Di hari weekend seperti biasa geng blueblood menggunakan waktu mereka dengan mengadakan kegiatan sosial, amal bakti, penggalangan dana dan sejenisnya itu.
Asbi dan Icha jelas saja terlihat semakin mesra menjelang pernikahan mereka yang terhitung beberapa bulan lagi, member lainnya jelas terus mendukung tak lupa menjahili dan mengganggu sekaligus menurut Asbi.
"Pagi sayang," Asbi memeluk Icha dan mengecup pipi Icha yang sedang menyiapkan makanan di dapur.
"Pagi juga sayang," Icha membalas mengecup pipi Asbi.
Sementara yang lainnya seolah mengontrak di dunia ini padahal mereka sudah sejak subuh berada di rumah baru Asbi dan Icha ini menyiapkan segala keperluan untuk acara amal bakti mereka hari ini.
"Ekhem-ekhem, uhuk-uhuk," Raffa seolah-olah terbatuk-batuk membuat Al dan Gema menepuk-nepuk belakangnya.
"Minum dulu minum biar gak kering," Tasya memberikan segelas minuman pada Raffa.
Asbi dan Icha memandangi Raffa yang terbatuk-batuk itu.
"Ya Allah sakit banget tenggorokan gue," sindir Raffa kemudian meneguk segelas air itu hingga tandas.
"Minum obat sono," Angga geleng-geleng kepala.
"Emangnya sambal terinya terlalu pedas ya?" Icha mencicipi sambal teri buatannya sendiri.
"Kayaknya terlalu pedas yank," duga Asbi.
"Ih gak kok, coba deh." Icha menyuapi Asbi membuat Raffa semakin terbatuk-batuk.
"Masih pagi euyyyy tolong jangan membawa hamba iri," Raffa akhirnya tak tahan karena menurutnya Asbi dan Icha terlalu mesra di pagi hari ini.
"Sirik aja lo," Asbi memukul kepala Raffa.
Semua tertawa melihatnya dan kembali meneruskan kegiatan mereka, memeriksa makanan yang akan mereka bawa ke stand mereka nanti.
"Nasi, ayam goreng, sambal teri, sayur tumis, ayam kari, ayam kecap, tumis daging brokoli," Nay mengabsen makanan yang akan ia bawa.
"Sambal oreknya baru jadi," Amira mengangkat wajan keatas meja.
"Dinginkan dulu sebelum dipindahkan," Tasya mengipasi sambal orek buatan Amira.
"Mie hun gorengnya udah nih," Kaori lelah mengaduk-aduk.
"Astaga, saos tiram lo lupa masukkin sosisnya!" Raffa menoyor kepala Kaori.
"Hah? Terus ini gimana dong?" Kaori panik.
"Tapi, sosisnya udah di goreng kan?" Tanya Tasya.
"Udah sih," sahut Icha.
"Yaudah langsung aduk aja sekali lagi pake api kecil, udahlah beres." Usul Tasya.
"Good girl!" Puji Al merangkul Tasya.
Angga mengangkat termos teh dan kopi keatas meja. "Kopi dan teh beres,"
"Es batu udah enam kantong di bagasi mobil gue, ada di termos es juga udah gue masukin," tambah Gema.
"Galon jangan lupa," Asbi mengingatkan.
Leo mengangguk enggan memandang Asbi. "Udah, enam galon di mobil gue sisanya taroh di mobil Gem,"
"Galon di mobil lo berapa Gem?" Tanya Asbi memeriksa list perlengkapan.
"Entah, lo taroh di mana Yo galonnya? Kan di bagasi termos es semua," Gema kini bertanya pada Leo.
"Samping kemudi lo," sahut Leo.
"Eh tolong dong ini yang udah bawa ke mobil, berat tahu!" Nay menunjuk empat termos nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
Ficción General-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun