Happy reading 📖
Elyn menatap pintu gerbang dengan mata berbinar. Michael juga ikut tersenyum menatap Elyn di sampingnya. Cowok itu menggenggam tangan Elyn membawanya masuk, Nathaniel yang menatap kedua tangan itu panas sendiri di tempatnya, dengan cepat ia lewat di tengah-tengah mereka membuat tangan itu terlepas satu sama lain. Michael menatap Nathaniel yang berjalan santai di depan pandangan bingung, ada apa dengan cowok ini?, pikirnya.
"kak Nat tunggu Willna"ucap Willna mengejar Nathaniel.Elyn memutar bola mata malas, ia hampir lupa jika makhluk yang satu ini juga ikut karena memasang wajah menyedihkan di hadapan Nathaniel. Kalau Ben, bocah itu tidak mau ikut karena asik bermain dengan Alaska sambil menghabiskan cemilan yang tadi mereka beli.
"kita mau mencoba yang mana?"tanya Michael.
"bianglala"ucap Elyn berbinar sambil menunjuk wahana raksasa itu.
"hayukkk gasss"ucap Michael menarik tangan Elyn menuju tempat antrian.
Nathaniel mendengus dengan rahang mengeras dan segera menyusul kedua orang itu tanpa menghiraukan Willna.
"loh kak, katanya kita main roal coaster di sana"ucap Willna.
"nggak jadi"ucap Nathaniel membuat Willna mau tak mau mengikuti langkah cowok tegap itu.
Elyn menunggu Michael yang sedang memberikan karcis yang katanya hasil dari menang undrian kepada petugas.
"yuk naik"ucap Michael kepada Elyn, petugas membuka pintu yang khusus untuk dua orang, setelah Elyn naik Michael mulai melangkah namun sayangnya Nathaniel langsung menerobos masuk memberi uang kepada Michael.
"weh lo mau ngapain, ini tempat gue dengan Elyn"ucap Michael tak terima
"noh uang beli karcis sendiri bareng Willna"ucap Nathaniel menutup pintu bianglala lalu duduk di hadapan Elyn yang menatapnya tajam.
"lo apa-apaan sih? sana, gue mau duduk sama Michael"ucap Elyn ingin turun namun Michael menarik tangan cewek itu dengan sekali sentakan membuat Elyn oleng dan terjatuh duduk di pangkuan Nathaniel. Elyn melotot berniat untuk berdiri namun tangan Nathaniel lebih dulu melingkar indah di perutnya memeluknya dari belakang.
Wahana itu mulai bergerak naik, dagu Nathaniel ia letakkan di bahu Elyn membuat napas hangatnya menyapu lembut di leher jejang nan putih milik Elyn.
Sedangkan Elyn terdiam kaku masih menyaring apa yang baru saja terjadi padanya. Nathaniel menggigit pelan bahu gadis itu membuat Elyn meringis lalu dengan sekuat tenaga menyikut Nathaniel membuat cowok itu meringis melemahkan pelukannya, Elyn langsung berdiri dan menendang alat privasi milik Nathaniel membuat cowok itu berteriak kesakitan sambil memegang miliknya.
"cowok mesum gila!"galak Elyn menatap tajam Nathaniel lalu duduk lebih jauh pada cowok itu.
"aaarrrggghhh, lo mau bunuh gue, untung masa depan gue nggak hancur"delik Michael.
"makanya jangan nyari kesempatan, gue pites juga yah lo, gara-gara lo gue nggak bisa bareng Michael"ucap Elyn.
"gue nggak suka yah lo dekat-dekat cowok itu"ucap Nathaniel dengan wajah mengeras.
"idih situ siapa? Lo nggak usah ngatur gue yah, kemarin-kemarin lo larang gue dekat Lay sekarang Michael, mau lo apasih sebenarnya?"ucap Elyn marah sudah tal bisa menahan diri pada cowok menyebalkan yang suka mengaturnya.
"mau gue?"tanya Nathaniel memdekat lalu mengurung Elyn dengan kedua tangan di sisi kanan kiri samping kepala Elyn.
Elyn terdiam kaku saat mata tajam tadi berubah lembut menatapnya dalam membuat ia terhipnotis untuk tetap bersitatap.
"gue nggak suka lo dekat cowok manapun. Gue cemburu, puas. Gue suka sama lo ah ralat gue cinta, gue udah jatuh hati entah sejak kapan dan yang gue mau lo bisa ngertiin gue yang selalu panas saat lo berinteraksi sama cowok lain"ucap Nathaniel dengan ekspresi serius.
Elyn tak bergerak sedikitpun, ia shock berat dengan perkataan Nathaniel. Ia menatap mata teduh itu mencari suatu kebohongan di sana namun nihil, yang ia lihat hanya keseriusan dan ketulusan di sana.
