Jessi dibagunkan oleh kecupan intense Felix yang lembut, saat mata Jessi terbuka, barulah Felix menghentikan kecupannya.
"Morning kiss."
Jessi hanya tersenyum mendengar ucapan Felix yang berada diatasnya, kemudian Felix menciumnya lagi, kali ini dengan lebih bergairah, kedua tangannya menahan pergelangan tangan Jessi supaya tidak beranjak dari tempatnya.
Ciuman Felix berubah semakin dalam dan menuntut, Jessi membalasnya, menyambut bibir Felix dan mengikuti iramanya, semakin lama Jessi bergerak semakin agresif, Felix kembali menghentikan ciumannya, menatap Jessi sambil menyunggingkan senyum miring.
"Nakal ya sekarang~"
Felix mencium Jessi lagi, tiba-tiba. Lidahnya bergerak kesana kemari, bibirnya menghisap bibir bawah Jessi dengan begitu agresif sampai Jessi sudah tidak mampu lagi mengikuti irama Felix. Jessi mengepalkan tangannya frustasi, ia ingin menyentuh Felix, ia ingin meremas rambut lembutnya, ia ingin menelusuri dada bidangnya, tapi kedua tangan Felix menahan pergelangan tangannya, ia tidak bisa bergerak dan hanya bisa mengepal erat.
"Shh"
Jessi mendesis saat merasakan bibir bawahnya digigit oleh Felix, kemudian Felix kembali mencumbu bibirnya dengan rakus, lalu tiba-tiba melepaskan ciumannya. Jessi terengah-engah, menatap Felix yang juga sedang menatapnya dalam.
"Felix,"
"Hm?"
Felix tersenyum sambil memiringkan kepalanya, ia suka mendengar Jessi memanggil namanya.
"Did i... should be like this?"
Felix mengernyit tidak mengerti, sorot matanya berubah penasaran.
"Maksudnya?"
"I mean.. my position.."
"Under your body, and.. well~"
"Can't move my hand.."
Felix tertawa geli, masih berada diatas Jessi, menahan kedua pergelangan tangannya.
"Let's make you on top one day!"
"Seriously?"
"Mmhm,"
"But i don't think i'll make your hands free."
"Ahh, whyy???"
"Idk, i just enjoy anytime i see you struggle."
Ucap Felix tanpa beban, Jessi yang mendengarnya hanya memutar bola matanya sebagai respon.
"Besides,"
Suara Felix berubah menjadi lebih dalam dan serius, namun bernada mengejek.
"I want to make you understand, i'm the dominant."
✧✧✧
"Mau pada dateng jam berapa?"
Jessi hampir melompat terkejut karena Felix tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya pada perut Jessi yang sedang memasak di dapur.
"Jam empat."
Felix hanya mengangguk, kemudian menciumi leher Jessi dari belakang, membuat bulu bulu halusnya meremang, ia mengangkat bahunya untuk menghindari hembusan nafas Felix pada lehernya.
"Ck! Felix! gue lagi masak lo jangan ganggu deh! ntar gosong nih!"
Mendengarnya, Felix mendapat ide yang menarik, menarik baginya, entah bagi Jessi. Mungkin Jessi akan kesal. Tapi Felix tidak perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...