Felix mendekatkan wajahnya ke vagina Jessi, lalu meniupnya perlahan.
"Ohhhh Felix!!!!"
Felix menyeringai mendengar desahan Jessi, lalu mulai menjilati area sensitif Jessi, lidahnya bermain dengan lincah, bergerak naik turun menyapu Vagina Jessi, sesekali ia juga menggoda klitoris Jessi dengan mengisapnya kuat atau menggigit gigit kecil area super sensitif itu. Tangan Felix tidak bisa diam, kedua tangannya menangkup kedua payudara Jessi, meremasnya, mengusap aroela nya, serta memilin dan mencubit cubit kecil putingnya. Andai saja kedua tangan Jessi tidak terikat dasi sialan itu, ia pasti sudah membenamkan kepala Felix lebih dalam sambil menjambak rambutnya.
"Ahh... Felix.."
Jessi terus mendesah kenikmatan, Felix tidak menghiraukan, ia tetap fokus dengan pergerakan lidah dan tangannya. Saat lidah Felix yang lembab menerobos masuk ke dalam Vagina Jessi, gadis itu melengkungkan punggungnya ke udara, menggigit bibirnya dengan erat, matanya tertutup rapat, lalu mendesahkan nama Felix sekencang-kencangnya. Jessi telah mencapai klimaks. Ini pertama kalinya, dalam seumur hidupnya. Ia lelah, terkulai lemas di lantai, tubuhnya bergetar, terutama bagian selangkangannya.
"Ohh!! Felix!!!"
Felix belum puas, lidahnya masih ada disana, kali ini tangannya bergerak membuka lebar-lebar selangkangan Jessi karena gadis itu terus berusaha mengapitnya.
"Ngghhhh"
Jessi mengerang kenikmatan saat jari jari Felix memberikan sentuhan tanpa ampun pada klitorisnya, sementara lidahnya masih bergerak dengan liar di dalam lubangnya. Tubuh Jessi menggeliat kesana kemari, tangannya yang terikat kencang terus berusaha lepas, kedua pahanya dengan kuat melawan tangan Felix yang menahannya, tapi semua usahanya tidak membuahkan hasil.
Kali ini jari dan lidah Felix berganti posisi, lidahnya menggoda klitoris Jessi, sementara jari tengahnya menerobos masuk kedalam, bergerak maju mundur dengan perlahan, lalu disusul oleh jari telunjuknya, semakin lama, jari jari Felix semakin bergairah keluar masuk vagina Jessi, lalu tiba-tiba Felix melambat,
"Ahh jangan.. lagi nghhh"
Jessi bisa frustasi jika hal itu terjadi lagi, ia tidak suka dipermainkan, dibuat begitu butuh lalu ditinggalkan begitu saja, apa-apaan. Felix hanya terkekeh mendengar ucapan Jessi, lalu membuka mulutnya,
"Nah~ i just planning to find something~"
Ah, Jessi bahkan tidak mengerti apa yang dibicarakan Felix, entah karena ia sedang terlena akan kenikmatan, atau karena Felix, suaminya, memang aneh.
Jari tengah Felix tidak lagi bergerak maju mundur, kali ini jari itu hanya terus bergerak ke dalam seakan sedang mencari sesuatu di dalam tanah. Tangannya terus bergerak, wajahnya mengamati ekspresi Jessi lamat-lamat, membuat Jessi semakin malu dipandangi seperti itu disaat memalukan begini.
"OHH!! FELIX!!!"
Tiba-tiba Jessi mengejang, entah apa yang dilakukan Felix dibawah sana, rasanya begitu nikmat, Jessi sampai tidak dapat menahannya, ia baru saja pelepasan beberapa menit yang lalu, hanya karena jari tengah Felix tiba tiba ia ingin pelepasan lagi? sungguh tidak waras.
"Ahha! i found it! your G-Spot."
Felix mengusap bagian itu sekali lagi, dan Jessi langsung menggelinjang kegelian, rasanya seperti pusat dari kelemahan tubuhnya berada disana, astaga ini bahaya. Felix pasti akan melakukan hal jahil, sudah tertebak dari wajah liciknya yang sekarang begitu menikmati ekspresi Jessi sambil terkekeh. Lagi-lagi, Felix mengusapkan jari tengahnya pada area itu.
"Ahh! Felixhh! please!! nghh nh-nhot therre!!"
Mendengar Jessi sampai mengatakan hal itu justru membuat Felix jauh lebih bersemangat, lalu ia langsung menggosokkan jari nya pada bagian itu beberapa kali, dan Jessi langsung orgasme saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...