Cup
Elyn terdiam saat benda hangat dan lembut itu menempel di pipinya, sesuatu yang aneh menjalar di seluruh tubuhnya bagai aliran listrik.
Rasa panas membuat pipinya memerah hanya karena kelakuan Nathaniel yang menciumnya tanpa izin.Cowok itu menjauhkan wajahnya lalu berlalu turun dari wahana saat bianglala tersebut telah berhenti dengan meninggalkan Elyn yang masih mematung, sungguh hari ini adalah hari yang mengejutkan.
***
"hoyyy"
Elyn hampir saja mengabsen nama penghuni kebun binatang saat seseorang sacara tiba-tiba mengejutkannya dari belakang.
"hayokk ngaku lagi mikirin apa"ucap Lay sang pengganggu yang ikut duduk di samping Elyn di tribun tempat latihan basket yang sepi.
"mikirin bagaimana supaya gue bisa mematahkan setiap inci tubuh kerempeng lo"delik ketus Elyn membuat Lay bukannya marah malah ketawa.
"wehh, dosa lo bunuh teman yang gantengnya nggak ketulungan"songong Lay.
"percaya diri sekali anda"balas Elyn.
"ya gue memang percaya diri karena gue tuh tau gue itu perfect banget yekan. By the way si lidi berjalan sama si susu beruang mana? Tumben banget nggak nongol"ucap Lay.
Elyn menoyor kepala Lay.
"enak benar ya kasih nama orang sembarangan. Thania tuh lagi nggak ada kelas hari ini sementara curut satu kelasnya sore nanti, lo ngapain di sini?"tanya Elyn."ya ngehampiri lo lah oon, gimana sih."kesal Lay menoyor juga kepala cewek itu.
"wah kok lo nyebelin sih? Sana lo, pulang ke habitat lo"ucap Elyn kesal sambil mengelus jidatnya.
"weh, jadi ceritanya ngusir nih"ucap Lay.
"ya ialah emang lo nggak ada kelas nih?"ucap malas Elyn.
Lay menepuk jidatnya lalu menatap jam tang hitam di pergelangan tangannya.
"eh buset gue telat, apalagi dosennya killer banget lagi, matilah gue. El gue pergi dulu nanti ceritanya, pasti gue dengerin kok, bye"ucap Lay langsung berlari kesetanan menuju ruang kelasnya.
Elyn hanya menggelengkan kepala lalu kembali melamun. Ia masih memikirkan kejadian dua minggu lalu. Selama ini ia merasa Nathaniel selalu menjauhinya. Setiap berpapasan di kampus ia akan bersikap tak mengenal, ia seakan melupakan kejadian waktu itu. Elyn kembali berpikir tentang perkataan cowok itu, ia merasa cowok itu hanya mempermainkannya, membuat ia yang dilanda pikiran buruk tentang benar tidaknya perasaan Nathaniel.
Elyn kecewa saat cowok itu bahkan tidak mau memperjelas hubungan mereka, tapi ia sudah mengambil langkah untuk tetap biasa saja dan berusaha untuk tidak membawa perasaan yang nantinya akan menjatuhkannya di kemudian hari.
***
Nathaniel menggulingkan tubuhnya ke sana ke mari di atas ranjang milik Daniell yang berada di apatermen milik cowok playboy yang sayangnya ganteng, mereka langsung datang ke sana saat kelas mereka selesai, ketiga cowok itu memang mengambil jurusan yang sama, fakultas manajemen bisnis.
Rakan yang sedang main game dan Daniell yang asik mengscroll sosmed para gebetannya, menatap Nathaniel yang uring-uringan. Mereka bingung karena tak biasanya cowok satu ini mengeluarkan sikap yang terbilang jarang bahkan hampir tak pernah.
"napa lo, kayak orang lagi fall in love aja"ucap Daniell kembali sibuk pada dunianya.
"emang"gumam Nathaniel pelan namun masih bisa di dengar keduanya.
Rakan menjatuhkan ponselnya tak peduli ia kalah sedangkan Daniell melongo pongah seperti orang bodoh.
Mereka serempak menuju ke Nathaniel yang sedang memejamkan mata.
"apa lo bilang, coba gue mau dengar sekali lagi"ucap Rakan.
"apanya"ucap Nathanil singkat kembali pada mode dinginnya.
"yang terakhir kali tadi"gemas Daniell ingin menabok kepala sahabatnya itu.
"gue nggak ngomong apa-apa"ucap Nathaniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nathaelyn [END]
Teen FictionEntah merasa sial atau sebaliknya, Elyn harus berhadapan terus-menerus dengan Nathaniel, senior di kampusnya yang begitu menyebalkan di matanya, setelah adanya pertemuan pertama yang begitu disesali gadis itu.