23 - Dalam Keterpurukan

26 11 0
                                    

Leo kini secara resmi menjabat sebagai CEO Awwalun hotel seperti impiannya berkat Arkan yang mengumumkan beberapa waktu lalu membuat banyak pihak yang terkejut karena pengumuman tersebut seakan tak percaya dengan pergantian CEO baru setelah pengumuman bahwa Leo juga putra Arkan, Asbi yang berada di dalam penjara, publik pun masih dibuat bertanya-tanya bahkan pemberitaan tentang keluarga Awwalun dan geng blueblood seakan tak ada habisnya dan tak berhenti terus memberitakan Asbi dan Angga yang melakukan transaksi haram melalui rekan bisnisnya sendiri.

Di saat semua anggota keluarga tengah pusing, Arkan dan Leo justru bersikap tenang dan seolah tidak terjadi apa-apa seolah Asbi, Angga dan geng blueblood seperti orang asing saja dan menganggap berita-berita yang beredar di media sebagai tontonan saja.

"Tidak ada yang buka suara sampai sekarang bahkan sudah satu bulan lamanya!" Kesal Tia memandang seluruh anggota keluarga Awwalun yang tengah duduk di meja makan menikmati makan malam.

"Tia!" Panggil Aldino menggeleng.

"Asbi dipenjara terkurung di dalam sana sementara kita disini menikmati makanan ini  tanpa memikirkan Asbi!" Teriak Tia sama sekali tidak menggubris panggilan suaminya yang berusaha menenangkan nya.

"Tia!" Panggil Aldino sekali lagi mencoba menarik lengan Tia istrinya.

"Kalau kalian lupa siapa Asbi biar aku ingatkan! Asbi adikku sama seperti Ikhsan dan Shabilla, Asbi anak ketiga dari Arkan dan Rea pewaris tunggal seluruh kekayaan Awwalun, ketua geng blueblood, kenapa seperti ini kalian perlakuan dia?" Teriak Tia emosi.

Ikhsan menggebrak meja karena sudah tidak tahan lagi membuat semua kaget. "Pa, Asbi anak Papa 'kan? Kenapa Papa gak pernah sekalipun jenguk anak kesayangan Papa selama satu bulan ini?"

"Dia harus sadar dan merenungi semua kesalahannya!" Sahut Arkan menegaskan.

"Ini FITNAH! Asbi difitnah Pa! Asbi gak mungkin melakukan itu!" Teriak Tia.

Shabilla adik mereka yang paling kecil yang akan berusia 8 tahun sebentar lagi tentu saja takut dan segera memeluk Rea sang Mama. "Mama, BiBiL takut. Kenapa kak Tia dan bang Ican berantem." Bersembunyi dibelakang Rea mengira Tia dan Ikhsan sedang berkelahi.

Rea melindungi putri bungsunya. "Gak kok sayang, BiBiL jangan takut ya kan ada Mama."

Leo tersenyum memandang Shabilla sambil mengulurkan tangannya. "Sama bang Leo ya?"

Shabilla menggeleng. "BiBiL gak mau sama bang Yoyo, kakak beuty bilang bang YoYo jahat,"

Leo menarik tangannya kembali sambil mengumpat dalam hati jelas ia tahu siapa 'kakak beuty' yang dimaksud oleh Shabilla.

Nay! Nay ternyata mempengaruhi gadis kecil itu agar membencinya.

"BiBiL, gak boleh gitu. Bang Leo juga saudaranya BiBiL nya, abangnya BiBiL sama seperti kak Tia, bang Ican dan bang BiBi." Ucap Rea menasehati.

"Gak! Kakak beuty bilang bang YoYo jahat kan kakak beuty gak pernah bohong," Shabilla menggeleng dan ngotot.

Tia memandang Shabilla adik bungsunya. "Dia memang jahat, BiL. Dan dia bukan saudara kita, kita hanya berempat. Hanya kak Tia, bang Ican, BiBi dan BiBiL!"

Leo segera beranjak dari duduknya. "Aku juga anak Papa!" Sentaknya.

"Anak Papa hanya empat, kak Tia, gue, Asbi dan Shabilla bukan lo!" Teriak Ikhsan tidak terima mendorong Leo.

"Ican!" Rea mencoba menarik Ikhsan.

"Aku anak Papa! Aku juga berhak seperti kalian berempat!" Teriak Leo mendorong Ikhsan.

"Lo menghancurkan keluarga Awwalun!" Kesal Tia ikut mendorong Leo.

"Mama, BiBiL takut." Shabilla berkaca-kaca.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang