52 - Pelaku Sabotase Yang Tak Sengaja Terungkap

17 4 0
                                    

Saat pandemi seperti ini banyak orang-orang memanfaatkan di rumah saja dengan berkumpul bersama keluarga, menghabiskan banyak waktu bersama keluarga yang selama ini sangat jarang karena sibuk mengejar materi hingga waktu seperti saat ini benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Rea benar-benar kesepian di rumah semua anak-anaknya tidak berada di rumah, Tia si anak sulung bersama suaminya Aldino katanya sedang sibuk mengurus bisnis alat-alat medis di Tokyo, Ikhsan si anak kedua masih berada di tempat tugasnya, sedangkan Asbi si anak ketiga yang katanya sudah bebas dari penjara malah langsung pergi begitu saja ke Macau.

Hanya ada Shabilla si anak bungsu di rumah ini bersama Leo anak suaminya dari istri pertama namun, Rea tetap menyayangi Leo karena sudah tahu bagaimana kisah Arkan suaminya di masa lalu.

Ditambah si kecil Caleya anak dari Tia dan Aldino itu membuat Rea hanya menyibukkan dirinya membuat berbagai masakan dan cemilan.

Di rumah besar layaknya istana ini terlalu sepi jika hanya ditinggali tiga anak-anak saja ditambah Arkan dan Rea serta beberapa asisten mereka.

Sejak dulu impian Arkan hanya satu, rumahnya ramai dengan anak-anak.

"Mas, kamu tuh jangan ngelamun gitu. Semua usaha orang-orang juga tutup bukan hanya hotel kamu aja," tegur Rea melihat suaminya sudah berhari-hari berdiam diri di ruang kerja.

"Uang kita tidak berputar, Re dan gara-gara ide dermawan Leo itu uang simpanan perusahaan akan tergerus," kesal Arkan.

Rea tersenyum mendengarnya. Suaminya adalah penyuka uang seperti tuan krab saja salah satu tokoh kartun yang biasa di tonton Shabilla si anak bungsu. "Mas, anggap aja sedekah. Yakin setelah ini rejeki kita sekeluarga lebih banyak lagi,"

"Re, kita punya beberapa yayasan panti asuhan, panti jompo, apa itu bukan sedekah namanya?" Protes Arkan.

Shabilla si bungsu yang masih duduk di bangku sekolah dasar menghampiri sang Papa yang duduk di ruang kerja.

"Papa, bantuin tugas BiBiL." Pinta Shabilla.

Arkan mendudukkan Shabilla di pangkuannya. "Mana yang harus Papa bantu sayang?"

"Ini," Shabilla menunjukkan setumpuk buku PR nya membuat Arkan tersenyum geram. "Nanti sebagian minta bantu sama bang YoYo ya?"

Shabilla cemberut mendengarnya. "Gak ah, bang YoYo tuh jahat, pelit lagi,"

"Nanti biar Papa marahin bang YoYo kalau dia gak mau bantuin BiBiL," ucap Arkan.

"Yesss," Shabilla senang dan bersemangat mengerjakan tugasnya.

Rea tersenyum melihat interaksi ayah dan si bungsu itu, ia teringat dulu Arkan suaminya jarang ada waktu untuk Tia, Ikhsan bahkan Asbi, sama sekali Arkan tidak pernah membantu tugas-tugas sekolah ketiga anaknya dan Rea bersyukur sejak Shabilla si bungsu lahir ke dunia ini, Arkan lebih ingin menghabiskan waktu bersama si bungsu bahkan sudah sangat ingin pensiun.

🙇

Sedangkan Leo dan Caleya kini sedang bermain bola membuat Rea geleng-geleng kepala melihatnya, jika Tia melihatnya maka Tia akan mengomeli Leo ini karena sudah mengajari anaknya bermain bola padahal jelas Caleya itu perempuan.

"Uncle YoYo tangkap," Caleya melempar bola pada Leo.

"Hap," Leo tertawa menangkap bola dari Caleya.

"Yo," panggil Rea.

Leo menoleh kemudian merangkul Caleya.

"Kamu ajak Raffa sama Amira main kesini, kasihan Leya kalau main sama kamu jadi tomboy nanti dia, Mama juga masak banyak biar Raffa yang habisin dia kan jago makan," Rea tersenyum.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang