1. [HARI PERTAMA]

9.9K 814 17
                                        


Yuk vote...

Thypo bertebaran:)

Happy reading 💖

Suara langkah kaki turun dari lantai dua mengalihkan pandangan dua paruh baya dan lelaki muda yang sudah stand by di meja makan. Elyn melangkah turun dengan muka masam. Tentu akibat kejahilan Alaska, abangnya. Gadis cantik itu memakai kemeja putih dengan dasi kupu-kupu hitam dan rok span selutut disertai sepatu berhak 5 cm warna hitam dengan tas baby blue di punggung. Rambut cokelatnya ia kuncir kuda menambah kesan manis.

Hari ini adalah hari mulainya menjadi seorang mahasiswi disalah satu universitas elite di kota ini. Hari pertama dimulai dengan kegiatan ospek yang sudah menjadi persyaratan untuk menjadi mahasiswa dengan membentuk karakter dan pengenalan lingkungan kampus.

Elyn duduk disalah satu kursi berhadapan dengan dengan Alaska.

"Apa lihat-lihat, gue colok tuh mata" delik sinis Elyn saat Alaska tersenyum menyebalkan.

"ahahaha, cup cup cup kasian bontot jeleknya abang"Balas Alaska mulai memancing pentengkaran.

"Al jangan mulai lagi, ini masih pagi"Ucap nyonya Philip sambil menjewer telinga Alaska yang disebelahnya.

Elyn tersenyum penuh kemenangan, memang kedua saudara ini tak pernah akur dan saling menjahili namun dibalik itu mereka saling menyayangi.

"Aduh mah, ampun abang gak ngulang lagi" mohon Alaska sambil meringis. Lelaki 26 tahun itu memang sangat takut dengan nyonya Philip dibanding tuan Philip, papahnya. Jeweran dan cubitan mamahnya memang patut diancungi jempol, ia rela dihukum apapun asalkan jangan cubitan penuh cinta ala nyonya Philip.


Alaska menatap Carlos, papanya dengan tatapan memohon supaya membujuk mamahnya melepaskan jeweran itu.

"Lagi mah, kuatin lagi biar mampus udah tua juga masih ganggu adiknya, cepat nikah supaya papah dapat cucu, atau bilang aja kalau nggak ada yang mau" kompor tuan Philip.

Alaska melotot atas ucapan papahnya, bukanya membantu, papahnya malah menyemangati mamahnya dan mengungkit soal pernikahan apalagi menyebutnya gak laku. Wah papahnya memang memyebalkan.

"Abang bukan gak laku yah, cuman abang belum mendapatkan yang perfect aja, jaman sekarang nyari cewek itu harus teliti lagian abang masih muda"elak Alaska membela diri, ia mengelus kupingnya yang memerah.

Selena mendelik tajam sambil melipat tangan di dada memandang putra sulungnya.

"Alasan aja kamu,muda dari mananya umur kamu sudah mencapai seperempat abad lebih setahun yah, mamah dan papah ini udah tua, pengen gendong cucu kayak teman mamah, jangan cuman bisanya pacaran sama berkas kayak papah kamu, mending papah kamu dah nikah sama mamah, lah kamu? mau jadi perjaka tua,"cerocos Selena galak.

"mamah nyumpahin abang"rengek manja Alaska bergelayut dilengan mamahnya.

Tukk

Sendok melayang di kepala Alaska yang berasal dari tuan Carlos.

"apaan sih pah"delik Alaska.

"jangan peluk istri saya, sana cari istri sendiri"balas tuan Carlos.

"ck, inikan mamahnya abang, sana cari istri baru"ucap Alaska.

Pletak...

Selena menyentil kening Alaska sampai memerah.

"apa kamu bilang, kamu nyuruh papah nyari istri baru?!, awas aja juga jika nanti papah nyari yang baru, mamah potong punya papah"cerocos selena menatap Alaska dan suaminya bergantian.

"ya nggak mungkin mah"bela tuan Carlos.

Elyn menatap mereka malas, perutnya sudah berdemo dari tadi namun malah disuguhkan dengan drama family didepanya.

"Ini adek kapan bisa makan jika kalian nyerocos dari tadi, adek laper, huaaa"rengek Elyn dengan air muka memelas.

Mereka yang berdebat menatap Elyn yang sudah manyum. Tuan Carlos berdehem dan mulai memimpin mereka dalam doa, memang sudah aturan bagi keluarga ini diharuskan berdoa mengucap syukur terlebih dahulu sebelum makan.

Mereka menyantap makanan dengan damai seperti biasanya.

"Papah dan mamah akan pergi ke LA siang nanti, perusahaan di sana ada sedikit masalah"ucap tuan Carlos.

"Loh kenapa mamah harus ikut sih"ucap Elyn cemberut.

Nyonya Philip mengelap mulutnya dengan tisu lalu menatap sibungsu. Ia tahu putrinya ini tak mau ditinggal oleh mereka apalagi ada Alaska yang selalu mengganggunya.

"mamah harus ikut anak bontotnya mamah, kamu tau sendirikan kalau mata papah kalian itu jelalatan gak ingat umur, tenang cuman seminggu kok"ucap Selena lalu melirik sinis suaminya.

"loh kok papah yang kena, bilang aja nggak mau jauh dari papah"ucap Carlos.

"udah deh ini abang mau kerja, bontot bareng abangkan, cepetan mumpung gue lagi baik"ucap Alaska.

keluarga memang sering memanggil Elyn dengan sebutan bontot, walaupun Elyn menolak beberapa kali namun mereka tak menanggapi dan akhirnya ia pasrah saja.

"iya, mah pah adek berangkat"ucap Ely menyalim tangan paruh baya itu disusul Alaska.

"hati-hati jangan ngebut"peringat Selena.

"pulang bawa istri ya bang"pesan Carlos membuat Alaska mendengus.

"nanti abang bawa bencong jalanan untuk papah"balas teriak Alaska kesal berjalan ke garasi diikuti Elyn yang sudah ngakak keras dibelakang. Mobil bewarna navy itupun mulai menjauhi halaman mansion keluarga Philip.

Nathaelyn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang