Asbi memang terlihat beberapa kali keluar saat jam kantor karena jelas saja sibuk mengurus persiapan pernikahan nya dengan Icha namun, meskipun Asbi sering keluar pria bermata elang itu tidak mengabaikan pekerjaan nya begitu saja.
Perusahaan tetap menjadi prioritas nya.
Al yang baru saja akan ke ruangan Asbi terhenti langkahnya saat melihat sahabatnya itu sudah keluar dari ruangannya terburu-buru sambil berbicara dengan seseorang ditelpon yang diyakini Al adalah Icha sahabatnya sekaligus tunangan Asbi.
"Titip Tasya aja lah," Al kemudian membawa dokumennya ke ruangan Tasya kekasihnya yang merupakan sekretaris Asbi.
Tasya tersenyum saat melihat Al kekasihnya. "Hai,"
Al tersenyum. "Mau titip dokumen ini,"
Tasya mengangguk paham. "Asbi tadi ngasi tahu kalau dia keluar sebentar sekitar 30 menit karena ada urusan,"
"Apalagi selain ngurus persiapan pernikahan," Al tersenyum.
"Apa ini mendesak?" Tanya Tasya menyimpan dokumen yang diberikan Al.
"Sebenarnya tapi, ya, tahu sendiri Asbi gimana? Pasti butuh 1-2 hari baru dia ACC karena dia detail banget kan, gak sembarangan kalau udah berkaitan dengan pekerjaan," sahut Al.
"Iya sih, Asbi perfect banget. Aku pikir ya jadi direktur utama itu enak tinggal tanda tangan doang kayak biasa aku lihat di sinetron padahal aslinya Asbi sibuk banget," Tasya cemberut.
"Besok-besok kamu kurangi nonton sinetron setelah pulang kerja ya bersih-bersih, makan trus tidur." Sahut Al mengusap kepala Tasya.
"Yah, aku kan juga butuh hiburan." Tasya semakin cemberut.
Leo mengetuk ruangan Tasya membuat Tasya dan Al memandang kearah Leo.
"Kenapa Yo?" Tanya Al santai.
"Eh kalian lagi pacaran ternyata," Leo tersenyum menghampiri keduanya. "Gue mau kasi dokumen ini sama Asbi tapi, dia gak ada di ruangannya lagi."
"Titip sama Tasya aja, kan ada sekretaris nya." Saran Al.
"Iya Yo, ini kan udah tugas gue. Mendesak banget ya butuh ACC?" Tasya tersenyum.
"Ya gitu deh," sahut Leo menyerahkan dokumen nya pada Tasya. "Tolong banget ya kasi tahu Asbi ini mendesak banget butuh ACC dia,"
"Gue juga butuh ACC dia, dikira lo aja." Al geleng-geleng kepala.
"Yaudah kalau gitu gue balik ke ruangan dulu, selamat pacaran deh kalian mumpung gak ada boss," Leo tersenyum kemudian keluar dari ruangan Tasya.
Tasya dan Al mengangguk kemudian melanjutkan obrolan ringan mereka mumpung tidak ada Asbi karena memang sudah peraturan kantor bahwa sesama karyawan dilarang berpacaran dan Asbi pun memberlakukan hal yang sama pada para sahabatnya seperti Al dan Tasya begitu juga dengan Raffa dan Amira, kedua pasangan itu tidak boleh pacaran selama jam kerja.
🙇
Sementara itu Leo kini menuju ke ruang ketua dewan pimpinan tempat Arkan berada, dewan pimpinan tentu saja hanya bertugas mengawasi jalannya perusahaan tanpa ikut campur sedikitpun namun, jika direktur utama yang tak lain adalah Asbi melenceng dari aturan ketetapan maka dewan pimpinan bisa memberikan teguran atau sanksi pada Asbi pemegang kendali.
"Pa," panggil Leo menatap tajam Arkan.
Arkan hanya memandang Leo dan mempersilahkan Leo duduk.
Leo duduk di depan Arkan. "Pa, aku mau nama belakang Awwalun. Aku mau saham yang sama dimiliki Asbi, Asbi memiliki 100% saham dari seluruh cabang kenapa aku gak bisa memiliki itu juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)
General Fiction-Seorang pria hancur itu karena tiga hal, harta, tahta & wanita dan aku mengalami ketiganya sekaligus - Muhammad Asbiqunal Awwalun