26 - Kemarahan Seorang Kakak

20 11 0
                                    

Aldino mengepalkan tangannya begitu kuat membuat Tia sang istri sedikit ngeri melihat suaminya yang baru kali ini dilihatnya dalam keadaan marah besar entah apa penyebabnya. Pria berkulit putih itu benar-benar marah saat ia tak sengaja mendengar percakapan antara Gema dan dokter rekan kerjanya yang mengatakan bahwa Icha adiknya menjadi korban pemerkosaan.

Siapa pelakunya? Siapa pria brengsek yang sudah merusak adiknya? Aldino benar-benar akan menghajarnya bahkan melenyapkannya!

Icha adiknya bukanlah gadis nakal yang keluyuran keluar masuk club malam, adik kesayangan nya bukan seperti itu! Bahkan semua teman-teman dan sahabat adiknya bahkan rekan kerja adiknya Aldino mengenalinya, Aldino punya nomor handphone nya bahkan jika satu menit saja Icha adiknya tidak membalas pesannya maka Aldino akan menghubungi seluruh teman, sahabat bahkan rekan kerja Icha adiknya itu untuk menanyakan keberadaan adik kesayangannya.

Aldino juga tahu bahwa hanya Asbiqunal yang adiknya cintai, adiknya tak mungkin berpaling dengan pria lain bahkan untuk ukuran Gema sekalipun tapi, kenyataan menghempaskan nya saat diketahui Icha hamil bahkan mengaku sudah menikah dengan Gema.

Aldino adalah orang pertama yang tidak percaya hal itu! Aldino tak akan pernah percaya bahwa Icha bersedia menikah dengan Gema karena alasan mereka saling mencintai, sekali lagi Aldino ingatkan hanya Gema sendiri yang mencintai adiknya itu sedangkan adiknya hanya mencintai Asbiqunal seorang dan Asbiqunal pun hanya mencintai adiknya.

Namun, semua hancur berantakan karena Icha yang mengandung anak yang entah siapa ayahnya, Aldino yakin bukan Gema orangnya!

"Abang akan mencari tahu sendiri, Gema. Dan saat Abang sudah mengetahuinya kamu juga harus bersiap melepaskan Icha, Abang tahu kamu lelaki baik tapi, bukan Icha orangnya!" Tegas Aldino kemudian meninggalkan Gema.

Gema mengepalkan tangannya memandang punggung Aldino yang sudah menjauh.

Tia berwajah kaget kemudian berlarian mengejar Aldino suaminya. "Dino, tunggu aku! Dino!" Berusaha menyamakan langkah dengan sang suami.

"Kalau aku membuka suara sedikit saja tentang hal yang sebenarnya terjadi mungkin bang Dino, kak Tia bahkan Asbi memilih tiada." Lirih Gema kemudian memejamkan matanya.

Sementara itu Tia terus mengejar suaminya hingga ke parkiran mobil. "Dino, kamu kenapa sih? Kamu ngomong gitu sama Gema maksudnya apa? Dia sendiri yang bilang dia mabuk dan melakukan itu sampai Icha adik kamu hamil, lalu untuk apa membuang waktu yang sudah sibuk ini dengan hal begitu? Bahkan kamu kesulitan untuk bermain dengan Caleya," kesal Tia.

"Adik aku ---" Kesal Aldino kini kehabisan kata-kata memandang Tia istrinya.

"Aku tahu dia adik kamu, aku pun menyayangkan ini bisa terjadi karena apa? Karena adik aku Asbiqunal juga ikut hancur, ada hati yang terluka disini, Dino! Tapi, apa yang bisa kita lakukan? Kita sudah menjaga mereka sekuat tenaga kita dan semampu kita sebagai anak sulung, aku-kamu kita sama-sama punya tanggung jawab besar menjaga, melindungi dan mengayomi adik-adik kita kan? Nyatanya kita sama-sama gagal lalu apa harus kita membuang waktu?" Tia memandang suaminya.

"Yang aku tahu adik aku Icha hanya mencintai adik kamu Asbiqunal! Yang aku tahu Icha sangat mencintainya dan Icha gak akan menolak apapun jika itu keinginan Asbiqunal!" Tegas Aldino.

"Kamu mau menyalahkan Asbi adik aku hanya karena mereka pernah tinggal bersama? Dino, adik aku Asbiqunal tidak akan menyentuh wanitanya melebihi dari ciuman, aku yang selalu menasehati nya agar dia menjadi pria baik hanya untuk satu wanita seumur hidupnya! Adik aku bukan pria brengsek, Dino! Jangan!" Tia menggeleng berkaca-kaca. "Jangan pernah sekalipun kamu berprasangka buruk dengan adik aku, Asbiqunal karena itu sangat menyakiti aku Dino! Karena aku yang bersama Asbi sejak kecil dan hanya aku yang paling tahu bagaimana dia, bukan Papa ataupun Mama!" Kemudian meninggalkan Aldino.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang