1 chapter menuju ending mentemen... Hargai penulis dengan memberikan vote dan comment kalian ya karena satu vote dan satu comment dari kalian begitu berarti dan berharga bagi penulis... Timaacii 🙏
•••
Icha benar-benar gelisah karena sudah beberapa hari tidak bisa menghubungi Gema untuk mengetahui kabar putra-putri kembarnya.
Bagaimanapun juga ia adalah seorang ibu meski tidak dapat dipungkiri bahwa ia saat ini masih belum menerima kenyataan El dan Adel adalah anaknya, terlahir dari rahimnya seketika membuat Icha merasa jijik pada dirinya sendiri.
Kilasan kejadian itu membuat Icha berteriak histeris kembali tanpa bisa dikendalikan oleh dua orang psikiater dan asistennya.
Aldino dan Tia mendobrak pintu kamar Icha dan melihat betapa histeris nya adik mereka yang kali ini entah karena apa?
"Nani?" Aldino bertanya pada psikiater yang menangani Icha.
Psikiater itu menjelaskan pada Aldino dalam bahasa Jepang bahwa Icha sempat memegang handphone terlihat menghubungi seseorang namun, sepertinya tidak tersambung kemudian Icha melihat galeri di handphonenya ada beberapa foto dua bayi kembar dan tersenyum sedikit namun, kemudian mencampakkan handphone nya lalu berteriak histeris kembali.
Tia mengambil handphone Icha itu untuk memeriksanya, ternyata selama ini tanpa mereka ketahui Icha sering menghubungi Gema dan Gema pun terlihat sering mengirimkan foto tumbuh kembang El dan Adel.
Bahkan saat memeriksa log panggilan ada nama lain selain Gema yaitu Asbi membuat Aldino dan Tia saling pandang.
"Terakhir mereka komunikasi hampir sebulan yang lalu," Aldino berpikir keras.
"Setahu aku Asbi ada ngabarin dia udah bebas dari penjara dan tinggal di Macau lalu udah hampir sebulan ini balik tinggal di Indonesia dan bangun perusahaan sendiri." Sahut Tia.
Aldino kemudian berkutat pada handphonenya ia menghubungi Asbi adik iparnya itu.
🙇
Asbi yang sedang memperhatikan El dan Adel sarapan disuapi oleh Kaori tiba-tiba handphonenya berbunyi dan terlihat di layar nama abang iparnya.
"Ya, bang Dino." Sapa Asbi.
"Gue lagi sama Icha," ucap Aldino tanpa basa-basi di sebrang sana.
Asbi memilih menjauh dari ketiganya membuat Kaori sempat memandang Asbi sebentar kemudian fokus kembali menyuapi El dan Adel. "Gue sama dia udah berakhir,"
"Lo dengar, itu teriakan Icha lagi histeris gak bisa dikendalikan oleh psikiater nya sekalipun," Aldino seperti menahan emosi.
"Gue gak peduli!" Tegas Asbi.
"Di handphone Icha, ada nomor lo terakhir kalian komunikasi hampir sebulan yang lalu! Kalau lo gak peduli, gak usah hubungi sama sekali!" Tegas Aldino.
"Itu terakhir kalinya! Kenapa tiba-tiba bahas ini?" Tanya Asbi emosi.
"Gema gak bisa dihubungi, lo tahu dimana dia?" Tanya Aldino.
"Dipenjara, gue jeblosin dia ke penjara!" Sahut Asbi tersenyum sinis.
"Kenapa?" Tanya Aldino.
Asbi terdiam. Ia tidak mungkin memberitahu Aldino tentang identitas El dan Adel yang sebenarnya adalah saudara nya.
"El dan Adel anaknya Icha, Icha hanya bisa tahu lewat Gema tentang anaknya itu! Dan lo jebloskan Gema gitu aja ke penjara tanpa berpikir bagaimana nasib El dan Adel?" Sentak Aldino.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
General Fiction-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun