17 - Keputusan Keluar Dari Rumah

35 10 2
                                    

Asbi mengemasi semua barang-barang nya membuat Ikhsan yang merupakan kakak kedua Asbi tentu saja bingung dengan kelakuan adiknya itu.

Asbi memang mempunyai rumah sendiri namun, bukan berarti pria bermata elang itu mengemasi seluruh barang-barangnya tanpa tersisa seolah tidak ingin kembali kerumah keluarga Awwalun lagi.

"Bi, ngapain sih?" Keluh Ikhsan.

Asbi menggeleng dan memasukkan seluruh barang-barangnya ke dalam koper.

"Bi, jangan kayak cewek ngambek gitu ah!" Kesal Ikhsan.

Asbi menghela napas panjang."Lo gak liat berita sore ini yang rame?"

Ikhsan tertawa."tentang si Leo yang ngaku anak Papa gitu? C'mon Bi, masa Lo percaya gitu aja?"

"Entahlah! Yang jelas gue muak." Asbi benar-benar kesal.

Rea sudah mengetahui berita yang terlanjur ramai itu namun, tidak membuatnya syok sama sekali seperti Asbi karena memang wanita itu sudah tahu dari suaminya sendiri sejak Leo masuk dalam geng blueblood.

"Bi," panggil Rea tersenyum.

"Mama gak sakit hati apa?" Kesal Asbi.

Rea menggeleng."Mama udah tahu kalau Leo adalah anak Papa kamu, bahkan sebelum Leo tahu siapa ayah kandungnya."

"Apa?" Asbi dan Ikhsan kaget.

"Mama harap, kalian bisa menerima Leo sebagai saudara kalian mulai detik ini. Leo akan tinggal disini bersama kalian mulai hari ini," Rea tersenyum.

Asbi mengunci kopernya."sampai kapanpun Leo bukan saudara aku, Ma."

Ikhsan menggeleng."saudara aku itu cuma kak Tia, Asbi dan Shabilla." Keluar dari kamar Asbi.

"Kamu berhak marah tapi, jangan sampai dendam sama Papa ya, sayang." Rea menepuk pundak anak ketiganya itu.

"Aku kecewa aja sama Papa, Ma." Asbi menunduk dalam.

"Mama siapin makan malam dulu ya," pamit Rea mengusap rambut putra nya itu dan kemudian keluar dari kamar Asbi.

"Fine, makan malam terakhir." Asbi tersenyum miris.

🙇

Arkan membawa Leo memasuki istana nya. Istana yang selama ini hanya ditempati keluarganya yang selalu tampak bahagia dan harmonis, kini akan menjadi istana bagi Leo juga.

Sejak Leo mengumumkan dirinya adalah bagian dari keluarga Awwalun membuat Arkan mau tak mau membawa Leo ke dalam istananya.

Tia adalah orang yang pertama kali menyambut kedatangan keduanya."oh jadi ini anak nya Papa dari istri pertama Papa itu? Kenapa baru muncul sekarang sih kenapa gak dari dulu aja?" Berkata sinis.

Ikhsan menuruni tangga kemudian menghampiri kakaknya itu."siapa sih yang gak pengen dengan nama belakang AWWALUN? Benar 'kan?"

Tia tersenyum sinis sambil memakan rotinya."gue lupa! Awwalun dengan kekuasaan nya, tapi, sejak dulu gue gak pengen dan gak berminat dengan perusahaan keluarga, cita-cita gue jadi perawat,"

"Sama. Gue juga gak berminat dengan perusahaan keluarga makanya Papa memperkenalkan Asbi sebagai ahli waris tunggal karena mengira anak dari istri pertama nya udah mati," sinis Ikhsan memandang Leo.

"Tia, Ikhsan! Leo adalah saudara kalian!" Tegas Arkan.

"Aku gak mau punya saudara kayak dia. Licik," sinis Tia.

Asbi menuruni tangga kemudian duduk dengan santainya di meja makan. "Siapa sih yang gak pengen jadi gue? Pewaris tunggal Awwalun group, kehidupan yang orang-orang lihat bahagia dan harmonis padahal jauh dari kata itu! Iya 'kan Pa?"

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang