31 - Kelahiran

29 9 0
                                    

Agustus, 2019

Beberapa bulan kemudian ...

Usia kandungan Icha memasuki bulan kedelapan, wanita itu sudah terlihat susah berjalan dengan perut yang membesar bahkan apapun yang Icha lakukan seperti berdiri, duduk, berjalan, bahkan tidur terlihat tidak nyaman membuat Gema khawatir pada Icha.

Gema berusaha sekuat tenaga terus berada di sisi Icha meskipun ia juga harus bekerja setelah memutuskan pindah beberapa bulan lalu.

Ya, Gema sudah mendapat pekerjaan yakni sebagai penyanyi di caffe kebetulan sekali Greta bos nya yang lama menghubungi nya bahwa caffe nya membuka cabang di kota ini dan membutuhkan seorang penyanyi membuat Gema langsung mengiyakan saja tawaran pekerjaan tersebut.

Yang membuat Gema pusing adalah sepertinya Greta terlihat menyukainya, bukan Gema tidak paham hal seperti ini namun, ia sebisa mungkin menghindar secara halus.

Pengunjung caffe bahkan sangat ramai tidak hanya malam hari bahkan siang hari demi melihat sang penyanyi yang katanya sangat tampan itu membuat Gema juga bekerja siang hingga larut malam bukan hanya malam hari saja.

Gema tersenyum pada penonton yang bertepuk tangan padanya sambil meletakkan gitarnya dan izin untuk mengambil istirahat.

Greta ternyata menunggu Gema saat pria itu baru saja menuruni panggung.

"Minum dulu," Greta menyodorkan segelas minuman dingin.

Frappe matcha.

Gema tersenyum saat melihat minuman itu karena ia teringat pada Icha yang menyukai minuman jenis ini.

"Berapa?" Gema buru-buru merogoh saku celananya.

"Aish! Jangan seperti itu. Aku ingin memberikannya secara gratis karena caffe ku sangat ramai hari ini," Greta cemberut.

Gema tersenyum mendengarnya. "Jangan sampai bangkrut, Gret!"

Ya, karena mereka seumuran akhirnya Greta meminta Gema memanggilnya dengan nama saja.

"Ini terima dan jangan membayar ini. Aku akan marah kalau sampai aku dapat laporan dari kasir bahwa kau membayarnya, heum?" Meletakkan gelas minuman itu di tangan Gema.

Gema tersenyum kemudian menyeruput minuman itu. "Thanks, ini enak. Tapi, saat pulang aku akan membelinya secara take away jangan memberiku gratis lagi."

"Ah kau menyukai minuman ini pastinya sampai berniat membawa pulang," Greta tersenyum.

Gema lagi-lagi tersenyum ia jadi teringat pada Icha. "Ya, aku menyukainya dan membawakan minuman ini nanti padanya. Dia sangat menyukai apapun berbau matcha."

Senyum Greta memudar. "Kau punya kekasih? Beruntung sekali pastinya."

Gema menggeleng. "Istriku lebih tepatnya."

Greta semakin terkejut mengetahui Gema sudah mempunyai istri. "Apa? Kau sudah mempunyai istri?"

"Ya, tidak masalah 'kan Gret? Lagipula waktu diawal aku bertanya apa status tidak dipermasalahkan dan kau bilang tidak sama sekali," Gema heran.

Greta mengangguk. "Ya, tidak masalah. Aku hanya baru tahu saja kau mempunyai istri."

Handphone Gema berbunyi membuat Gema segera merogoh handphone di saku celananya dan tertera nama Icha.

"Istriku menelpon, sebentar ya?" Pamit Gema kemudian meninggalkan Greta. "Kenapa sayang?" Masih terdengar suara Gema di telinga Greta membuat gadis itu berkaca-kaca.

"Hah? Gema punya istri? Sejak kapan?" Greta tak habis pikir.

🙇

Icha merasakan luar biasa membuatnya segera menghubungi Gema.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang