FORTY ONE ✧ SICK

15.3K 583 31
                                    

Jessi memejamkan matanya saat merasa kepalanya pening, ia mencoba tidur, tapi tidak bisa. Ia mencoba menikmati pemandangan indah dari atas pesawat, tapi ia malah merasa dunia seakan berputar-putar, ia langsung memejamkan matanya lagi.

"Kenapa?" Tanya Felix sambil menyisipkan rambut Jessi ke belakang telinganya.

"Pusing."

Felix menghela napas, lalu mengarahkan kepala Jessi supaya bersandar di bahunya.

"Gue kan udah bilang, jangan ke Turki, lo itu kecapekan."

"Tapi gue pengen ke Cappadocia Lix.."

Felix tidak mau memperpanjang, gadis itu tidak akan mau mengalah. Berdebat hanya akan memperburuk kondisi Jessi.

"Lix.."

"Kenapa?"

"Pengen muntah.."

Felix panik, ia tidak membawa kantong plastik karena tidak mengira Jessi akan mabuk. Gadis itu jarang sekali mabuk pesawat.

Jessi mual-mual beberapa kali, untungnya ia tidak memuntahkan cairan apapun, ia bisa mati menanggung malu jika hal itu sampai terjadi.

Setelah merasa mualnya sudah reda, Jessi memaksakan matanya untuk terpejam, lebih baik ia tidur sampai pesawat landing. Ia tidak tahan jika kepalanya terus pusing.

✧✧✧

"Cappadocia dari sini jauh gak Lix?"

Baru saja Felix duduk diatas kasur hotel, ia sudah dibuat jengkel oleh pertanyaan Jessi.

"Kita ke rumah sakit dulu."

"Ngga!"

"Jess." Felix memperingati, kedua sorot matanya tajam menatap fokus pada mata Jessi, nadanya terkesan memaksa dan penuh penekanan, tak terbantah.

"Akuu gak sakit sayanggggg"

Jessi menghampiri Felix, duduk di pangkuannya, memeluk pria yang rahangnya sedang mengeras itu, mencium pipinya, lalu melumat bibirnya. Tapi rayuan yang ia berikan tidak berdampak apa-apa pada Felix, ia sedang kesal dengan Jessi yang keras kepala.

"Kalo lo kenapa-napa, gue yang repot Jess. Jadi gak ada bantahan, kita ke rumah sakit."

Alih-alih mendengarkan ucapan Felix, Jessi malah melanjutkan aksinya, ia semakin liar melumat bibir Felix, kedua tangannya meraba dada bidang Felix, lalu semakin turun kebawah, memijat daging yang semakin membesar diantara kedua kaki Felix.

"Tadi aku cuma mabuk pesawat sayanggg, udah gapapa kokk"

Jessi tidak akan berhenti sampai Felix menuruti keinginannya, ia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi padanya. Ketika ia ingin sesuatu, maka harus dituruti secepatnya, sesuatu dalam dirinya seakan mendesak ingin melakukan apapun untuk mendapat semua yang ia mau. Dan ia tidak bisa menunggu, ia ingin ke Cappadocia, saat ini juga.

Jessi mulai gelisah saat melihat raut wajah Felix tetap sama, tidak berubah sedikitpun. Tanpa pikir panjang, ia mendorong Felix, membuat pria itu terbaring diatas kasur, lalu kembali mencumbunya, bermain dengan lidahnya, membuat beberapa tanda di lehernya, sementara kedua tangannya dengan lincah melepaskan pakaian Felix.

DominantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang