FIFTY ONE ✧ CRAVE YOUR TOUCH

14.3K 376 9
                                    

"Ahhh sshh mmhh"

Desahan Jessi memenuhi kamarnya.

"Ahhh moreee Felix moree!!!"

Tanpa sadar, ia memanggil nama Felix. Jari-jarinya bergerak semakin dalam, semakin cepat. Ini pertama kalinya ia masturbasi atas keinginannya sendiri. Otaknya mengingat saat Felix menyetubuhinya, Felix hanya pergi dua hari, tapi tubuhnya seakan tidak sanggup hidup tanpa sentuhan Felix satu detik saja.

Jessi mempercepat pergerakan jari-jarinya. Tidak cukup dalam, jari-jarinya tidak sepanjang jari Felix, juga tidak sebesar jari Felix. Ia sudah memasukkan tiga jari ke dalam vaginanya tapi Jessi masih merasa tidak cukup. Ia seakan merasa frustasi, ia begitu terangsang saat ini, tapi semua yang ia lakukan tidak cukup membuatnya mencapai pelepasan.

Tiba-tiba Jessi teringat bahwa Felix memiliki banyak mainan. Ia berjalan menuju lemari bagian bawah, membuka lacinya dan mengambil bunny vibrator.

Tanpa sabar, Jessi langsung memasukkannya ke dalam vaginanya sendiri dan mengatur getaran maksimal. Getarannya membuat Jessi menggeliat, gerakannya yang memutar membuat Jessi langsung orgasme saat itu juga.

"OHHHHHHH"

Jessi bersandar lemas di lemari, kakinya terbuka lebar, vaginanya terus mengeluarkan cairan.

✧✧✧


"Kamu udah sampe mana?"

Jessi menelfon Felix sambil mengiris sayur-sayuran untuk sup.

"Ini lagi otw ke bandara, anyway.. gue gak salah denger nih? kamu?? Ahahahahahha lo kenapa Jess? sehat?"

Pipi Jessi memerah seperti kepiting rebus, padahal ia berharap Felix tidak menyadari hal itu, tapi Felix malah sengaja mengungkitnya.

"Ck! ngeselin lo Lix! ya.. gue kan pengen biasain aja gitu biar pas Vincent lahir kita gak ngomong gue-lo di depan Vincent."

"Ohh gitu, okay. Kamu lagi masak?"

"Ahahhahahaa"

"Tuh, lo kenapa ketawa?"

"Gak tau dih, cringe aja gitu dengernya"

Di seberang telepon, Felix menggeleng-gelengkan kepalanya, Jessi selalu membuatnya bingung, gadis itu tidak pernah mengutarakan kemauannya dengan jelas.

"Ntar aja lah pas Vincent udah lahir ngomong aku kamu nya"

"Ahahahah, yaudah iya sayangg. Gue tutup dulu ya Jess, udah nyampe bandara soalnya."

"Oh okay"

Jessi menutup telefon, melanjutkan acara masak memasaknya. Ia menatap jam bundar yang melingkar di dinding, pukul 03:00 sore, Jessi memperkirakan Felix akan sampai pada pukul lima sore, jika jalan cukup padat, maka ia baru akan sampai pukul enam, ah... Jessi tidak sabar. Tak lama kemudian, ia mendengar bel rumahnya berdentang.

Siapa ya? perasaan gue gak ngundang orang.. gak pesen paket atau makanan juga. Gak mungkin Felix kan? dia baru sampe bandara.

Jessi melepas celemeknya, mengecilkan api kompor, lalu berjalan menuju ruang tamu untuk membukakan pintu.

Ia terkejut bukan main saat melihat siapa yang datang, tamunya itu juga sama terkejutnya melihat Jessi saat ini sudah sangat berubah, dan ia sedang hamil.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang