Untuk sementara waktu Awwalun Hotel's dan Gerhana Adrian's di tutup bahkan polisi juga menggeledah usaha rekan bisnis keduanya yaitu Iqbal company, Hilman's group, Anyelir group, Gammarra group ternyata usaha mereka juga terkena imbasnya ditemukan beberapa kali transaksi haram membuat rekanan group bisnis Awwalun menjadi kaget karena mereka tidak menyangka ini akan terjadi.
Beberapa lainnya langsung menghentikan kerjasama mereka sampai kasus ini selesai dan bisa membuktikan bahwa perusahaan bersih dari transaksi narkoba.
Usaha mereka langsung ditutup, akses mereka juga dihambat sementara waktu tidak ada yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
"Bokap gue gak pernah transaksi haram di restoran selama ini, ini FITNAH!" Kesal Nay menggebrak meja setelah semua aset bahkan rumahnya di sita polisi.
"Orang tua kita semua juga dalam penyelidikan! Kita bisa apa?" Keluh Gema.
Asbi dan Angga yang kini memakai baju tahanan menghela napas panjang. "Guys, ini FITNAH! Gue gak mau kalian atau orang tua kalian juga terlibat hanya karena kita rekan bisnis,"
"Lalu apa yang bisa kita lakukan?" Tanya Al frustasi.
"Gue bakal ngaku kalau hotel gue transaksi haram dan menyeludupkan lewat rekan bisnis! Setelah itu kalian pergi dari sini!" Asbi memandang satu per satu sahabatnya.
"Lo gila!" Sentak Raffa.
"Kalian mau orang tua kalian semua di penjara? Cukup gue sama Angga, sambil kami cari cara buat keluar dari sini," kesal Asbi.
"Lo nyelamatin kita semua padahal lo sendiri terkurung sama Angga disini? Kita gak tega ninggalin lo, Bi?" Al menggeleng.
"Pergi ke luar negeri! Kalian harus berpencar sementara waktu jangan saling komunikasi, ini satu-satunya cara!" Tegas Asbi.
"Gue sama lo, Bi!" Tegas Angga.
"Kita masuk bersama dan keluar harus bersama Nga," Asbi tersenyum.
Nay menggeleng dan langsung menemui polisi untuk bicara membuat Gema langsung mengejar gadis itu agar bersikap sedikit lebih tenang.
"Bebasin sahabat saya! Sahabat saya gak salah sama sekali, ini FITNAH!" Kesal Nay di depan seorang petugas polisi.
"Mohon maaf nona, untuk sementara sahabat anda kami tahan sampai proses sidang," polisi itu menatap Nay.
"Anda itu polisi tapi, anda juga gak tahu siapa yang benar siapa yang salah! Ini gak adil!" Teriak Nay emosi.
"Nay, please! Tahan semua emosi lo! Kita disini harus kooperatif sama kasusnya!" Gema menahan Nay.
"Gak bisa, Gema!" Teriak Nay. "Lepasin gue!" Teriak Nay meronta.
"Pak, maaf banget ya, pak, sahabat saya ini lagi kacau," Gema meminta maaf dan menyeret Nay. "Ikut gue! Jam besuk Asbi dan Angga hampir habis, masih banyak yang harus kita bahas bukan hanya sekedar emosi lo, sadar!" Bentak Gema.
Gema dan Nay kembali ke ruang berkunjung membuat Asbi geleng-geleng kepala melihat Nay yang memang susah ditebak.
"Nay, pikirkan baik-baik sebelum lo bertindak!" Tegas Asbi.
"Lo pikir kalau semua aset kita di sita, kita bisa apa? Hah? Bisa apa? Mobil, rumah, bahkan restoran bokap gue tutup! Tabungan di blokir! Gue gak bisa sabar!" Emosi Nay sudah meledak.
"Gue sama Angga ditahanan, bisa apa?" Asbi kali ini emosi. "Gue bilang, gue bakal ngaku kalau gue yang menyeludupkan jadi, orang tua kalian bersih dari tuduhan transaksi haram, setelah itu kalian pencar ke luar negeri! Ini cek buat kalian hidup sebulan sisanya gue gak tahu tapi, gue bakal usahain supaya kalian hidup aman dan terjamin!" Menghempaskan beberapa cek yang ternyata memang sudah Asbi persiapkan untuk berjaga-jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
Genel Kurgu-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun