40 - Kebencian Tersembunyi

10 3 0
                                    

Mendekati jam makan siang Raffa segera keluar dari ruangannya menuju ke meja resepsionis tempat kekasihnya berada, bagi Raffa jam istirahat makan siang adalah waktu yang berharga meskipun hanya satu jam.

"Ayank Mira," sapa Raffa mendekati meja resepsionis tempat kekasihnya.

Amira memandang jam yang bertengger menunjukkan pukul 11:50 masih ada sepuluh menit lagi menuju jam istirahat namun, seperti inilah Raffa yang pasti tidak sabar.

"Masih ada sepuluh menit lagi Fa, dewan pimpinan katanya lagi keliling ngawasin karyawan." Ucap Amira pelan.

Raffa sedikit kaget. "Bokapnya Asbi?"

Amira mengangguk pelan. "Cepetan sana balik ke ruangan kamu dulu,"

"Aku sembunyi aja deh, yank. Aku udah capek-capek lho turun dari lantai sepuluh kesini," Raffa malas.

"Kan pake lift Fa," geram Amira.

Raffa menggeleng dan memasuki bagian resepsionis bertepatan dengan Arkan dan para dewan pimpinan lainnya keluar dari lift.

Amira menundukkan kepala saat Arkan dan beberapa dewan pimpinan lainnya melewati meja resepsionis.

Raffa jelas bersembunyi dan mengintip sedikit kemudian bernapas lega. Amira masih menyuruh Raffa menunduk di meja nya terlebih dahulu sampai dewan pimpinan itu keluar.

Namun, seorang OB yang sedang bersih-bersih tidak sengaja menabrak Arkan membuat sang pemilik kendali itu menendang ember berisi air untuk mengepel itu.

OB itu jelas saja menunduk dan mengatakan maaf karena dirinya tidak melihat para dewan pimpinan.

Amira kaget begitu juga Raffa saat melihat Arkan menendang ember itu.

"Kamu pikir bisa mengganti sepatu saya dengan gaji kamu meskipun kamu lima tahun bekerja disini?" Arkan memandang seorang OB yang sudah menabraknya itu.

"Maafkan saya pak, saya tidak sengaja. Sekali lagi saya minta maaf,"

"Kamu tahu sebentar lagi saya bersama dewan pimpinan akan ada pertemuan penting di luar lalu bagaimana saya akan menghadiri pertemuan itu jika sepatu saya basah seperti ini hah?" Bentak Arkan.

"Ampun pak, maafkan saya."

Amira sampai menahan napas melihatnya.

Leo yang baru saja keluar dari lift tak sengaja melihat pemandangan itu kemudian menghentikan langkahnya dan bersembunyi.

Sebuah taksi berhenti di depan lobby dua orang petugas keamanan yang berjaga segera membukakan pintu yang ternyata keluarlah Nay dan Icha sambil mengobrol santai memasuki lobby dan kaget melihat Arkan sedang memarahi seorang OB.

"Papa Arkan," panggil Nay dan Icha menghampiri Arkan dan para dewan pimpinan yang langsung menundukkan kepala saat melihat kedatangan Nay dan Icha yang tanpa pemberitahuan.

"Ada apa ini Papa Arkan?" Tanya Icha pada calon ayah mertuanya itu.

"OB ini kerja nya gak bener, sepatu Papa jadi basah gara-gara dia!" Kesal Arkan merapikan jasnya.

"Papa Arkan kan bisa beli sepatu baru setelah ini kalau sepatunya memang basah jangan marahi OB nya, dia pasti gak sengaja." Nay memandang Arkan.

"Kalian pergi saja dulu, saya menyusul!" Arkan melihat beberapa dewan pimpinan yang segera menundukkan kepala dan meninggalkannya.

Arkan kemudian kembali memasuki lift membuat Amira, Raffa dan Leo yang dilewati Arkan hanya menundukkan kepala mereka.

Amira, Raffa dan Leo segera menghampiri OB itu.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang