53 - Perasaan Yang Harus Diperjuangkan

16 4 0
                                    

Tidak ada hal lain yang Kaori lakukan selain menangis di kamarnya sendiri, selama Asbi di penjara kemarin pria bermata elang itu selalu menolaknya namun, Kaori bersikap tegar dengan tetap menjenguk nya hampir setiap hari.

Kaori membawakan makanan kesukaan Asbi dan Angga, membawakan cemilan, membawakan pakaian, semuanya Kaori lakukan demi mendapat perhatian dari sang Asbiqunal namun, semuanya sia-sia nyatanya ia ditolak mentah-mentah bahkan setelah keluar dari penjara Asbi dan Angga bukan malah menemuinya dan memilih pergi entah kemana.

Di tambah saat pandemi seperti ini membuat Kaori bingung akan melakukan apa, ia tidak lagi kuliah sambil bekerja di perusahaan almh Mamanya seperti sebelumnya.

Hotel Grand Anyelir pun tutup karena pandemi setelah sebelumnya Adam, pamannya berhasil membantah tudingan bahwa hotel dalam naungan Awwalun group melakukan transaksi haram dan Grand Anyelir pun bisa kembali beroperasi berkat usaha keras Adam namun, baru beberapa bulan ternyata pandemi pun muncul membuat Kaori kembali terdiam dan menangis di dalam kamarnya.

Gammarra group menyatakan keluar dari naungan Awwalun group meskipun Adam dan Arkan adalah sahabat sejak jaman sekolah dulunya namun, karena masalah anak-anak mereka membuat keadaan perusahan ikut menjadi pertaruhan.

"Kaori," Anindya memasuki kamar keponakannya itu yang bernuansa full wine.

Kaori menghapus kasar airmatanya. "Aunty Anin,"

"Peluk aunty sini sayang," Anindya membuka lebar tangannya.

"Aunty," Kaori segera memeluk Anindya.

"Kamu kangen sahabat kamu ya? Kangen Gema juga?" Anindya tersenyum.

Kaori mengangguk membenarkan. "Aunty, sampai kapan Gema dihukum? Kasihan dia, aku juga gak ada teman disini,"

"Aunty gak tahu sayang, kita berdoa aja semoga uncle kamu itu cepat memaafkan putranya yang nakal itu." Anindya tersenyum.

Adam memasuki kamar Kaori. "Jangan ada lagi penghuni di rumah ini yang menyebut nama anak itu! Anak itu sudah aku cabut dari ahli waris Gammarra!"

"Mas, apa itu gak keterlaluan?" Tanya Anindya.

"Lalu kenapa dia menikahi putri Shelly dan Farid itu padahal dia tahu putri Shelly dan Farid itu akan menikah dengan putra kebanggan Arkan dan Rea, hubunganku dengan Arkan jadi ikut dipertaruhkan karena masalah ini! Perusahaan kita juga keluar naungannya!" Kesal Adam kemudian keluar dari kamar Kaori.

Kaori semakin menangis karena meskipun Gema sepupunya itu menyebalkan dan tukang usil namun, Kaori merindukannya. Hanya Gema sepupu yang ia punya, hanya Gema yang biasanya menjadi kakak untuknya dan melindunginya.

"Aku udah berusaha cari Gema tapi, gak ketemu aunty." Lirih Kaori.

"Gak papa, nanti Gema pasti pulang ya. Kita tunggu aja, itu anak sama bapak sama-sama keras kepala." Anindya mengusap kepala Kaori.

🙇

Kaori keluar dari mobilnya sambil memakai kacamata cokelatnya menutupi mata sembabnya.

Gadis berambut blonde itu mengetuk sebuah rumah sederhana.

Raffa membuka pintunya dan kaget melihat Kaori berkunjung ke rumahnya.

"Ngapain lo saos tiram kesini?" Tanya Raffa.

"Gue tahu lo orang kepercayaan Asbi kan? Jadi, kasi tahu gue dimana Asbi sekarang setelah dia bebas dari penjara?" Tanya Kaori.

"Orang kepercayaan Asbi? Emang gue sehebat itu apa? Lo salah orang!" Raffa akan menutup pintu namun, ditahan oleh Kaori.

"Fa, gue tahu lo gak suka sama gue tapi, kita sama-sama tergabung dalam blueblood itu artinya kita sahabat!" Tegas Kaori.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang