55 - Jebakan Yang Salah Sasaran

14 4 1
                                    

Icha memberikan dokumen itu pada sang Mama membuat mata Shelly berbinar setelah melihat ada tanda tangan Arkan disana sebagai tanda persetujuan bahwa bersedianya Awwalun group menyuntikkan dana pada Haris grup.

"Anak pintar, kamu berhasil mendapatkan tanda tangan mertua kamu itu." Shelly mengusap kepala Icha.

"Puas Mama?" Kesal Icha.

"Mama akan lebih puas kalau Awwalun menyuntikkan dana sesuai permintaan kita," Shelly tersenyum.

"Ma, tapi, ini gak gratis Ma! Aku harus melakukan sesuatu untuk Papa Arkan! Apa Mama tahu permintaannya?" Kesal Icha.

"Ya, memang gak ada yang gratis Cha. Apalagi dia adalah Arkan Awwalun, paling dia minta kamu mengabdi untuk Awwalun seumur hidup kan? Yaudah gak papa yang penting dia gak tahu bahwa kamu ahli waris pertama Haris group," sahut Shelly santai.

"Papa Arkan tahu aku putri mahkota dari Haris group Ma!" Kesal Icha.

Shelly tampak berpikir. "Yaudah kalau dia minta pemutusan hubungan kamu dan Haris group kamu iyain aja, lagipula sebentar lagi kamu menyandang nyonya utama Awwalun, nanti Mama buatin surat pemutusan kamu dan Haris group tapi, itu pura-pura supaya Papa mertua kamu itu percaya bahwa kamu mengabdi di Awwalun,"

"Papa Arkan nyuruh aku putus sama Asbi, Mama puas?" Kesal Icha kemudian menaiki lantai dua kamarnya.

"Apa? Icha, Ichaaaaa," teriak Shelly kaget.

Shelly berkutat pada handphonenya. "Mas Arkan,"

🙇

Nay benar-benar heboh mencari cincin tunangannya, ia benar-benar lupa beberapa waktu lalu meletakkan cincin tunangannya itu dalam kantong ajaib boneka doraemon pemberian Asbi.

"Kemana ya cincin nya? Aduh, mampus Angga bisa marah nih?" Mengobrak-abrik isi kamarnya bahkan seluruh isi tasnya ia bongkar sampai akhirnya pada tas yang sering ia pakai berwarna putih.

Dua benda asing ikut keluar dari tas berwarna putih itu, sebuah lipstik dan gelang membuat Nay heran. "Sejak kapan gue punya lipstik modelan begini? Ini gelang juga mirip punya Icha sih," terlihat berpikir.

Nay kemudian memakai gelang itu di tangan kirinya. "Bagus," memperhatikannya seksama.

Nay kemudian mengambil lipstik itu dan meletakkannya di kantong ajaib doraemon miliknya. "Taroh sini aja dulu, aman kok."

Gadis berambut cokelat kemerahan itu mengemasi barang-barangnya kembali dan sambil berpikir dimana terakhir ia meletakkan cincinnya itu.

Pintu kamarnya terketuk membuat Nay mempersilahkan masuk ternyata Angga.

"Gimana cincin nya ketemu?" Tanya Angga.

Nay menggeleng pelan. "Gak, aku bingung udah cari kemana-mana tetap aja gak ada, padahal aku hanya lepas pas mau mandi doang dan pasti taroh di meja rias, gak ada di tempat lain,"

Angga berkacak pinggang. "Yaudah kalau udah hilang mau gimana lagi? Aku kebetulan udah pesan cincin yang sama dan nanti malam bisa kita ambil di toko sebelum acara di mulai,"

Nay tersenyum. "Seriusan? Makasih Angga, maaf ya aku udah ngilangin cincinnya."

"Sama-sama sayang, cincin itu hanya simbol yang penting cinta aku ke kamu gak akan pernah hilang," Angga tersenyum memeluk Nay.

"So sweet," Nay tersenyum lega.

🙇

Arkan melambaikan tangannya saat melihat Shelly memasuki restoran, Shelly pun segera menghampiri pria itu dan duduk berhadapan.

ASBIQUNAL 'Pelajaran Berharga' (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang