Jessi terus berlari tanpa melihat ke belakang, saat ia sampai di tengah padang rumput luas yang sepi, barulah ia menoleh, matanya mencari-cari keberadaan Felix namun ia tidak menemukan siapapun.
Seseorang memegang pergelangan tangannya dari belakang, membuat Jessi sedikit takut, namun hanya sesaat.
"Nakal ya?"
Felix berbisik di telinga Jessi, lalu meniupnya, membuat Jessi bergidik kegelian seketika.
"Felix!! jangan disitu anjir geli!"
Bukannya berhenti, Felix malah menjilat telinga Jessi. Hanya dengan rangsangan sekecil itu saja, mampu membuat kaki Jessi melemas.
Felix meraba payudara Jessi dari luar pakaiannya, Jessi panik sendiri. Kepalanya bergerak kesana-kemari, memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. Disana memang termasuk kawasan yang sepi, tapi tetap saja, itu tempat terbuka, siapapun dapat berlalu-lalang disana.
"Lix!!!"
"Lo gak bakal aneh-aneh kan??""Ngga kok"
"Aw!! Felix!!!!"
Felix mencubit puting Jessi, membuat gadis itu berteriak tanpa sengaja. Jessi langsung menutup mulutnya, takut orang lain mendengar.
"Gantian, lo kan tadi nyubitin gue mulu"
"Felix!! sakit!!"
Jessi menggigit bibir bawahnya saat putingnya yang lain di cubit lagi oleh Felix, bukan cubitan pelan yang biasa Felix berikan pada putingnya, tapi kali ini Felix benar-benar mencubit.
"Tapi enak kan?"
Felix mengangkat salah satu alisnya, walau Jessi tidak dapat melihatnya, tapi ia yakin Felix sedang tersenyum licik sekarang.
"Lix.."
Jessi menghentikan tangan Felix, tapi kedua pergelangan tangannya malah ditahan Felix di depan perutnya, sementara tangan Felix yang lain melanjutkan aksinya. Tangannya bergerak memasuki atasan Jessi, lalu mencubit kecil puting Jessi. Jessi spontan menutup mulut saat desahannya lolos tanpa sengaja.
"Lix!!! jangan begitu nyubitnya.."
Felix bergerak turun, tangannya bagaikan ular yang dengan mudah menyelinap memasuki celana dalam Jessi, menggoda klitorisnya, lalu mencubitnya kecil, membuat kedua kaki Jessi melemas seketika. Felix menahannya supaya tidak terjatuh, lalu berbisih tepat di samping telinganya.
"This is your punishment."
Felix menggigit daun telinga Jessi, sementara tangannya masih mencubit-cubit kecil klitorisnya di bawah sana, kadang secara perlahan, kadang begitu kuat, membuat Jessi merasakan sakit dan candu yang menyatu. Nafas Felix yang berhembus di telinganya membuatnya tidak bisa tenang, ia merinding, merasakan angin menggelitik bagian dalam telinganya, astaga, ia harus segera sadar, ia bisa gila jika terus seperti ini dan seseorang pasti akan melihat mereka.
Mata Jessi membelalak saat mendengar suara orang lain di dekat mereka, Jessi mencoba membuka matanya, beberapa orang mendekat ke arah mereka.
"Felix!"
Dengan ekspresi santai, Felix menjatuhkan diri menindih Jessi. Rumput liar yang panjangnya sekitar lebih dari setengah meter mampu menutupi mereka dengan sempurna.
"F-Felix... jangan disini.."
Jessi dapat mendengar suara orang-orang itu mendekat. Bagaimana jika mereka ketahuan? bagaimana jika orang-orang itu akan menuju tempatnya saat ini?
"Are you sure you want to stop when 'your thing' is already soaking like this?"
"Akh!! eummm!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dominant
Romance⚠️ALERT!!!⚠️ 18+ 21+ Kisah cinta Jessi berakhir bahagia, ia sudah berpacaran dengan Felix sejak berada di bangku SMA. Setelah melewati berbagai cobaan, mereka berhasil menikah. Jessi bersyukur kisah cintanya tidak rumit, tidak ada siapapun yang beru...