Hari keempat di Paris, tiga hari telah berlalu sejak kejadian "Sex under the stars". Ya, mereka menamainya begitu. Felix bilang, kejadian saat itu merupakan kejadian yang paling istimewa, mereka bukan hanya sekedar berhubungan badan, tapi juga saling menikmati moment yang langka itu.
Tapi sekarang, bukan kejadian itu yang ada di pikiran Felix. Ia memijit pelipisnya sambil berendam di bath up. Semalaman suntuk, Jessi merengek ingin pergi ke Turki. Entah kenapa akhir-akhir ini gadis itu sering menuntut dan tidak bisa dibantah. Ia lelah. Ia lelah menghadapi sifat istrinya itu.
Sebenarnya tidak masalah jika Jessi memang ingin berlibur ke Turki. Tapi Felix mengkhawatirkannya. Jessi memiliki anemia, juga darah rendah, belum lagi asam lambungnya sering kambuh, ia juga seringkali kurang istirahat. Wajahnya terlihat pucat, ia sering mengeluh pusing, tapi tetap memaksa untuk pergi ke Turki.
Bahkan, ia sendiri merasa lelah, bepergian dari Indonesia menuju New York, lalu ke Perancis, kemudian ke Turkey dalam waktu kurang dari satu bulan. Apa Jessi tidak lelah? apa semangat gadis itu mengalahkan rasa lelahnya?
"Felixx buruann!!! gue juga mau mandii!!"
Teriakan Jessi membangunkannya dari lamunan, belum lama ini, sifat gadis itu sedikit mirip dengannya, suka memerintah.
"Masuk aja, gue udah selesai kok Jess"
Tanpa bertanya lagi, Jessi langsung memasuki kamar mandi yang tidak dikunci itu. Wajahnya merah padam saat melihat Felix masih berendam di bath up, telanjang.
"KATANYA LO UDAH SELESAII!!!"
Jessi menutup mata sambil memukul-mukul Felix asal, entah pukulannya mengenai Felix atau tidak.
"Kan gue pengen mandi bareng"
"GAMAUU!!! POKOKNYA GUE GAK MAU!!!"
Jessi menarik Felix dari bath up, menyeretnya keluar kamar mandi, lalu mengunci pintu.
Felix membatu di depan pintu kamar mandi, lalu menghela napas. Perilaku gadis itu bukannya makin membaik saat honey moon malah makin liar. Felix menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu mulai berpakaian.
"FELIXXX!!"
Jessi memanggil namanya dari kamar mandi, berteriak supaya Felix dapat mendengarnya dengan jelas.
"Hm?"
Yah, sebenarnya tidak perlu teriak pun mereka dapat saling mendengar satu sama lain, Jessi saja yang memang ingin teriak.
"CAPPADOCIA YA! PESEN TIKET SEKARANGG!!"
Felix tidak menjawab. Mereka sudah berdebat semalaman tentang hal ini. Dan yah, mereka tidak tidur semalaman.
"FELIX DENGER GAKK?!?!"
Felix tidak juga menjawab. Entah kenapa, Jessi yang ia harapkan menjadi seorang submissive malah begitu membangkang sekarang.
Felix mendengar langkah kaki Jessi berjalan keluar kamar mandi, ia berjalan mendekat, bersiap menyambut Jessi. Dengan kemarahannya.
Tentu saja ia tidak suka Jessi yang memperlakukannya seperti itu. Berteriak padanya, memerintah. Ia sudah muak dijadikan bagai budak, ia tidak akan pernah rela berada di posisi seperti itu lagi.
BRUKKKKK!!!!
Suara benturan keras terdengar, bahkan lantai pun bergetar. Felix langsung menggedor-gedor pintu yang terkunci.
"JESSI! JESS BUKA PINTUNYA! LO KENAPA??!?"
Tidak ada jawaban, Felix mulai panik.
"JESSI! JESSI JAWAB!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...