3 tahun kemudian
Seorang wanita cantik nan ayu sedang berada dimeja pantry dapur, memasak sarapan untuk memulai hari yg cerah
Wanita itu Anggi, gadis itu terlihat sangat berbeda dengan gadis 4 tahun yg lalu, kini Anggi telah tumbuh menjadi wanita dewasa yg sempurna
Gayanya yg feminim dan tingkah lakunya yg lemah lembut seperti Anggi yg dulu dulu sekali
Anggi tumbuh menjadi wanita cantik, kulitnya yg putih bersih, rambut yg awalnya lurus kini ia buat bergelombang dan tubuh yg sekarang agak berisi tidak seperti dulu yg terlihat sangat kurus
Itu semua berkat ibunya, dokter Rika, Anggi sekarang menganggap dokter Rika sebagai ibunya, Karna bantuan beliau Anggi dapat bangkit dari keterpurukan yg ia alami dulu dan menjadikan Anggi yg sekarang ini
2 tahun setelah melahirkan anaknya Rara, Anggi memulai pengobatan dengan dokter Rika, Anggi mau menyembuhkan penyakit yg ia derita untuk dirinya dan juga anaknya
Dan Anggi berhasil, Anggi sembuh setelah sembuh Anggi benar2 menyayangi kedua sosok yg berarti dalam hidupnya, mama rikanya dan juga anaknya Rara, Anggi berjanji akan menjadi sosok pribadi yg lebih baik kedepannya, seperti saat ini contohnya
Memang Anggi tak lagi melanjutkan masa persekolahan nya yg tertunda, Anggi memiliki otak yg cerdas, jdi dalam beberapa bulan ini, Anggi memilih mengelola beberapa rumah makan dan cafe yg ada di kota
Anggi berfikir ia tidak bisa sllu bergantungan pada Rika, dia harus bisa menanggung hidupnya sendiri
Dan Anggi baru mengambil langkahnya dan beruntungnya Anggi, bisnisnya untuk saat ini berjalan seperti yg diharapkan olehnya meskipun blm seterkenal cafe atau restoran lainnya
Bagi Anggi cukup, cukup untuk kehidupan anaknya dan dirinya
Anggi sekarang tinggal disebuah pendesaan, setelah ia pulih ia ingin hidup ditempat yg tentram dan damai, dan Anggi memilih tinggal di desa bersama anaknya, Rika akan berkunjung seminggu sekali kerumahnya, atau pun Anggi dan Rara yg akan mengunjungi Rika ke kota
"BUNDAAAAA" Teriakan menggelengar itu membuat Rika tersentak kaget dan menjatuhkan centong nasi dari tangannya
Dengan sigap Anggi berlari menaiki tangga rumahnya menuju kamar Rara anaknya
Brak
"Ada apa sayang?" Tanya Anggi penuh kekhawatiran
Sedangkan yg berteriak tadi, malah asik2an memoyong moyongkan bibir kecilnya didepan cermin kecil yg terletak di meja rias anggi
"Ini lho Bun, bibir Yaya udah syeksyi beyum?" Tanya gadis kecil itu yg kini duduk dengan elegen ala2nya didepan cermin tersebut
(Gambar by pinterest)
Anggi mendesah lelah, lelah dengan tingkah genit anak gadis kecilnya ini
Memang Anggi tak membiarkan Rara tidur sendirian, maka dari itu Anggi mengubah kamarnya secantik apapun sebagaimana selera anak gadis nya
"Mama kenapa diam?, Yaya udah syeksyi beyum??" Rara kembali bertanyaAnggi mendekati anaknya dan mencium selruh wajahnya Karna tingkah menggemaskannya itu
Bagaimna Anggi tidak gemas, dibibir gadis itu tidak ada warna apa2, Anggi membeli mainan yg berbentuk make up dan Rara memakainya seolah itu benda asli, Rara ikut2an Anggi ceritanya
Cup
Cup
Cup
"Anak siapa sih ini, genit banget eumm anak siapa ini??" Ucap Anggi sambil terus mencium Rara dengan gemas
Rara berusaha menghindar, menahan wajah bundanya yg terus menerus mencium wajah kecilnya, dia jadi tak bisa bernafas
"Ihhh bunda lepsyin Yaya, lepasyin" teriak Rara
Akhirnya Anggi menghentikan aksi cium ciumnya dan kini mengendong anaknya itu untuk dibawa turun ke bawah dan gadis itu malah berteriak2 tak jelas meminta dilepaskan oleh Anggi
"Aaarrrghhhhhhh toyong, Yaya dicuyik" teriaknya
Anggi hanya tertawa pelan saja, sangat pandai berdrama putri kecilnya ini
"Omaaa toyong Yaya" teriak Rara memanggil Oma rikanya
"Duduk Disni, temenin bunda masak" ucap Anggi sedangkan Rara, Rara sekarang menatap sinis bundanya
"Ndak mau" ucapnya sambil menoleh kesamping
Anggi terkekeh menggelitik pinggang kecil Rara, membuat anak itu tertawa terbahak bahak
"Geyi bunda geyi ahahahah" ucapnya
Lalu Anggi menghentikan aksinya dan mencium kening Rara dengan sayang
"Jadi gak marah lagi nih, sama bunda?" Tanya Anggi dengan ekspresi dibuat2 sedih
Rara langsung mencium pipi Anggi secepat kilat
Kebiasaan nya jika dia sudah tak marah lagi
"Ndak, Yaya Ndak marah Yagi" ucapnya tersenyum cerah
" Rara sayang gak, sama bunda?" Tanya Anggi lagi
Dengan semangat anak itu menganggukkan kepalanya
"Yaya syaaaaayaaaaaaang banget syama bunda" ucapnya gembira
"Bunda juga sayaaaang banget sama Rara" balas Anggi dan mereka tertawa bahagia bersama
Ternyata hanya cukup seperti ini saja, membuat mereka bahagia tanpa hadirnya sosok yg disebut ayah untuk Rara, Anggi menyesal dan mengutuk dirinya yg dulu hampir membunuh anaknya ini
Mungkin untuk saat ini, Rara memang tak butuh seorang ayah, tidak tau kedepannya, semoga saja..Rara memang tidak membutuhkannya..
Ya...semoga saja
••••••
#_ I'M🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
The And Of Story' { And }
Teen FictionSemua yang telah terjadi tak akan mungkin bisa kembali lagi Waktu yg telah berlalu juga tak mungkin berputar kembali Sama hal nya denganku, aku yang telah pergi tak mungkin lagi kembali seperti dahulu lagi Kisah pilu yg kalian berikan padaku dimasa...