58 - Ambisi Leo

15 5 8
                                    

Mau ngasi tau aja ini makin mendekati ending lho guys...

•••

Leo sangat ingin hidup sebagai Awwalun, mendapatkan nama belakang, duduk di kursi tahta pemegang kendali, hidup dalam kegelimangan dan kelimpahan harta, semua orang mendambakan hidup seperti Asbiqunal sebagai putra mahkota, pewaris tunggal Awwalun group, pemegang kendali, tinggal menjetikkan jari maka para pelayan akan melayaninya sepenuh hati.

Bahkan hampir seluruh wanita mengatakan Asbiqunal adalah pria idaman untuk menjadi suami.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Leo semakin muak pada Asbi meskipun awalnya ia berteman lalu kemudian bergabung dengan blueblood karena murni pertemanan dan persahabatan namun, setelah mengetahui bahwa Asbi saudara satu ayahnya membuat Leo muak bahkan membencinya.

Seberuntung itukah seorang Asbiqunal padahal pria itu hanya anak istri kedua?

"Yo, jadi kan kita istirahat nanti makan di rumah lo?" Suara Raffa mengagetkan Leo yang sedang melamun.

"Hah?" Leo bingung.

"Makan di rumah lo jadikan?" Tanya Raffa memastikan.

"Di rumah gue?" Leo bingung.

Raffa mengangguk. "Iya, bokap lo tadi yang bilang sama anak-anak blueblood pas nganterin teh katanya Angga, Nay, Gema, Kaori, Icha juga boleh ikutan,"

"Apaan sih Papa pake ngajak kalian segala? Gue takutnya anak-anak kaya itu gak biasa makanan di rumah gue," keluh Leo.

"Yo, lo kok gitu sih? Kayak seolah ada perbedaan antara kita sama mereka? Kita kan satu geng udah gabung jadi blueblood, gak ada lagi lah istilahnya anak beasiswa sama anak yayasan," keluh Raffa.

"Mereka orang kaya semua Fa, bukan kayak gue, lo, Tasya dan Amira. Mereka tiap hari makan daging tanpa pikir, nah kita makan apa? Apa mereka bisa makan makanan kita?" Kesal Leo.

"Lo apaan sih Yo? Gak biasanya lo begini bahas-bahas status sosial segala, lo kenapa sih?" Tanya Raffa penasaran.

"Kita sama mereka beda Fa!" Leo kemudian meninggalkan ruangannya.

"Aneh mah si YoYo?" Raffa cemberut.

🙇

Di jam istirahat Asbi, Al, Tasya, Raffa dan Amira mereka menunggu di dekat mobil Leo.

"Leo mana sih? Kita kan mau kerumah dia?" Tanya Tasya.

"Iya, dia nunggu Om Julian selesai shift kali jadinya pulang bareng," duga Amira.

"Bi, gak jemput Icha?" Tanya Al.

"Nanti kan sekalian lewat," sahut Asbi.

"Oh iya juga ya," Raffa tertawa pelan.

Leo yang di tunggu pun akhirnya muncul juga ke parkiran.

"Yo, Om Julian mana?" Tanya Raffa.

"Bokap gue kan pake motor butut!" Ketus Leo sambil memandang Asbi.

"Lo PMS Yo?" Tanya Al.

Leo memandang Al. "Emang ada toleransi disini kalau anak dan ayah kerja di perusahaan yang sama? Salah satunya pasti di pecat kan? Gue, bokap sama nyokap makan apa kalau salah satu dari kami di pecat dan gue gak mau kayak Raffa jadi tulang punggung keluarga, gue masih mau main bebas!" Ketusnya kemudian memasuki mobil.

"Kok bawa-bawa gue sih? Ya, emang kenapa kalau jadi tulang punggung keluarga hah? Salah gitu! Gue masih bisa kok main sama lo lo pada ya?" Kesal Raffa karena namanya dibawa-bawa.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang