Motor sport berwarna hitam memasuki halaman rumah keluarga Haris, Asbi membuka kaca helm nya kemudian membunyikan klakson sebagai tanda ia sudah berada di depan rumah tunangannya itu.
Icha buru-buru keluar dari rumah dan berlari menghampiri Asbi, tunangannya itu.
"Jangan lari-lari nanti jatuh gimana?" Asbi memberikan helm berwarna putih pada Icha.
Icha tersenyum menerimanya. "Kan ada kamu,"
Asbi tersenyum mendengarnya kemudian memakaikan helm putih itu pada Icha. "dasar!"
"Kita mau kemana?" Tanya Icha antusias.
"Kemana aja asal itu sama kamu," Asbi melirik Icha yang sudah duduk di belakangnya.
"Belajar gombal darimana kamu sekarang?" Icha tertawa pelan.
"Pelukannya jangan lupa," Asbi menarik kedua tangan Icha melingkari pinggangnya.
Icha mengeratkan pelukannya. "Aku akan ikut kemana aja asal itu sama kamu,"
Asbi menepuk helm Icha. "Ke lubang semut mau?"
Icha mengangguk. "Mau, aku ikut kemanapun pokoknya."
Asbi tersenyum kemudian mengecup tangan kiri Icha yang tersemat cincin pertunangan mereka. "Kamu harus di sisi aku selamanya,"
Althala kakak kedua Icha keluar dari rumah hanya geleng-geleng kepala dengan adiknya ini. "Pacaran terus,"
Icha menjulurkan lidahnya. "Wleekk, kak Altha makanya cari pacar sana."
Asbi hanya tertawa menanggapi calon kakak iparnya itu. "Pergi dulu ya bang,"
"Dari sejak lo klakson kalian udah tujuh menit di halaman gak pergi-pergi," sewot Althala.
"Ayo kita pergi Bi, kak Altha jomblo makanya sensi," Icha tersenyum.
"Kakak gak jomblo Cha, kakak cuma mau kamu aja duluan nikah sama Asbi, heh Bi, jangan lama-lama pacarin adek gue, cepet nikahin, ngurus nikah lama banget kalian padahal setahu gue gak lama," omel Althala menepuk helm Asbi.
"Bang Altha, sabar dong beberapa bulan lagi waktunya akan tiba." Asbi tersenyum kembali mengecup tangan kiri Icha yang tersemat cincin itu membuat Althala iri.
"Bisa gak jangan pamer begitu? Kalian bikin iri," Althala kemudian masuk ke dalam rumah membuat Icha dan Asbi tertawa.
"Jodohin kak Altha sama siapa ya?" Icha tersenyum.
"Kita pikirin nanti, yang penting jalan dulu nanti yang ada motor aku ditendang bang Altha gara-gara dia iri," Asbi kemudian melajukan motornya.
🙇
Geng blueblood lainnya sudah menunggu Asbi dan Icha di tempat janjian mereka dan mereka kaget karena Asbi dan Icha datang menggunakan motor.
"Asbi, Icha," geng blueblood lainnya kaget.
Jelas saja kaget ketua mereka ini tidak memberitahu akan datang menggunakan motor sport, jelas mereka tidak enak karena mereka menggunakan mobil lagipula geng blueblood adalah geng yang solid, mereka biasanya kompak saat akan berpergian, jika menggunakan mobil mereka akan menggunakan mobil, jika menggunakan motor juga mereka akan menggunakan motor tapi, kenapa sore ini Asbi tidak memberitahu akan menggunakan motor sport.
Asbi melepas helm full face nya dan membenarkan rambutnya sedikit. "Mobil gue gak bisa keluar di carport ketutup sama mobil kak Tia dan bang Dino, gak papa santai aja gue sama Icha pake motor aja,"
"Ya, tapi, seharusnya lo bilang gak enak lah kita," keluh Al sambil memainkan kunci mobilnya.
"Pake mobil gue aja, biar gue pake motor lagipula gue sendiri gak ada nebengin siapa-siapa juga," Gema memberikan kunci mobilnya pada Asbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
General Fiction-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun