T&OS_38

452 27 1
                                    

Anggi menyeret paksa tubuh kedua makhluk itu kearah gudang rumahnya, kenapa dia bawa kesana?

Ya Karna disana adalah satu2nya tempat yg kosong, ya kali Anggi membawa mereka kekamarnya!! Najis, tak akan ia biarkan mereka berada dikamar nya dan anaknya, ya meskipun pernah kecolongan waktu itu

Anggi menghembuskan nafas lelahnya, tubuh mereka benar2 berat bagai tubuh kingkong beranak

Anggi menyenderkan tubuh mereka di dinding, keduanya pingsan setelah dihantam dengan tabung gas oleh Anggi, Anggi melihat ada noda darah dibelakang kepala mereka

Anggi tersenyum melihat darah yg menempel pada jarinya, melihat darah adalah hal biasa baginya, dulu dia sllu melihat darah yg keluar dari sayatan yg ia ciptakan ditubuhnya

Sekarang dia juga membuat dua orang ini berdarah!! Apakah tidak apa2?

Anggi mengangkat wajah kedua pria itu dengan jarinya

"Tampannya kalian!!" Gumam Anggi sambil menelisik wajah daniel dalam keadaan mata tertutup

Sangat tampan, Anggi menyentuh seluruh wajah Daniel dengan jarinya yg berdarah

Anggi menyentuh pipi Daniel yg lembut tanpa adanya jerawat atau semacamnya, menyentuh rambut Daniel yg lebat itu tapi terasa sangat halus ditangan Anggi

Jari Anggi terus menelusuri wajah Daniel, hidungnya yg bagai prosotan anak2 dan terakhir....bibir Daniel yg tebal itu

Anggi memegangnya perlahan, mengusapnya dengan mata yg tak pernah lepas dari bibir itu

"Bibir ini!! Bibir ini yg menciumiku ya?? Ahahaha sangat lancang" ucap Anggi geram sambil mencengkram dagu Daniel dengan erat

"Berani2nya kau mencium ku dasar keparat" ucap anggi dengan gigi mengatup erat

Anggi yg geram tak tau harus berbuat apa, langsung saja ia sentil2 bibir Daniel dengan kasar, menampar2 dan menarik keras2 berharap bibir itu copot pada tempatnya.

Nafas Anggi terengah engah, Anggi beralih pada Rey, Anggi menatap lama wajah Rey, bulu matanya sangat panjang, sangat indah, sama seperti bulu mata anaknya, sangat sangat indah

Anggi membelai wajah Rey dengan tatapan melemah

"Kamu ayah anakku Rey!!! Raisya adalah benihmu hiks" Anggi yg tadinya marah dan emosian kini malah menjadi sesosok gadis yg rapuh

Dengan tangan bergetar, Anggi memeluk Rey sambil menangis haru

"Kalo iya...izinin gue buat nikahin Lo!!" Anggi terkejut karna suara Rey yg tiba2 terdengar, Anggi masih memeluk Rey

Ia merasakan tangan Rey yg perlahan melingkar di pinggangnya, membawanya untuk duduk diatas pangkuan Rey

"Izinin gue buat jadi ayah untuk anak Lo" ucap Rey lagi

Sebenarnya tadi saat Anggi menghantamnya dengan tabung gas, ia masih antara sadar dan tidak sadar

Kesadarannya tidak benar2 hilang, Rey masih bisa mendengar suara Anggi tapi penglihatannya menjadi buram dan ia tidak bisa bergerak

Bahkan saat ia akan berbicara tadi, sangat susah untuk mengeluarkan suaranya

Ketika ia rasa Anggi yg menuju kearahnya, Rey tidak menyangka jika Anggi akan memeluknya, kehangatan yg ia hantarkan melalui tubuhnya membuat kesadaran Rey perlahan lahan mulai semakin jelas

Rey melepas pelukannya, memegang bahu Anggi dan menghadapkan Anggi dengan wajahnya, menatap mata Anggi dengan serius begitupun sebaliknya

Anggi terdiam dengan wajah sembabnya

The And Of Story' { And }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang