FATED 21 : The Savior

4.3K 321 21
                                    

••• Happy Reading •••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••• Happy Reading •••

Romeo sedang dalam perjalanan menuju tempat dimana Kinan dan Agam berada. Sambil fokus menyetir, tatapan Romeo sesekali melirik ke layar ponselnya, memperhatikan titik koordinat GPS yang menunjukkan keberadaan Kinan.

Tak berselang lama, Romeo pun tiba. Ia di sambut oleh dua orang pria berpakaian seperti preman yang tak lain merupakan orang suruhan Edo yang sudah lebih dulu tiba di sana untuk menemaninya.

Romeo terkejut saat tahu bahwa tempatnya berpijak saat ini merupakan hotel kelas melati. Bangunan dua lantai yang terdapat sekitar sepuluh sampai lima belasan kamar tersebut ternyata merupakan hotel. Seumur hidupnya ia baru tahu ada hotel sejenis ini. Tempatnya agak kumuh seperti tidak terawat.

Romeo yakin Agam dan Kinan berada di hotel ini setelah melihat mobil Mercedes Benz e-class berwarna putih gading yang biasa digunakan Agam terparkir di halaman depan.

Romeo tersenyum kecut. Apa jangan-jangan Kinan dan Agam memang sering menginap di hotel seperti ini? Apa Kinan memang wanita sejenis itu, yang jika sudah menjalin hubungan dengan pria ujung-ujungnya akan berakhir di hotel?

***

Dengan berderai air mata dan tubuh bergetar hebat karena takut, Kinan terus mencoba memberikan perlawanan pada Agam yang kini tengah asyik mencumbu wajahnya, lehernya hingga ke dadanya bahkan tak segan-segan Agam meninggalkan jejak kepemilikannya.

Tanpa henti Kinan merapalkan doa dalam hati, berharap ada seseorang yang akan menolongnya meski hal tersebut mustahil terjadi. Di Jakarta ia hanya seorang diri jadi siapa yang akan menolongnya dan peduli padanya?

"Jangan gini Agam. Kita bisa bicarain ini baik-baik mengenai apa yang kamu—"

"Rileks Kinan dan coba nikmati apa yang aku lakukan," ucap Agam yang sudah berhasil mengunci pergerakan tubuh Kinan yang berada tepat di bawah kungkungan tubuhnya. Posisi tersebut sangat menguntungkan bagi Agam.

Saat Agam akan mencium bibir Kinan, Kinan memalingkan wajahnya ke sembarang arah membuat Agam kesal.

Agam pun meremas kedua dada Kinan dengan kasar. Ia marah karena Kinan terus memberikan perlawanan padanya. Apa susahnya tinggal menuruti apa yang ia inginkan dan menikmatinya saja?

Kinan berlinang air mata. Ia tak menyangka pertama kalinya ia datang ke Ibu kota untuk tujuan mulia, yakni untuk bekerja tapi dua kali sudah ia dilecehkan seperti ini. Pertama oleh Romeo dan kini, Agam.

Kinan menangisi nasib hidupnya. Andai saja ia menuruti apa yang Ibunya katakan, mungkin ia tidak akan pernah bertemu dengan Romeo dan Agam, kedua pria berotak mesum yang sama-sama merendahkan harga dirinya.

Semakin Kinan melawan Agam merasa tertantang. Batas kesabarannya sudah habis karena Kinan terus memberikan perlawanan dan terkesan mengulur-ulur waktu. Agam bersumpah akan memperlakukan Kinan secara kasar di atas ranjang. Sudah cukup rasanya ia bersikap lembut pada Kinan yang terus-menerus sok jual mahal.

FATED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang