Asbi menutup laptopnya setelah menyimpan semua laporan kemudian membereskan beberapa dokumen yang memang harus dipelajarinya nanti kemudian memasukkan ke dalam tas jinjing laptop nya yang berwarna hitam itu.
Pria bermata elang itu melemaskan tubuhnya sebentar setelah seharian bekerja bahkan saking sibuknya hari ia melewatkan makan siang dan makan malam membuat perutnya sudah protes meminta jatah namun, pria itu mengabaikan nya seharian ini.
Asbiqunal sang calon pemegang kendali negeri ini memandang jam yang bertengger sudah menunjukkan pukul 22:30 membuatnya bergegas meskipun rasa ngantuk dan lapar dirasakannya.
Saat Asbi akan keluar, Al sahabatnya memasuki ruangannya membuat Asbi kaget.
"Al," panggil Asbi.
"Gue mau kasi laporan ini karena gue tahu lo belom balik, seharian ini kita sibuk ngurus keluhan klien sampai lupa waktu," Al meletakkan sebuah dokumen di meja kerja Asbi.
Asbi mengangguk paham. "Ya, lo balik gih. Suruh Raffa dan lainnya balik juga. Lain kali kalau udah jam pulang dan gue belum pulang kalian duluan aja jangan nungguin gue,"
"GeeR banget lo, siapa yang nungguin lo? Kerjaan hari ini emang banyak kali," keluh Al.
"Gue gak GeeR tapi, kalian kebiasaan sih." Sahut Asbi.
"Lo kayaknya capek banget, pucet, sakit lo?" Tanya Al melipat tangan di depan dada memperhatikan Asbi.
"Capek aja, gue gak papa kok. Duluan ya, gue sekalian mau jemput Icha di butik," pamit Asbi.
"Eeh, lo bisa nyetir gak? Lo pucet banget hei!" Tegur Al menyusul Asbi keluar.
"Lo meragukan kemampuan Asbiqunal meskipun dalam keadaan ngantuk hanya kita berdua yang mampu nyetir dengan selamat?" Asbi menyombongkan diri.
"Yaudah," kesal Al.
"Lo juga sama yang lain balik ngapain di kantor lama-lama," Asbi tersenyum kemudian meneruskan langkahnya.
"Bi, lo balik mana?" Tanya Al agak berteriak.
"Rumah gue lah, gue kan udah punya rumah." Sahut Asbi benar-benar sombong dan selalu saja pamer menyebut hal yang sama hampir setiap harinya membuat Al ingin menghajar mulut sang leader sebenarnya namun, ia bisa apa?
Al berkacak pinggang. "Emang selama ini dia tinggal dimana? Kolong jembatan!"
Tasya menghampiri Al. "Kamu udah selesai?"
Al menoleh dan mengangguk. "Yang lain udah selesai?"
Raffa, Amira dan Leo menghampiri keduanya. "Pak bos dah balik yok kita juga balik, lagian lama amat hari ini pak boss balik?" Raffa sambil menggandeng Amira.
Al seketika teringat ucapan Asbi akan menjemput Icha dan pulang ke rumah baru mereka itu. "Eeh kita ke rumah baru, ayo cepetan, kasi tahu yang lainnya." Segera saja menarik tangan Tasya.
"Ooh, pak boss udah sepuluh kali tinggal di rumah baru padahal katanya mau tinggal setelah nikah nanti kok ditinggali sekarang, wah pak boss kagak sabaran Yo!" Raffa memandang Leo.
"Mau gimana lagi?" Leo kemudian menyusul Al dan Tasya.
"Maksudnya ke rumah baru Asbi ngapain?" Tanya Amira bingung.
"Yayank Mira sayangku tercinta, kita ini sahabat baik pak boss jangan kita biarkan Asbi dan Icha mendesah sebelum kata sah, ayoo?" Ajak Raffa menarik tangan Amira.
Amira dan Tasya jelas menghubungi member lainnya yang berbeda kantor dengan mereka itu untuk segera menyusul ke rumah baru Asbi dan Icha.
🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
Ficção Geral-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun