25 - Bungkam

23 11 0
                                    

Aldino sebenarnya penasaran dengan kandasnya hubungan antara adiknya Icha dan Asbi, tiba-tiba Icha mengatakan sudah menikah siri dengan Gema dan sedang mengandung anak dari pria berambut blonde itu membuat Aldino tidak sepenuhnya percaya dengan mudah mengingat Icha sangat mencintai dan tidak akan mungkin berpaling hanya karena pekerjaan Asbi yang cukup menyibukkan sebagai CEO Awwalun hotel's.

Sebenarnya Aldino sangat ingin melakukan tes paternalitas namun, menahannya ia tidak ingin mengacaukan situasi dengan mencurigai bahwa sebenarnya pemilik janin itu bukanlah Gema, Gema hanya tameng yang entah kenapa malah Gema bersedia melakukannya.

"Dino, kamu kenapa?" Tanya Tia sekilas memperhatikan suaminya yang tampak berpikir keras sambil merapikan tempat tidur.

"Aku cuma kepikiran Icha adik aku, rasanya gak mungkin kan Icha berpaling dengan mudahnya, kita berdua tahu Icha sangat mengagumi dan mencintai Asbi bahkan sebelum Asbi jatuh cinta dengan Icha," sahut Aldino memandang lurus ke depannya.

Tia melipat selimutnya. "Aku juga gak nyangka Icha akan seperti itu, jujur aku kecewa dengan adik kamu Dino. Padahal aku berharap Icha akan jadi adik ipar aku dan istri Asbi,"

Aldino menggeleng. "Icha gak mungkin mau sama Gema, aku hanya berpikir janin itu bukan milik Gema. Kita tahu sendiri Asbi dan Icha punya rumah sendiri sejak mereka tunangan, mereka juga beberapa kali sering nginap disana hanya berdua, sekali lagi hanya berdua Tia!" Menegaskan.

Tia melipat kedua tangannya di depan dada memandang Aldino suaminya. "Jadi, maksud kamu janin di kandungan adik kamu itu milik keluarga Awwalun? Asbi pelakunya! Dengar Dino, aku sangat tahu Asbiqunal adik aku! Dia gak pernah menyentuh wanita lebih dari ciuman! Ciuman batasannya!"

Aldino kini menatap Tia istrinya."siapa yang bisa menjamin kalau mereka berdua beberapa kali tinggal di atap yang sama hanya berdua, apalagi mereka masih muda Tia! Aku juga tahu Icha adik aku, dia gak akan mungkin mau disentuh pria selain Asbiqunal 'kan?"

"Kamu nuduh adik aku dengan apa yang terjadi dengan adik kamu sekarang? Dengar Dino, adik aku hancur setelah pembatalan pertunangan sepihak yang Icha lakukan, ditambah lagi masalah sekarang kita lihat gimana hancur nya Asbiqunal adik aku yang selama ini mampu berdiri tegak di depan kita semua menuntaskan segala masalah sekarang apa?" Kesal Tia berkaca-kaca.

"Aku percaya Icha sangat mencintai Asbi melebihi apapun! Dia gak mungkin mau sama Gema anak berandal itu meskipun Gema sahabatnya!" Kesal Aldino.

"Untuk membuktikan semua tuduhan kamu ayo kita lakukan tes paternalitas! Ayo? Aku perawat obgyn dan aku tahu caranya, ayo?" Tantang Tia berani.

"Aku sangat ingin melakukannya Tia dan ingin menghajarnya kalau aku tahu pemilik janin itu sebenarnya! Aku juga dokter walaupun bedah jantung, aku sangat ingin melakukan tes paternalitas itu tapi, aku menahan semuanya sampai Icha sendiri yang bicara!" Teriak Aldino kemudian keluar dari kamar.

"Dino!" Teriak Tia menyusul Aldino.

Arkan dan Rea disuguhkan dengan pemandangan Aldino yang keluar dari rumah dan Tia anak mereka mengejarnya.

"Dino!" Teriak Tia terburu-buru menuruni tangga.

Aldino segera saja memasuki mobilnya dan diikuti oleh Tia yang ikut masuk di samping kemudi.

Ikhsan yang baru keluar dari kamar karena teriakan sang kakak menjadi keheranan hal apalagi yang diributkan sepasang suami-istri itu.

"Mereka selalu berteriak kemudian pergi gitu aja," Ikhsan geleng-geleng kepala.

"Kamu sebaiknya jangan ikut campur urusan rumah tangga mereka, Can." Nasehat Rea karena ia tahu Ikhsan pasti akan bertindak jika saudaranya disakiti.

"Kalau bang Dino keterlaluan tentu aja aku gak segan dor kepala dia, itu sebabnya aku mau jadi polisi karena aku mau lindungi keluarga ini!" Tegas Ikhsan memandang Arkan.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang