FATED 7 : Secercah harapan

5.7K 398 16
                                    

••• Happy Reading •••

"Lain kali jangan pernah melakukan kesalahan lagi terlebih saat ada tamu penting seperti semalam ya meskipun putraku bilang itu bukan salahmu," ucap Grace seraya bangkit dari duduknya. Ia menyudahi sarapan paginya.

"Sekarang bangun dan rapikan meja makan." Grace memberikan perintah penuh ketegasan pada Kinan.

"Baik Nyonya," jawab Kinan kemudian bangkit berdiri. Kinan sudah melakukan apa yang Madam Anna perintahkan, berlutut di hadapan Grace dan kembali meminta maaf padanya atas insiden semalam.

"Apa harus dibesar-besarkan seperti ini hanya karena gelas pecah?"

Grace, Kinan dan dua pelayan lainnya yang tengah membereskan meja makan pun menoleh ke sumber suara.

Sejak Kinan berlutut dan meminta maaf pada Grace, Romeo sudah berdiri di sana dan menyaksikan semuanya. Menurut Romeo, Mamanya itu terlalu berlebihan hanya karena gelas pecah.

"Sayang, Mama pikir kamu sudah berangkat dan tidak sarapan di rumah." Grace menghampiri putranya, mendaratkan kecupan di pipinya.

"Aku berubah pikiran. Aku akan berangkat ke kantor setelah sarapan," jawab Romeo. Ia curi-curi pandang menoleh ke arah Kinan yang tengah membereskan meja makan.

"Ahh jadi kamu mau sarapan dulu."

Romeo berdehem sebagai jawaban. Masih ada waktu baginya untuk sarapan terlebih dahulu.

Grace pun memerintahkan ketiga pelayan yang ada di sana untuk jangan merapikan meja makan karena putranya akan sarapan.

"Tapi Mama nggak bisa nemenin kamu. Mama sudah ada janji ketemu klien."

Romeo mengangguk mengerti. Mamanya memang wanita karir yang super sibuk. "Papa sama Oliv udah berangkat?"

"Ya, Papa sudah berangkat dari setengah jam yang lalu. Olivia juga ada urusan di luar," jelas Grace.

Grace melirik jam di pergelangan tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. "Sayang kalau gitu Mama berangkat dulu, nikmati sarapannya." Lagi, Grace mendaratkan kecupan sayang di pipi Romeo.

***

Kinan memilin-milin ujung roknya. Ia gugup, takut, canggung dan juga malu bercampur jadi satu kala berhadapan lagi dengan pria yang sudah melecehkan harga dirinya.

Jujur... jika Kinan melihat Romeo maka kejadian semalam secara otomatis kembali berputar diingatannya tanpa bisa dicegah. Kinan rasa sampai pun ia tak akan pernah bisa melupakannya.

Kini di meja makan hanya ada Kinan dan Romeo saja karena Romeo sudah memerintahkan dua pelayan lainnya untuk pergi meninggalkan mereka. Tugas Kinan membersihkan kamar seperti biasanya sudah digantikan oleh pelayan lain karena pagi ini Romeo bangun agak siang.

Kinan yang berdiri tepat disebelah Romeo hanya diam dan menundukkan kepalanya dalam-dalam enggan bersitatap dengan mata biru dengan tatapan tajam menusuk.

Tanpa Kinan sadari, Romeo memperhatikan gerak gerik Kinan dalam diam. Romeo mencari tahu selain wajah apakah ada kemiripan lain antara Kinan dan Vania-nya.

"Bisa tuangkan teh nya lagi?" tanya Romeo pada Kinan. Tugas pelayan yang menemaninya sarapan adalah untuk membantunya jika membutuhkan apapun termasuk untuk sekedar menuangkan minuman untuknya.

"Ya... bi-sa Tuan," jawab Kinan terbata seraya menuangkan poci berisi teh Chrysanthemum ke dalam gelas di hadapan Romeo. Karena Kinan gugup dan kurang berhati-hati, penutup poci itu pun terlepas dan tanpa bisa dihindari tangan kanan Kinan terkena tumpahan air teh yang masih panas.

FATED [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang