Diluar negeri, lebih tepatnya di New York, Amerika serikat
Disebuah ruangan berukuran sedang
Seorang pria berkemeja putih dengan tiga kancing terbuka sedadanya dengan celana bahan berwarna hitam
Pria itu menunduk dengan kedua lengan memegang meja yg ada didepannya
Botol minuman beralkohol berserakan dilantai dan dimeja mini barnya
Nafas pria itu terengah engah sampai
"Aaarrrghhhhhhh brengsek" makinya emosinya sambil menyugar rambut panjang dengan jari2 panjang nya
Dia Affan
Anak lelaki satu2nya Sanjaya, kebanggaan keluarga Sanjaya
Affan yg biasanya terlihat cool dengan penuh kharisma kini malah sebaliknya yg ada sekarang, adalah seorang pria dengan penampilan acak2an yg tidak karuan
Rambut panjangnya yg sekarang sudah berantakan, bola mata yg sudah berwarna kemerahan, dan juga bau alkohol yg sangat menyengat ditubuhnya
Affan terduduk lemah sambil bersandar dimeja kecil diruangan tersebut, kedua kaki panjangnya diluruskan dengan tatapan mata sayu mengarah keselembar foto berukuran kecil yg sedari tadi ia genggam
"Gi, kamu tega sama saya, kamu tega!!" Ucapnya lemah
Dirinya tidak menyangka gadis itu benar2 pergi dari kehidupan mereka, benar2 menghilang dari hadapan mereka seperti yg diperintahkan olehnya 3 tahun lalu
"Seharusnya kamu jangan pergi Anggi, kamu jangan pergi ninggalin saya" rancunya lagi, kini disertai dengan tetesan air mata yg seakan sudah terkumpul sejak lama dimatanya
Affan bukannya tidak peduli, dia pun melakukan hal yg sama dengan yg dilakukan Baron, yaitu mencari Anggi dengan mengerahkan beberapa orang, Affan pun sama, meskipun diwaktu itu ia langsung pergi dari rumah sakit dan kembali ke new York, dia pun ikut menyewa beberapa orang untuk mencari Anggi
Namun hasilnya nihil, mereka bukanlah detektif yg bisa menemukan Anggi dengan mudah, apalagi tak ada jejak sama sekali dari Anggi, Karna memang tak ada jejak atau Karna mereka yg tidak berusaha lebih keras, Affan tak bisa berfikir jernih
Anggi, gadis itu, adiknya....ah bukan, Affan tak menanggap Anggi adiknya tapi, Affan menganggap Anggi sebagai...
" Saya cinta sama kamu, kenapa kamu tega ninggalin saya Anggi hiks" Affan, lelaki itu menangis
Ya, Affan menyukai Anggi, adik kandungnya sendiri
Affan merasakan hal tersebut sejak Anggi duduk dikelas 6 SD, Affan juga tak mengerti dengan perasaanya sendiri, ia awalnya tak begitu menghiraukan perasaan nya itu, tapi lama kelamaan jantungnya semakin berdetak kencang disaat ia tak sengaja bertatap mata dengan mata teduhnya Anggi
Affan sadar, itu adalah adiknya, namun rasa sukanya yg tiba2 muncul itu melupakan dia dengan fakta tersebut
Semakin hari rasa sukanya semakin bertambah dan lama kelamaan menjadi cinta, disaat itu Affan masih menduduki bangku SMA nya, lebih tepatnya Affan sudah kelas 12 disaat itu
Susah cukup dewasa untuk mengerti dengan perasaanya sendiri, apalagi Affan anak yg sangat cepat mudah tanggap, apalagi dengan perasaanya
Sering kali Affan diam2 mendatangi sekolah Anggi, sllu bersembunyi dibalik tembok untuk memantau Anggi, apakah dia dekat dengan lelaki lain? Atau dia sudah punya pacar?
Oh ayolah, Anggi masih SD disaat itu, sangat tidak mungkin untuk hal pacar2an
(Ini ceritanya, Anggi SD-nya memang SD jaman jaman dulunya, dulu kan kalo anak SD gemarnya main lompat tali, kelereng, ya kan?? Pokoknya gak ada deh cinta2an, bukan kayak sekarang🤣🤣 masih SD aja, udah punya mantan dong, buat anak SD sekarang, Salam ya dari saya👋)
KAMU SEDANG MEMBACA
The And Of Story' { And }
Teen FictionSemua yang telah terjadi tak akan mungkin bisa kembali lagi Waktu yg telah berlalu juga tak mungkin berputar kembali Sama hal nya denganku, aku yang telah pergi tak mungkin lagi kembali seperti dahulu lagi Kisah pilu yg kalian berikan padaku dimasa...