Dua hari telah berlalu sejak kejadian hukuman hari itu, Jessi tidak marah, mereka sudah membuat kesepakatan untuk tidak ada perang dingin diantara mereka. Tapi Jessi merasa jengkel karena Felix yang jahil terus menerus meledeknya.
"Lix, please Lix, please, gue gak kuat Lix ahahahahah"
Bukan Jessi yang mengatakannya, tapi Felix. Ia mengucapkannya dengan menirukan suara Jessi, meledek istrinya terus menerus.
"Ah elah lo! pegi lo sono!"
Jessi melemparkan bantal ke arah Felix, sayangnya ia tidak pandai dalam membidik sasaran, dan hal itu semakin membuat Felix bersemangat meledeknya.
"Ahahaha!! gue ngakak banget! "i'm so sorry Lix, gue nyesel banget sumpahh!!" HAHAHAH NGAKAK!"
"Felix ah! anjing!"
"Heh!"
Wajah Felix berubah serius, membuat Jessi mulai takut, tapi rasa kesal masih menguasai dirinya. Felix benar-benar sosok yang sangat menjengkelkan.
"Belom ae lo gue hantem tujuh hari tujuh malem."
"Dih gegayaan!"
"Oh, nantangin?" Felix menaikkan sebelah alisnya sambil memutar-mutar handcuffs di jari telunjuknya, bibirnya membentuk seringai lebar. Jessi tahu ia tidak serius, tapi melihat handcuffs di tangan Felix selalu membuatnya merinding.
"Ngga! ih alah! ngeselin bangett, orang becanda doang juga!"
"AHAHAHAH ngakak banget! Jessi Jessi, ahahah. Harusnya kemarin gue video in tuh, kan jarang-jarang liat lo begitu, biasanya galak kek kak Ros."
"Terus aja anjing! ah bangsat banget.."
"Jess, it's two times already. Do you wanna
continue swearing like that?"Jessi terdiam seketika saat melihat Felix mulai merubah tatapan matanya, ia berhenti memutar handcuffs di tangannya, beralih menggenggamnya erat, bersiap menggunakan handcuffs itu.
Kali ini Felix serius, Jessi berani menjamin hal itu, dan disaat seperti ini Felix benci pengabaian, Jessi juga sudah mengerti hal itu. Tapi Jessi tidak tahu apa yang harus diucapkannya, melihat tatapan tajam Felix membuat bibirnya kaku, sehingga ia hanya bisa menggeleng.
Saat Felix terkekeh sambil memutar bola matanya, barulah Jessi membuka suara,
"No! no,"
"I'm Sorry.."
Felix tidak merespon selama beberapa saat, ia hanya menatap Jessi dalam diam.
"Well~
"Nevermind."
"Just don't do that again~"
"I won't."
"By the way, Jess."
Jessi menoleh kearah Felix, menatapnya penuh tanda tanya.
"Do you.. want a baby?"
Jessi langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya, apa Jessi tidak salah dengar? Felix menanyakan hal itu? lucu sekali.
"Lix, astaga! ahahahah! i'm just twenty one, you must be joking ahhhaah!"
"Yeah~"
"Siapa tau aja."
"How about you?"
"Me? depends on you."
Jessi hanya mengangguk-angguk menanggapi jawaban Felix. Hal itu lah yang paling ia suka dari Felix, Felix akan melakukan apapun ketika Jessi sudah setuju padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...