"Wakey wakey~"
Suara Felix menyambut Jessi yang kesadarannya mulai pulih. Ia pingsan kehabisan napas.
"Did you have a nice dream sweetheart?"
Tanya Felix begitu lembut, dan terkesan ceria, seakan menyambut hari ulang tahunnya, padahal ini merupakan hari terburuk baginya.
Jessi hanya diam, kepalanya terasa pusing karena rambutnya terus menerus ditarik paksa, nyawanya bahkan belum terkumpul sempurna.
"Akh!-"
Tamparan mendarat di bokongnya, membuat Jessi memekik dengan lirih, ia sudah tidak punya tenaga lagi untuk berteriak.
"I ask you."
Lagi-lagi, Jessi hanya diam.
"Did you dream about him hm? does he look good? is he handsome?"
"Felix.. stop.. i-"
"Sshh. Don't interrupt. Or i'll just give you penalty for that."
Jessi menelan ludah. Sudah lama ia tidak mendengar kata itu, ia pikir Felix sudah tidak akan menggunakannya lagi.
"So, how was it? i bet you taste good for him.. i can tell how bad he wants you from his mark here.."
Felix mendekati leher Jessi, membuat bulu-bulu kuduknya berdiri.
"You still play pretend?"
Jessi memekik saat Felix menggigit lehernya tepat diatas bite mark itu.
"Don't worry sweetheart, i will clean it for you.."
Felix menggigit lebih keras, Jessi dapat merasakan kulit lehernya mulai membengkak.
"What did he do to you hm? did he kiss you like the way i kiss you? did he fuck you?"
Semburat biru mulai tersirat di kulit Jessi, tapi hal itu tidak membuat Felix berhenti.
"I think i should've marked you even more.. so, someone like him will think twice before they touch you.."
Felix menggigit lagi, kali ini di bahunya. Jessi diam tak bergerak, kalau ia berontak, gigi Felix bisa-bisa malah menggores kulitnya.
"Felix.. stop.. it hurts.."
Felix mengabaikan Jessi yang terisak. Setelah kulit Jessi mulai membiru, barulah Felix berhenti.
"Now, raise your butt for me."
Entah dorongan darimana, tubuh Jessi secara otomatis mengikuti instruksi Felix, tanpa ia sadari, kedua bokongnya sudah terangkat ke udara, tak lama kemudian ia merasakan panas disana.
PLAKKKK!!!!
Felix menampar bokong merahnya dengan paddle, sungguh, Jessi tidak suka itu. Rasanya jauh lebih menyakitkan dibandingkan tangan Felix.
"Felix... Felix i beg you please.. please stop.."
PLAKKKKK!!!!
PLAKKKKK!!!!
PLAKKKKK!!!!
"FELIX ARGHHHH!!!! HIKSS.."
"Give me name."
PLAKKKK!!!!
"AKH! W-what do you mean?!"
"You heard me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...