.

"Aku bisa gila jika memikirkan ini terus,akan kupastikan nanti apa dia memang anak itu atau bukan?" Monolog iren.

Tak terasa lamunan iren ternyata lumayan lama, sekarang sudah masuk petang saja. Untung dia tidak kerasaukan karena melamun terlalu lama. Tak lucu jika dia kerasukan.

🌼

Sedangkan dimanssion milik keluarga Kim, jennie sedang tidak baik-baik saja sedari tadi dia menahan rasa sakit di dadanya,obat yang sudah dia minum seolah -olah tak bekerja sama sekali.

"Ya-ak aku mohon j-jangan sekarang j-an-tung sialan" ucap Jennie terbata,seraya memukul-mukul dadanya guna menghilangkan rasa sakit pikirnya.

"O-oppa" panggil jennie, tapi suaranya malah tak keluar dengan keras.

Lalu dia mengambil handphone mahal miliknya untuk menelpon khariss.

Derap langkah terdengar begitu nyaring,di indera pendengaran gadis yang berusaha menahan rasa sakit itu. Jennie

"Jennie-ah gwenchana? Mana obatmu" ucap kharis panik,tadi dia ditelpon jennie untuk menuju kamarnya apalagi mendengar suara jennie yang terputus-putus membuat kharis tambah kalut.

"Op-pa o-bat itu tak be-ekerja oppa aku s-sudah meminumnya" jennie berusaha mengeluarkan suaranya, karena melihat kharis mengeluarkan obat miliknya.

Kharis tak peduli dengan omongan Jennie,dia tetap memberikan obat itu pada Jennie bahkan tak sebutir obat yang dia berikan.

"Minumlah" ucap kharis lalu mengambil gelas yang berisi air d nakas tempat tidur jennie.

Seolah apa yang dipikiran kharis berhasil dengan memberikan obat pada jennie lebih banyak,maka sekarang napas jennie berangsur lebih stabil ketimbang tadi.

"Sudah lebih baik heum?" Tanya kharis lalu mengusap puncak kepala Jennie. Ayolah dia sudah menganggap Jennie adik kecilnya bahkan pertama jennie menstruasi orang yang pertama jennie beritahu adalah dirinya.

Kebaikan Keluarga Kim pada keluarganya membuat kharis,mengabdi pada keluarga kim, apalagi dia tak mempunyai adik ataupun kaka dia anak tunggal sehingga dia menyayangi Taeyon dan Jennie seperti saudara kandungnya.

"Su-dah" ucap jennie

"Oppa,kenapa obatku tadi tak berfungsi" tanya jennie. Sekarang jennie sedang berbaring di kasur king size nya dengan kharis yang mengusap lembut puncak kepala jennie.

"Hem oppa juga tidak tau, apa jennie menjalankan kegiatan berat hari ini?" Tanya kharis

"Oppa selama ini aku tak pernah menjalankan aktifitas berat, bahkan saat aku masih remaja kegiatan menariku saja sudah tak ku lakukan lagi" ucap Jennie memberi penjelasan.

Berkat penjelasan Jennie,kini pikiran kharis menimbulkan presepsi-presepsi baru akan keadaan jantung  jennie. Ia tak mau jennie yg sudah di anggap seperti adiknya mengalami kejadian seperti beberapa tahun lalu.

JenReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang