Happy reading📖
Ben terus mendekap Elyn yang sedang memangkunya. Di sampingnya, Nathaniel memgemudi sesekali melirik interaksi antara keduanya. Ben dari tadi terus berceloteh ria sesekali ditanggapi Elyn.
"mom kenapa nggak pernah nemuin Ben sih, mommy nggak sayang ya sama Ben"ucap sedih bocah itu.
"shuttt, Ben nggak boleh ngomong gitu, mommy sayang kok sama Ben, mommy cuman mau ngetes Ben, seberapa kuat anaknya mommy. Dan mommy akui sekarang kalau Ben anak yang tangguh"ucap Elyn mulai melakoni peran menjadi mommy dari Ben.
Nathaniel tersenyum amat tipis bahkan tak terlihat.
"jadi mommy nggak akan ninggalin Ben kan?"ucap Ben memastikan.
"tentu dong"balas Elyn.
"yeayyy, Ben punya mommy"ucap girang Ben.
***
Nathaniel baru pertama kali melihat Ben sebahagia ini dan jujur hatinya menghangat.
Di sinilah mereka berada, di taman yang cukup ramai mengingat hari ini weekend. Nathaniel membuka tikar yang terlipat berukuran sedang di bawah pohon mapel. Sementara Elyn merapikan beberapa makanan ringan dan minuman yang disiapkan oleh nyonya Walls di atas tikar.
Mereka duduk dengan Ben ditengah-tengah. mereka tak tahu saja jika orang-orang menganggap mereka keluarga harmonis.
"Ben mau belajar sepeda nggak"tawar Nathaniel membuat Ben mengangguk semangat.
Nathaniel berjalan ke arah mobil membuka bagasi. Mengangkat sepeda berukuran mini bewerna biru.
"tadaaaa"ucap Nathaniel, Ben berlari menaiki sepeda dengan Nathaniel memegang supaya tak jatuh.
Elyn menatap keduanya yang mulai menjauh, sungguh ia tak menyangka dengan sikap Nathaniel yang begitu berubah drastis saat bersama Ben.
Dan ia heran kenapa harus ia yang ditunjuk untuk menjadi ibu bohongan, memang ada apa dan dimana orang tua Ben.
Bunyi ponsel mengejutkannya. Merogoh dan langsung terheran saat nama yang sudah lama ingin ia lupakan, Kenzo Roberto, mantannya.
Ia menghiraukannya sampai panggilan berhenti, namun untuk kedua kalinya lagi ponsel itu berbunyi. Dengan kesal, Elyn langsung menonaktifkan ponselnya.
"mommy!!!"
Elyn mengalihkan pandangannya ke depan dimana sepasang ayah dan anak itu menuju ke arahnya dengan Ben masih di atas sepeda dan Nathaniel memdorongnya dari belakang.
Elyn tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Ia ikut tertawa saat Ben membalas lambaiannya sambil tertawa kecil. Nathaniel terdiam hingga tak sadar bahwa pegangannya pada sepeda terlepas.
Senyum Elyn lenyap dengan tubuh kaku.
"Ben!!!!"teriaknya lantang.Brakk
"hiks...huaaaa"tangis Ben pecah menyadarkan Nathaniel.
Elyn langsung mengangkat bocah itu lalu menenangkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathaelyn [END]
Teen FictionEntah merasa sial atau sebaliknya, Elyn harus berhadapan terus-menerus dengan Nathaniel, senior di kampusnya yang begitu menyebalkan di matanya, setelah adanya pertemuan pertama yang begitu disesali gadis itu.