Al berencana akan mengajak Tasya kekasihnya makan siang diluar dan hanya berdua sekaligus ingin memberikan hadiah kecil untuk kekasihnya itu, hadiah itu sudah berada di dalam saku jasnya membuat Al terus meraba saku jasnya. Ia takut hadiahnya untuk Tasya hilang kalau dirinya tidak berhati-hati.
Asbi menyelonong masuk saja ke ruang kerja sahabatnya itu membuat Al sedikit kaget.
"Gue pikir siapa?" Al agak kesal kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.
"Lo gak sibuk 'kan jam makan siang nanti? Gue mau ajak Lo makan siang di luar, kayaknya udah lama kita gak makan bareng." Asbi sebenarnya kikuk akan mengajak sahabatnya yang satu ini namun, dirinya benar-benar butuh teman bercerita saat ini.
Al menghela napas panjang."sorry ya, Bi. Gue gak bisa tapi, bukan berarti gue gak setia sama persahabatan kita. Hari ini Tasya ulang tahun dan gue merayakan berdua aja sama dia jam makan siang ini, maybe, next time gue luangin waktu buat kita makan bareng."
Asbi mengangguk paham. Ya, sesolid apapun persahabatan mereka, sahabatnya juga punya urusan masing-masing. "Yaudah, have fun yah. Oh ya, Lo sama Tasya setelah jam makan siang free, soalnya gue juga gak ada di kantor kok mau langsung pulang. So, nikmati aja waktu kalian ya," berwajah sedih membuat Al tak enak.
"Bi," panggil Al.
Asbi tersenyum."gue bisa ajak Nay atau Angga buat nemenin gue makan siang, oh ya, sampaikan sama Tasya selamat ulang tahun ya. Gue gak sempat bilang langsung." Kemudian keluar dari ruangan Al.
Al memejamkan matanya beberapa detik. Ia tahu seorang Asbiqunal masih patah hati sejak pengakuan Icha dan Gema sudah menikah siri saat Valentine beberapa hari yang lalu.
🙇
"Happy birthday, Tasya. Yeaayyy," sorak Amira, Nay dan Kaori heboh bertepuk tangan sedangkan para pria seperti Angga dan Raffa berwajah biasa saja hanya sekedar hadir.
Tasya meniup lilinnya yang terdapat angka 23 itu, tidak terasa dirinya sudah berusia 23 tahun membuatnya benar-benar bersyukur.
"Gue sayang sama kalian," Tasya memeluk ketiganya sekaligus.
"Kami juga Sya," ketiganya juga memeluk Tasya.
"Thanks banget ya, kalian udah mau repot-repot ngerayain ultah gue, apalagi Nay, Angga dan Kaori yang jauh-jauh kesini," Tasya tersenyum melepaskan pelukannya.
"It's okay, Sya. Demi sahabat apa sih yang enggak? Iya 'kan Nga?" Nay menyenggol lengan Angga.
"Iya," sahut Angga tersenyum.
"Leo mana sih?" Tanya Amira.
Raffa menggeleng."gak tahu yank."
Kaori mengeluarkan kamera nya."kita harus foto bareng guys."
"Biar gue aja yang fotoin," Angga sebenarnya malas berfoto.
"No! Gue udah bawa tripod, tongsis dan alat-alat lainnya. Btw, Asbi sama Al mana? Gak gabung gitu?" Kaori sebenarnya penasaran kenapa Asbi pangerannya itu absen.
"Foto dulu, biarin aja BiBiB." Nay sudah tersenyum di depan kamera.
"Ciwi-ciwi foto dulu deh," Raffa tersenyum memperhatikan keempat sahabat perempuannya itu.
Keempat perempuan berfoto beberapa kali sampai lupa diri membuat Raffa langsung menarik Angga untuk bergabung dengan keempatnya.
"Cheseee," ucap mereka bersamaan.
Potret kebersamaan mereka terabadikan di ruang kerja Tasya.
"Asbi bakalan ngamuk gak ya kalo kita-kita ngerayain ultah Tasya nih?" Amira tiba-tiba takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
Fiksi Umum-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun