T&OS_03

859 45 1
                                    

Suara Bedside monitor menggema di ruangan luas yang diisi oleh satu Ranjang

Diatas ranjang tersebut, terbaring seorang gadis dengan tangan yg diinfus dan juga alat bantu pernafasan yang terpasang dihidungnya

Gadis itu Anggi, gadis malang itu ditemukan oleh pembantunya telah terbaring lemah dilantai kamar mandi yang dingin

Dengan cepat pembantu tersebut membawa anak nyonya kerumah sakit

Ia tak tahu apa yang telah terjadi sebenarnya

Ketika tadi dia naik kelantai atas untuk mengambil baju kotor dikamar anak kedua keluarga Sanjaya

Tak sengaja ia melihat pintu kamar Anggi yang terbuka sedikit

Entah mengapa ia merasa seperti terpanggil untuk memasuki ruangan yang keliatannya sunyi itu

Biasanya pun Anggi sllu menutup pintu kamarnya, tapi kali ini..

Dibiarkan terbuka tanpa adanya orang didalam??

"Non, non Anggi!!" Panggil nya pelan

Tak ada sautan

"Non Anggi" panggilnya lagi

Bi rohma akhirnya mengecek kamar mandi, dan benar saja Anggi sudah terbaring lemah dilantai kamar mandi dengan keadaan berdarah 2

"Aaarrrghhhhhhh non Anggi!!" Pekik nya

Tampa menunggu lagi, Bi rohma cepat2 menelfon satpam dibawah dan bergegas membawa Anggi kerumah sakit.

Ia telah menelpon Baron dan Arum , dan mengatakan tentang perihal yang telah terjadi dirumah, tapi tanggapan keduanya membuat dirinya bingung sekaligus terheran2

Seharusnya mereka merasa cemas dan bergegas kerumah sakit

tapi ini.....mereka malah menunda dengan alasan sedang melakukan pertemuan bisnis yang sangat penting

Apakah pekerjaan sepenting itu dibandingkan darah dagingnya sendiri?

Sekiranya itulah yang dipikirkan Bi rohma.

Padahal Disni anak mereka hampir merenggang nyawa jika sedetik saja dirinya telat membawanya kesini

Dirinya tak tau pasti ada apa dengan keluarga Sanjaya, Karna ia cuma datang 3 kali dalam seminggu kerumah itu.

🚧🚧🚧🚧🚧🚧🚧

Tepat pukul 2 dini hari, Anggi terbangun dari tidurnya, mata bulatnya terbuka perlahan, menyesuaikan cahaya yg masuk ke retina matanya

Kepalanya terasa sangat sakit membuat keningnya agak mengkerut dan meringis

Kepalanya menoleh kala ia mendengar suara aneh, matanya disambut dengan garis2 zig-zag yang terus mengeluarkan suara

Anggi mengangkat tangannya, memperhatikan jarum infus yang tertancap disana, dan juga perban yang terbalut rapi dikedua lengannya

Tak lama setelahnya, dokter masuk diikuti beberapa suster dibelakangnya

"Rupanya anda sudah sadar, apa ada keluhan?" Tanya dokter berkaca mata itu dengan ramah

Anggi diam, di memperhatikan satu persatu wajah dihadapannya

Dokter itu bernama Ivan

Melihat Anggi hanya diam saja, dokter berinisiatif memeriksa keadaan Anggi

Tepat saat tangannya akan menyentuh Anggi, tiba2 saja gadis itu berteriak histeris dan menepis kasar tangan dokter Ivan

"Aarrrgghh jangan mendekat, menjauh dariku aarrrgghh" teriaknya dengan menutup telinganya dan memejamkan matanya erat

The And Of Story' { And }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang