51.[PERTEMUAN]

2.3K 237 0
                                    

Happy reading 📖

Darren menarik satu koper sedang sambil mengikuti Nathaniel yang berjalan mantap di depannya memasuki bandara. Beberapa pasang mata menatapnya memuja. Tubuh tinggi tegap dengan wajah di atas rata-rata yang masih memasang wajah tak berekspresi membuat kesan cool tersendiri.

Pakaian santai dengan baju kaos hitam dilapisi jaket kulit marron dan celana jeans robek-robek di bagian lutut. Sepatu converse putih dan kecamata hitam bergelantung di kerah bajunya. Benar-benar sempurna.

Sebuah jet berlambang Walls group sudah stand by di lapangan luas. Nathaniel masuk lalu duduk dengan santai sambil menatap ke luar jendela.

Tangannya refleks memegang lehernya mencari benda kesayanganmya yang biasanya menggantung di sana.

"DARREN!"

Darren yang sedang meminum air di dapur kecil belakang tersedak. Asistennya itu langsung berlari menemui Nathaniel yang seperti orang sedang kesurupan.

"iya tuan"jawab Darren sambil mengatur napas.

"KALUNGKU MANA DARREN?!"ucap frustasi Nathaniel sambil mencari ke sembarang arah.

"kalung yang mana tuan?"tanya Darren.

"MEMANGNYA KALUNGKU ADA BERAPA DARREN?! CEPAT CARI!!!"ucap Nathaniel kesal membuat Darren menutup mata saat mendapat semburan dari atasannya.

Darren segera menggeledah koper yang tadi ia bawa yang berisi barang pribadi tuannya yang temperamen itu.

"tidak ada tuan, dimana terakhir kali tuan melihatnya"ucap Darren.

Nathaniel mengacak rambutnya frustasi.

"cepat arahkan anak buahku untuk mencarinya bodoh!!!"cerocos Nathaniel panik.

"tapi tuan sebentar lagi kita akan lepas landas"ucap Darren.

"SAYA BOSNYA SAYA YANG MENGATUR!!!"ucap tajam Nathaniel membuat Darren ekstra tahan banting.

"begini saja tuan, apakah semalam kalung itu belum tertinggal di mansion?"ucap Darren sesopan mungkin agar meredakan kehawatiran atasannya. Nathaniel kembali mengingat kejadian semalam hingga ia langsung menelpon sang bunda.

"Bun, kalung Nathaniel belum hilang di atas meja kan? Tadi malam Nathaniel nggak sengaja tinggalkan di sana? Masih ada kan bun? Aku suruh Darren untuk mengambilnya sekarang"ucap Nathaniel langsung saat panggilan baru saja tersambung.

"anak durhaka! Bukannya salam duluan atau nanyain bunda malah nanyain kalung! Kalung yang mana sih nak? Tadi pagi bunda temuin kalung titanium berbandol cincin di bangku halaman samping bukan di atas meja"ucap Sophie di seberang sana.

"baik bun Darren segera ke sana"ucap Nathaniel.

"memangnya kamu belum take off sayang?"tanya Sophie.

"maunya sih sekarang bun tapi ditunda sebentar saja untuk menjemput kalung itu"ucap Nathaniel langsung memutuskan panggilan setelah memberi salam pada sang bunda.

"tunggu apa lagi? Saya tunggu tiga puluh menit"ucap Nathaniel pada Darren yang masih berdiri. Lelaki yang seumuran dengan bosnya itu menunduk sebelum keluar dari jet dengan kaki seribu untuk mengejar waktu sebelum atasannya akan mengamuk jika telat sedetikpun.

Nathaelyn [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang