Asbi dan Gema panik bukan main, mondar-mandir tidak karuan di depan pintu ruang UGD membuat Nay dan Kaori jengah. Ok, Gema memang pantas panik karena Gema status nya adalah suami Icha. Sementara Asbi? Hanya mantan yang gagal move on masih memiliki cinta pada wanita berambut hitam itu.
Jelas status kedua pria itu berbeda namun, mengkhawatirkan wanita yang sama. Yang sama-sama mereka cintai namun, entah pria mana yang wanita itu cintai yang jelas bukanlah Gema yang berstatus sebagai suami dari wanita itu.
Hanya waktu yang akan mengungkap pria mana yang wanita itu cintai di masa depan.
"Bi, stop!" Kesal Kaori.
"Apa sih, Ri? Ini semua gara-gara Lo ngedorong Icha." Kesal Asbi.
Nay menoleh kearah Kaori."Lo ngedorong Icha?"
Kaori menghentakkan satu kakinya."iya, memang gue dorong Icha. Dia memang gak pantas ada di makam Tasya dan dihadapan kita semua, Gema dan Icha bukan bagian dari Blueblood lagi!!!" Memandang tajam Gema.
Gema menatap tajam Kaori."sampai terjadi sesuatu sama Icha dan anak gue? Gue pastikan Lo ke neraka lebih cepat, INGAT ITU!!!"
Kaori tersenyum sinis."Will see?" Mengibaskan rambut panjangnya.
Dokter pun keluar dari ruang UGD dan mengatakan kondisi Icha yang masih sedikit syok dan terguncang, bayi di dalam kandungan Icha pun cukup kuat untuk bertahan membuat Gema bernapas lega begitupula dengan Asbi yang merasa lebih tenang daripada tadi.
Icha segera dipindahkan ke kamar inap namun, kondisinya masih sangat lemah dan Gema dengan setia menemani wanita berambut hitam itu.
"Maaf," lirih Icha.
Gema menghela napas panjang."ngapain minta maaf sih, Cha? Ini semua bukan salah kamu, Kaori yang dorong kamu seharusnya dia yang minta maaf." Menggenggam tangan Icha.
"Aku takut dia gak bisa bertahan lama karena tahu aku gak menginginkan dia sama sekali, Gem." Icha mengusap perut datarnya.
Gema menggeleng dan mengusap perut Icha."Ssstttss, jangan dengarkan Mama. Dengar ya, Papa mau kamu hadir diantara Papa dan Mama, bertahan ya sayangnya Papa." Kemudian mencium perut Icha.
Icha menangis. "Gem, kenapa kamu lakuin ini. Dia bukan ---"
"Dia anak aku. Anak kita," potong Gema dengan nada yang lebih tegas.
Seseorang mengetuk pintu membuat Gema dan Icha mempersilahkan masuk ternyata Nay.
"Nay," panggil Icha tersenyum.
"Dek, gue gak nyangka ---" Gema terputus.
Nay menghela napas panjang."gue gak lama kok disini dan gak bakal ganggu. By the way, gue mau balikin ini Cha, gelang persahabatan kita. Gue rasa gue gak butuh ini lagi, persahabatan kita memang berakhir kan sejak valentine lalu? Lo juga gak anggap gue sahabat, jadi, buat apa gue pake gelang persahabatan ini sendirian?" Meletakkan gelang persahabatan itu di tangan Icha." Permisi," kemudian keluar dari kamar inap Icha.
"Nay, bukan gitu maksud gue. Nay, dengerin ---" Icha akan beranjak dari brangkar nya namun ditahan oleh Gema.
"Ingat kondisi kamu." Gema menahan Icha.
"Nay dia gak tahu kenapa aku mengatakan itu! Aku mau jelasin sama dia, Gema!" Teriak Icha.
"Gak bisa sekarang! Ada waktunya. Percuma Cha," tegas Gema membuat Icha menangis.
"Sampai kapanpun dia sahabat aku," lirih Icha menggenggam gelang persahabatan yang Nay berikan padanya tadi.
🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
General Fiction-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun