⚠️CAUTION⚠️
THIS PART CONTAINS A LOT OF VIOLENCE SCENES, SLAVERY, MIND PLAYING, AND TORTURE. FOR YOUR OWN MENTAL HEALTH, SKIP THIS PART IF YOU CAN'T DEAL WITH IT.
I've warned you, if something happens to you, that's your own risk.
✧✧✧
Felix memasukkan ujung jarinya kedalam vagina Jessi, tapi tidak terlalu dalam, hanya di bibir vaginanya, lalu berhenti. Jessi menggerakan pinggulnya, mencoba membuat jari Felix masuk lebih dalam, tapi tidak bisa, Felix justru kembali mengeluarkan jarinya.
"NGGGHHH FELIXX.."
CTASS!!!
Belt menerjang perutnya, membuat Jessi spontan berteriak.
"I-i mean.. Sir.."
Felix kembali menggoda vagina Jessi, ibu jarinya mengusap klitoris Jessi, lalu berhenti tepat didepan lubang vaginanya, tapi lagi-lagi, ia tidak memasukinya, membuat Jessi frustasi.
"Please Sir... pleaseeee.... pretty pleasee touch me.. pleasee i beg you please..."
"Oh, you look so desperate."
"I really am Sir, so please.. touch me.."
"I'm not here to please you, this is your punishment, bear with it for thirty minutes."
"Aahhhh i can't Sirr..."
Tubuh Jessi tidak bisa berhenti menggeliat, mencari kenikmatannya sendiri, degup jantungnya bertambah cepat, nafasnya tak karuan, kedua tangannya mengepal erat, sementara kakinya tidak bisa diam menelusuri setiap sisi kasur, ia menggigit bibirnya frustasi, yang ia inginkan saat ini hanyalah sex, dengan siapapun tidak masalah, tubuhnya hanya butuh sentuhan.
I won't stop until you say how sorry you are, Jessica.
Felix mendekat dengan secangkir minuman di tangannya, berdiri menghadap tubuh Jessi yang tak henti menggeliat.
"Masih panas?"
Jessi mengangguk-angguk tak sabar, tangannya berusaha meraih tangan Felix yang bahkan tidak dapat dilihatnya, gairah nafsu yang membakar tubuhnya hanya dapat dipadamkan dengan sex, ia akan melakukan apapun untuk itu. Kali ini, Jessi benar-benar merendahkan dirinya, ia jauh lebih mirip seperti budak sex daripada seorang Model yang mempunyai harga diri tinggi.
"I'll help you,"
Jessi berteriak, terkejut bukan main merasakan dinginnya air mengguyur badannya, ia juga merasakan bongkahan-bongkahan es batu menjatuhi vaginanya.
Tapi hal itu membuatnya semakin terangsang, membuatnya semakin haus akan sentuhan, tubuhnya menggigil, ia ingin menyatu dengan orang lain.
"Nnggghhhh please Sirr please fuck mee!"
"Not yet."
Felix mengambil salah satu kuas make up di meja rias Jessi, lalu menggoda tubuh Jessi dengan kuas itu. Jessi sensitif dmanapun kuas itu menyentuhnya, kuas itu membuatnya menggelinjang berkali-kali, astaga, ia ingin pelepasan, tapi sebuah kuas tidak cukup untuk membuatnya orgasme, ia ingin lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...