27 - Gema VS Awwalun

15 7 0
                                    

Gema mengecek ATM nya membuatnya menghela napas panjang, rekening nya masih dibekukan oleh keluarganya apalagi saat ini kondisi keuangannya benar-benar kritis, uang pegangannya sangat menipis di dalam dompet.

Gema akhirnya memutuskan untuk pulang kembali ke rumah sewa nya tempat tinggalnya bersama Icha itu namun, baru saja memasuki rumah sewa sederhananya itu ia melihat Icha keluar dari kamar padahal seharusnya wanita itu beristirahat.

"Icha, kamu belum tidur?" Tanya Gema.

Icha menggeleng. "Aku gak bisa tidur, Gem. Laper,"

"Kamu mau makan apa? Aku belikan," Gema sebenarnya cemas sambil mengingat berapa uang yang tersisa di dompetnya.

"Martabak, aku pengen martabak." Icha berbinar senang.

"Oke, kamu tunggu ya?" Gema tersenyum akan pergi.

Icha cemberut. "Emang ada jam segini? Jam dua pagi,"

Gema mengangguk. "Ada, di depan gang."

Icha bersemangat mendengarnya. "Aku ikut,"

Gema tersenyum. "Pake jaketnya dulu, Cha."

🙇

Icha dengan senang menenteng kantong berisi dua porsi martabak pembelian Gema dan duduk di ruang tamu, matanya berbinar senang karena mendapatkan apa yang ia inginkan.

Gema tersenyum melihat Icha yang dengan lahap memakan martabak pembeliannya tadi meskipun ya tidak dapat dipungkiri bahwa Icha memesan dengan tambahan ekstra telur dan ekstra daging membuat isi dompet Gema terkuras cepat.

"Gem, ayo makan?" Ajak Icha mulutnya penuh.

Gema menggeleng. "Gak. Kamu aja, aku ngantuk mau tidur dulu ya?"

Icha cemberut. "Nanti aku abisin, aku suka lupa sisain kamu."

"Abisin aja, nanti aku kan bisa beli." Gema tersenyum mengusap kepala Icha kemudian masuk ke dalam kamar.

Icha terlihat berpikir. "Udah berapa kali aku makan di tengah malam gini, aneh banget."

🙇

Pagi-pagi sekali Gema sudah bangun menyiapkan sarapan untuk Icha segelas susu dan telur setengah matang kemudian meletakkannya diatas nakas sambil tersenyum memandang Icha yang masih tertidur.

"Papa pergi dulu ya sayang, jangan nakal di perut Mama." Gema mengusap perut Icha kemudian perlahan keluar dari kamar agar tidur Icha tidak terganggu.

🙇

Gema memutuskan mencari pekerjaan untuk menopang kebutuhan hidupnya, saat ini uang yang tersisa hanya tinggal lima puluh ribu, bahkan untuk seumur hidupnya baru kali ini Gema memegang uang sesedikit itu.

Gema yang berjalan kaki melihat kanan dan kirinya yang mungkin saja terdapat lowongan pekerjaan yang bisa membayar harian karena ia benar-benar membutuhkannya saat ini dan ditambah lagi Icha yang sering ngidam di tengah malam.

Pria berambut blonde itu tersenyum saat melihat sebuah lowongan di sebuah caffe yang membutuhkan penyanyi, sejenak ia mengingat apakah suaranya masih sebagus dulu karena saat masih kuliah ia sering tergabung di klub musik dan berduet dengan Nay sahabatnya.

Gema langsung saja di interview oleh owner caffe tersebut sekaligus di tes kemampuannya yang membuat sang owner kagum pada suara Gema apalagi ditambah Gema yang jago memainkan beberapa alat musik seperti gitar, bass, drum dan piano.

"Oh ya siapa namamu tadi? Kamu bisa datang sore nanti jam enam untuk mulai bekerja," ucap sang owner tersenyum.

"Gema, Bu. Terimakasih atas kesempatan nya," Gema tersenyum.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang