T&OS_28

486 25 1
                                    

Sedangkan dikota, Rara menjadi sangat murung, dia tak seceria saat bersama bundanya

Rika menyadari itu, oleh sebab itu Rika sllu berusaha menghibur cucunya

Bahkan Rika pernah beberapa kali mendapati Rara nangis sambil memeluk boneka panda yg ia beli beberapa saat lalu

Siapapun akan merasa sedih jika melihat anak sekecil Rara nangis dalam diam, selama Disni anak itu sllu nangis tanpa suara, Rika seperti melihat jiwa kedewasaan dalam diri Rara

Entah bagaimna anak itu menahan isakan tangisnya

Biasanya anak seusianya akan nangis dengan mulut terbuka lebar dengan suara yg memekik telinga!!

Entahlah!! Cucunya memang beda.

Saat ini Rika berada di ruangannya, jadwalnya padat hari ini, dan ia sengaja membawa Rara bersamanya

Rara saat ini duduk diam di sofa diruang istirahat nya

Memang diruangan ini tersedia tempat istirahat juga untuk Rika, ada sofa dan tv juga Disni, dan terpisah dengan ruang prakteknya dengan sebidang kain

"Rara kenapa diam! Gak mau main?" Tanya Rika melihat Rara yg murung

Rara menggeleng pelan matanya sibuk menonton tv yg menayangkan berita entah apa itu, Rara hanya menonton saja

"Yaya kangen bunda Oma" ucap Rara dengan mata berkaca kaca

Rika menghentikan kegiatannya, bangun dari kursi dan duduk disamping Rara kecil yg menatapnya dengan sendu

"Ssstt gak pp sayang, bunda lagi ada urusan, jdinya Rara dititip deh sama Oma! Emangnya Rara gak senang bisa bareng2 sama Oma hmm?" Tanya Rika sambil membelai rambut halus milik Rara

"Senang kok! Cuma Yaya kangen syama bunda Oma!! Bunda...bunda kok gak telpon Yaya, katanya mau nyusul Yaya kesyini" ucap Rara lagi

Rika terdiam, anak ini benar2 memegang omongan ibunya

"Mungkin bunda lagi sibuk, nantik kalo gak sibuk lagi pasti bunda telfhon Rara, kan Rara juga tau kalo bunda sayaaaang banget sama Rara, kan?" Ucap Rika sambil membawa anak itu keatas pangkuannya

Rara mengangguk sambil mengucek ngucek kedua matanya

Rika memegang tangan Rara

"Jangan dikucek sayang, nantik kalo matanya rusak gimna ?" Tanya Rika dengan senyum manisnya

Rara pun mengangguk dan merebahkan kepalanya dibahu Rika

"Shuttt shutt cucu Oma yg cantik jangan syedih2 dong ah!! Nantik cantiknya hilang lho" ucap Rika berusaha mengibur

"Mau cantiknya hilang?" tanya Rika, sontak Rara menggeleng cepat, kini ia mengangkat wajahnya tersenyum lebar memperlihatkan gigi putih kecilnya

"Nah gitu dong, tambah cantik deh cucu Oma" ucap Rika dan mencium gemas Rara membuat anak itu tertawa kegelian

Mau tak mau inilah cara Rika menenangkan Rara, ia tidak tega melihat anak itu murung

"Yaudah, Rara main aja Disni ya, tuh udah Oma beliin mainan masak2an yg baru, Oma mau kerja dulu ya" ucap Rika dan menurunkan Rara

Rara mengangguk antusias dan langsung menuju kearah yg ditunjuk Rika tadi, mengambil mainan barunya

Rika tersenyum kecil dan langsung keluar dari ruang tersebut menuju mejanya lagi.

"Panggilkan pasien selanjutnya Ina!" Sruh Rika pada asistennya

"Baik Bu" jawabnya lewat intercom

"Nomor selanjutnya, ibu Diana  Arumy"

The And Of Story' { And }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang