"Lee Felix?"
Jessi menatap seorang wanita memegang bahu Felix dari belakang. Ia tidak mengenal wanita itu, tapi wajahnya tidak asing.
"Oh, Clara?"
"Yess! exactly!! Ohh i'm so glad you remember!"
Clara. Jessi tahu wanita itu. Felix pernah menunjukkan fotonya, wajar saja jika wajahnya tidak asing. Felix bilang, gadis itu adalah mantan kekasihnya saat masih berada di New York, dan mereka berpisah ketika Felix pindah ke Indonesia, saat Felix berusia tujuh belas tahun, saat Felix bertemu Jessi.
Jessi menelan ludah memandangi Clara. Gadis itu cantik, rambut pirangnya yang bergelombang dibiarkannya tergerai sampai pinggang. Bentuk tubuhnya curvy, namun slim, kulitnya putih licin bagai porselen. Dilihat dari cara berpakaiannya, ia terlihat seperti gadis feminin yang trendy. Dari mulai gaya rambut sampai heels yang di pakainya, semua keluaran terbaru. Dan tentu saja semua barang yang melekat di tubuhnya merupakan barang-barang branded.
"I've never expected this! i meet you here! how lucky i am, Felix!"
Jessi melanjutkan makannya sambil mendengarkan, aksen inggris wanita itu kental sekali.
Felix melirik Jessi sekilas, bahkan kurang dari satu detik. Kemudian berpaling kearah Clara, tersenyum sambil membalas ucapan wanita itu.
"Oh, Clara~"
"I am more surprised! how long you've been here?! i didn't know you have a plan to visit this country."
"Ahahaha, i did, Felix! this is my surprise for you! oh my god i'm so happy i don't need to looking for you in this big country! it will take a very long time! oh my.. such a miracle, this may be destiny, isn't it?"
"May be yay, and may be nay. Anyway.. Clara, you're ignoring my question. Don't make me repeat myself. You know damn well i hate that."
Clara tersenyum penuh arti, lalu tertawa kecil sebelum menggumam, "I'm sorry."
"I've been here for a week, Sir"
Jessi tersentak saat mendengar Clara memanggil Felix dengan sebutan itu. Entah kenapa, hatinya terasa sakit menyadari bukan hanya Jessi yang memanggil Felix seperti itu.
"A week? what are you doing in a week?"
Lix, apa-apaan sih? lo gak perlu tau Lix!! lo gak perlu nanya! she's your fucking ex, and i am your wife! just ignore her and talk with me!
"Not much, i am just resting because i feel tired after tidy up my stuff. This is the first time i go outside. And i met you! what a fortune!"
Felix hanya tersenyum menanggapi Clara yang begitu senang bertemu dengannya. Berbeda dengan Jessi, Clara selalu bersemangat, ia jujur dengan perasaannya. Ia selalu menyukai Felix, ia akan menerima apapun pemberian Felix dengan senang hati, apapun, bahkan hinaan sekalipun. Clara juga begitu penurut karena sangat mencintai Felix, ia rela melakukan apapun yang Felix minta karena ia takut kehilangan Felix. Bahkan saat Felix pergi dari New Yowk, gadis itu selalu menangisinya, mengharap Felix kembali.
Felix sangat menyukai Clara saat itu, Clara penurut, sangat sangat penurut. Sekali dilarang, ia akan menundukkan wajahnya, mengucapkan kata maaf dan benar-benar tidak mengulanginya lagi. Ia takut Felix marah, ia takut Felix membencinya, maka dari itu, ia menuruti semua kata-kata Felix.
My ex submissive.
Ya, mereka menjalani hubungan seperti itu dulu. Ada aturan yang harus dipatuhi Clara, dan ada hukuman jika Clara melanggar. Tapi Felix dan Clara sama sekali tidak pernah melakukan sex. Ia juga tidak pernah menyentuh aset-aset berharga Clara. Hanya sebatas ciuman. Dan itulah yang paling disukai Clara dari Felix. Tidak seperti laki-laki Inggris brengsek lainnya yang tidak mau ada status tanpa sex. Felix justru sebaliknya. Ia tidak mau having sex perempuan yang bukan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...